Mantan Tapi Menikah

24

Sementara di tempat lain. Tampak Elma duduk bersebelahan dengan ibunya. Mereka berbisik tentang pernikahan Marvel dan Celine. Pernikahan yang tidak mereka harapkan itu menjadi mimpi buruk bagi Nyonya Cloe, sebab jika sampai Celine melahirkan seorang anak laki-laki, maka kedudukan Marvel akan semakin tinggi dan lebih berkuasa dari sekarang.

Elma tidak menyangka kalau usahanya selama ini menggagalkan pernikahan Marvel dan Celine tidak membuahkan hasil, kini Celine yang sangat ia benci itu sudah resmi menjadi kakak iparnya. Elma tidak tahu mau ditaruh di mana wajahnya jika teman-temannya tau kalau Marvel yang mereka gilai malah menikah dengan Celine wanita yang tidak lebih kaya dari mereka. Tapi, sebenarnya pernikahan mereka ada untungnya juga, karena selama Celine menjadi istri Marvel dia tidak pernah keluar rumah dan bisa dipastikan kalau Celine tidak pernah bertemu dengan Natan.

"Apa mungkin Celine dan kak Marvel sudah menjadi pasangan suami istri yang sungguhan? Apa saja yang mereka lakukan di kamar sampai jam segini?" tanya Elma sambil melirik nenek yang duduk dan menunduk dalam diam. Nenek paling tidak suka kalau Celine diusik di rumah ini. Itu sebabnya Elma takut nenek mendengar perkataannya.

"Apa maksudmu, Elma? Kau tau 'kan dari awal Marvel tidak mengingatkan pernikahan ini, jadi tidak mungkin Marvel menyentuh Celine."

"Tapi, Ibu lihat kan. Setelah mereka resmi menikah kak Marvel tidak pernah memarahi Celine, bahkan selalu bicara lembut padanya."

"Bodoh." Nyonya Cloe memukul paha Elma membuat putrinya itu mengaduh kesakitan. "Marvel hanya pura-pura baik, dia tidak mungkin bisa mencintai wanita itu. Apa kau sudah lupa kenapa dulu Marvel sangat membenci Celine? Kau 'kan yang sudah menyuruh Daisy mengarang cerita?"

"Astaga, aku hampir lupa." Elma lantas langsung menutup mulut rapat-rapat. Semoga saja Daisy bisa menjaga rahasia ini selamanya, jika tidak mungkin Marvel akan mengirimnya ke tempat yang terpencil.

"Selamat pagi, nenek. Pagi semua," sapa Celine kepada semua orang. Nenek yang banyak menghabiskan hari-harinya di kursi roda itu tersenyum mendapatkan ciuman di kedua pipinya. Mencium pipi nenek sudah menjadi kebiasaan Celine setiap pagi.

Elma dan ibunya-Cloe- merotasikan bola mata jengah melihat Celine.

"Kau semakin terlihat tampan dan rapi, Marvel. Semua pasti karena istrimu pandai merawatmu 'kan?" goda Nenek ketika Celine menyiapkan makanan untuk Marvel.

"Tentu, ternyata semua yang nenek katakan tentang Celine selama ini memang benar. Aku sangat beruntung memiliki istri seperti Celine." Sudut bibir Marvel sedikit terangkat hampir membentuk senyuman, namun hanya ia sendiri yang tahu apa arti senyuman itu. Matanya terus memindai kegiatan Celine sampai sepiring nasi tersaji di depannya.

"Terima kasih." Marvel mengelus punggung tangan Celine, sepertinya Celine agak terkesiap dengan apa yang dilakukan Marvel, sebab wanita itu terdiam menatapnya.

'Sebenarnya apa yang kau rencanakan? Kenapa aku tidak merasakan ketulusan darimu? Kenapa sampai sekarang aku masih meragukanmu? Tidak, Marvel. Kau tidak mungkin berubah secepat ini. Kau pasti sedang merencanakan sesuatu. Ya, aku tidak akan luluh seperti yang kau inginkan,' batin Celine.

"Uhuk-uhuk!" Elma dan Nyonya Cloe terbatuk bersamaan, mereka terkejut mendengar Marvel berterima kasih kepada Celine. Apa lagi Marvel mulai berani mengumbar kemesraan di depan keluarga seperti sekarang.

Marvel menghenduskan tatapan tajam membuat kedua wanita itu langsung menunduk.

Celine langsung menarik tangannya dan duduk di samping nenek, ia mengambil mangkuk makanan berisi sup kesukaan Nenek. "Biar aku yang menyuapi Nenek. Nenek harus makan banyak supaya tidak gampang sakit."

Celine fokus dengan makanan di tangan, tapi sudut matanya menangkap Marvel masih melihatnya. Ntah apa yang ada di kepala Marvel saat ini, yang pasti Celine berusaha untuk waspada.

"Semenjak kehadiranmu di rumah ini, nenek bersemangat dan berharap bisa hidup lebih lama lagi, nenek tidak sabar ingin menimang anak kalian."

"Anak? Nenek bicara apa?" Celine bahkan belum berencana memiliki anak saat ini, tapi nenek malah membahas masalah anak. Celine dan Marvel hanya akan menikah selama satu tahun saja, meskipun saat ini Marvel sudah mengatakan cinta padanya, tapi mereka belum membahas tentang perjanjian itu lagi.

"Nenek tenang saja, sebentar lagi akan hadir tangisan bayi di rumah ini." Ucapan Marvel membuat semua orang tercengang mendengarnya.

Nenek tertawa riang. "Apa kalian sudah berencana pergi bulan madu? Kalau gitu sebaiknya pergilah dan bawa berita baik untukku."

"Tidak, Nek ... tidak ada bulan madu," jawab Celine cepat.

"Bukan tidak, tapi belum. Kami memang belum merencanakan pergi bulan madu, karena kami belum menentukan tempat mana yang akan jadikan untuk menciptakan moment yang dikenang untuk seumur hidup," sambung Marvel sambil menaikkan sebelah alisnya.