NovelToon NovelToon
CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

CINTAKU SEPERTI JEMBATAN GARAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nelki

- 𝗨𝗽𝗱𝗮𝘁𝗲 𝗦𝗲𝘁𝗶𝗮𝗽 𝗛𝗮𝗿𝗶 -

Ria merupakan seorang mahasiswi yang dulunya pernah memiliki kedekatan dengan seorang pria bernama Ryan di dunia maya. Hubungan mereka awalnya mulus dan baik-baik saja, tapi tanpa ada tanda-tanda keretakan berakhir dengan menghilang satu sama lain. Sampai Ryan menghubungi kembali dan ingin memulai hubungan yang nyata.
Akankah Ria menerima atau menolaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nelki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baikan Rasa Kencan 4

Tujuan Ryan yang selanjutnya adalah gedung bioskop. Ini rasanya kaya lagi merealisasikan percakapannya dulu satu persatu. Apa aku cuma berhalusinasi aja? Dulu dia pernah ngajakin nonton ke bioskop sih soalnya seru kata dia. Nah kebetulan aku ga pernah jadi bilang ga suka. Akhirnya selama di kota ga ada yang ngajak malah dia duluan.

Anehnya dia cukup santai di sana beli cemilan dan minuman. Karena ini baru pertama kali buatku jadi aku cuma bisa mengekor di belakangnya. Ryan yang sudah selesai persiapan amunisi untuk nonton mengajak ke tempat film ditayangkan.

"Kamu dah beli tiket?" tanyaku.

"Udah kok, tenang aja ada di sini," katanya sambil menunjukkan ponsel.

"Filmnya genre apa?"

"Ada deh kamu pasti suka apa yang aku suka."

Setelah memasuki ruangan, kami memilih tempat duduk sesuai yang tertera di tiket. Tempatnya di barisan tengah dan bersebelahan. Entah dia mulai jam berapa buat beli tiketnya untuk dapetin posisi ini. Orang-orang mulai berdatangan memenuhi kursi penonton.

"Tunggu ya benar lagi mulai kok. Lima menit lagi," kata Ryan yang menatapku.

Aku hanya menganggukkan kepala sambil menikmati popcorn. Aku tau dia ingin mengingatkan mengenai amunisi yang sudah ku makan setengahnya sebelum film dimulai. Dia menatapku dengan serius.

"Kalo kurang, makan aja punyaku nanti yah!"

Ryan mengusap puncak kepalaku. Aku langsung menghindar setelah sekali usapan. Aku mendelik ke arahnya dan berkata, "Jangan usap-usap kepalaku!"

"Iya maaf, habisnya ga tahan."

"Siapa yang bakal tahan sama si tukang makan ini. Kalo makan kaya ga bisa berenti, tapi aneh badannya kaya ga nambah lemak sama sekali," batin Ryan dalam hatinya merasa gemas ingin memainkan wajahku.

Film pun mulai diputar dengan opening yang cukup menarik. Kenapa genre science fiction? Aku memang lumayan suka sih.

"The Space Between Us," kataku meliriknya meski lampu dimatikan.

Ryan yang disebelahku mendengarkan dan melihatku meski pencahayaannya kurang.

"Iya suka ga?"

"Aku pernah nonton di TV sih."

"Ah... tau gitu aku ga pilih film ini. Sayang banget."

"Gapapa nikmatin aja. Kamu pilih ini pasti karena ada romansanya juga kan."

"Yah... ketauan. Ga jadi kejutan dong,"

Aku dan Ryan menikmati film ini sampai selesai. Ketika film selesai lampu menyala kembali. Kami membawa keluar sampah dari ruangan untuk di buang di tempat sampah. Ryan sedikit kecewa karena tidak bisa bikin aku terkejut. Padahal tadi mataku berair pas momen sedih untung dia ga tau. Bisa-bisa modus ngusap air mata.

"Kita pulang nih?" tanya Ryan yang masih tak mau berpisah.

"Iya," kataku sambil berjalan mendahului.

"Eh aku anter aja yah!" bujuknya.

Oh ya aku lupa belum menghubungi Fina. Sebelum aku sempat mengambil ponsel di tas, dia menahan tanganku.

"Udah aku anter aja ga papa," katanya sambil menggandengku pergi ke parkiran.

Aku membuka ponsel untuk navigasi tempat kostku. Mobil mulai melaju ke tempat tujuan. Ternyata lumayan jaraknya. Di kiri-kanan jalan banyak gerobak makanan yang aromanya menembus sela-sela mobil. Perutku tergoda oleh hal itu. Ryan yang menyadarinya bertanya dengan lembut, "Kamu mau?" Aku mengangguk dengan tatapan memohon.

"Mau yang mana?"

"Martabak telur sama yang manis," kataku sambil menatap ke luar.

"Oke."

Ryan yang melihat gerobak martabak segera berhenti untuk membelinya. Dia turun dari mobil lebih dulu.

"Kamu ga usah turun. Aku aja yang beli."

Aku hanya menurutinya saja. Kurang lebih seperempat jam aku menunggu akhirnya dia kembali juga. Aroma martabak memenuhi mobilnya. Aku sudah tak sabar memakannya. Ada yang aneh dia beli masing-masing jenis dua porsi.

"Banyak banget. Buat siapa aja?"

"Kamu aja kalo sisanya buat oleh-oleh temenmu aja. Ini aku traktir ga usah bayar."

"Siapa bilang aku mau bayar, orang aku mau makan."

Ryan melihatku membuka kotak martabak telurnya dan menikmati dengan perasaan puas. Dia fokus mengendarai mobilnya. Aku menyodorkan satu potong martabak telur itu ke mulutnya. Awalnya dia sedikit terkejut, tapi langsung melahapnya.

"Enak?" tanyaku.

"Iya, iya, enak banget manis."

"Manis? Ini martabak telor loh."

"Maksudku gurih. Gurih kok."

"Hampir aja kelepasan bilang yang manis itu tingkahnya barusan," batin Ryan.

Kami tak memiliki obrolan lanjutan. Hanya aku yang sibuk memakan kotak martabak ke dua martabak manis. Umm... cukup happy dengan makanan. Ryan yang melirikku, menggelengkan kepala. Tak habis pikir cewek di sampingnya makan terus. Tiba-tiba dia mendapat aksi suapan lagi dariku. Dia agak ragu kali ini mungkin karena ga suka yang variasi ini, terlalu manis untuk para cowok.

Sebelum aku menarik tanganku, dia mencekalnya dengan satu tangannya dan melahap potongan martabak manis. Lalu, kembali menyetir. Aku masih mematung melihat ekspresi dia saat memakannya.

"Itu manis banget. Kamu suka?"

"Iya manis banget dan bikin enek, tapi apapun yang kamu kasih pasti akhirnya enak," gombal Ryan.

Aku segera memakan habis martabak itu. Huh... kenyang sekali ga perlu makan malem kalo gini mah. Sisa dua kotak untuk Fina.

"Kamu makan banyak kok ga gendut," celetuk Ryan tiba-tiba.

"Emang udah perawakannya kaya gini mau gimana lagi."

"Kalo misalnya aku beneran gendut nih. Kira-kira kamu bakal berenti ngejar ga?" tanyaku.

"Enggaklah jangan harap kabur dari aku ya. Mau kamu kurus ato gemuk selama itu kamu aku bakal terima," balasannya.

"Ih... masa sih. Misal mantan kamu dateng ngajak balikan gitu selama itu dia kamu bakal terima?" tanyaku menyindir.

"Udah ga usah bahas mantanku lagi. Sekarang dia dah nikah, punya anak juga. Jadi ga bakalan balik lagi," katanya menenangkan.

...****************...

Sampai di depan kost, aku turun dari mobil Ryan sambil menenteng martabak. Aku langsung berbalik menuju arah kost tanpa menoleh ke arahnya.

"Sstt... sstt... "

Suara Ryan membuat diriku berhenti dan berbalik. Terlihat dia tersenyum sambil melambaikan tangannya sebelum pergi. Dia berkata dengan nada rendah, tapi masih terdengar olehku di jarak itu. "Sampai ketemu lagi." Aku dengan malas membalas lambaian tangannya. Karena kalau tidak dia ga akan pulang.

Fina yang mendengar suara mobil berhenti, diam-diam mengintip dari balik tirai. Saat aku sudah dekat dengan pintu, dia membukanya. Aku terkejut, tapi langsung mengendalikan diri.

"Apa sih Fin? Ngagetin aja," kataku.

"Ayo, ayo masuk dulu bicara di dalem aja!"

Aku masuk ke dalam dan duduk di kursi. Ku letakkan dua kotak martabak di meja. Aku menyuruh Fina menikmatinya. Dia langsung bergegas membongkar kotak itu dan memakannya. Dia terlihat senang.

"Ini pasti dibeliin kan?" tebak Fina.

"Iya Fin. Siapa suruh dia bikin aku marah? Terus dia juga ga protes soal hukumnya."

"Bagus tuh."

Fina memperhatikan gelang di tanganku. Padahal pagi saat mengantarku itu belum ada. Dia mulai penasaran sejauh mana hubunganku.

"Gelangnya juga termasuk traktiran nih," katanya sambil menunjuk gelang di tanganku.

"Iya. Dia ajak aku belanja, tapi aku bingung mau beli apa. Alhasil dia beliin aku ini. Katanya misal mau beli apa nanti tinggal jual aja gelangnya."

"Gila cowok tuh loyal banget," pujinya.

"Iya loh Fin. Tau ga dia keluar duit berapa?"

"Berapa?"

"Dua juta."

Fina semakin dibuat terkejut oleh jawabanku. Dia bahkan sampai membuka mulutnya yang masih mengunyah martabak. Untung dia segera mengatupkan mulutnya sebelum makanan itu jatuh. Dia menelannya dengan paksa dan lanjut berkata, "Itu satu hari kencan lho Ri. Udahlah nikah aja sama dia!"

"Ga segampang itu. Kamu ga tau ceritanya sih."

"Yah gimana?"

"Pernah ngeghosting terus tiba-tiba muncul. Jadi aku bakal liat ketulusannya dulu."

"Oke mantap tuh. Siapa suruh ngeghosting tau rasa kan ngejar kamu lagi susahnya kaya apa?"

1
Alucard
Aku gak bisa tidur kalau belum baca next chapter, fix it thor! 🥴
ALISA<3
Gemesin banget! 😍
MindlessKilling
Luar biasa! 👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!