Suamiku Cacat Dan Lumpuh

" Oh iya satu hal yang belum kukatakan pada tuan?" Ucap asisten Han.

" Apa itu?" tuan muda David penasaran.

" Setelah nona Karen melahirkan, tuan akan menceraikan dan memberikan kompensasi." Ucao asisten Han.

" Iya benar, aku akan menceraikan nya dan memberikan kompensasi yang besar untuk usaha atau terserah dia menghamburkan uangnya aku tidak akan peduli" Ucap tuan muda David.

" Nona Karen tidak akan mau menerimanya karena nona Karen akan pergi jauh dan tinggal di panti asuhan untuk mengurus anak-anak yang terlantar" Ucap asisten Han.

" Dari mana kamu tahu?" tanya tuan muda David dengan nada curiga.

" Nona Karen cerita padaku." Ucap asisten Han.

" Aku tidak percaya." Jawab tuan muda David.

" Itu hak tuan, kita bisa tahu setelah nona Karen sudah melahirkan." Ucap asisten Han pasrah karena sulit menyakinkan tuan muda David.

Tuan muda David hanya diam tidak menjawab ucapan asisten Han. Tidak berapa lama pintu kamar operasi terbuka dan tampak dokter berjalan ke arah mereka berdua begitu dengan tuan muda David dan asisten Han. Asisten Han mendorong kursi roda tuan muda David menuju ke arah dokter tersebut.

" Bagaimana keadaan calon istriku?" tanya tuan muda David.

" Lukanya tidak terlalu dalam dan sebentar lagi akan dipindahkan ke ruang perawatan VVIP jika biusnya sudah habis nona Karen akan tersadar." Ucap dokter tersebut.

Tuan muda David dan asisten Han merasa lega karena nona Karen tidak mengalami luka serius. Tidak berapa lama ruang operasi terbuka dan dua orang perawat membuka pintu kemudian mendorong brankar di mana nona Karen masih terbaring lemah.

Ronald langsung mendorong kursi roda tuan muda David dan masuk ke dalam ruang perawatan VVIP.

" Tinggalkan kami berdua." Perintah tuan muda David.

" Baik tuan." Jawab asisten Han.

Asisten Hand pun meninggalkan tuan muda David berdua dengan nona Karen. Tuan muda David menatap wajah pucat calon istrinya tapi masih terlihat sangat cantik yang masih setia memejamkan matanya.

" Aku sangat takut ketika kamu terluka seperti ini di satu sisi aku sudah mulai mencintaimu dan takut kehilanganmu tapi di sisi yang lainnya ketika hatiku sudah siap untuk mencintaimu aku takut kamu sama seperti mantanku terlebih mengingat ibumu selingkuh dengan pria lain yang bisa saja kamu pun bisa juga selingkuh dengan pria lain mengikuti jejak ibumu. Jujur aku sangat nyaman bersamamu dan aku sudah mulai ada perasaan padamu tapi di saat yang bersamaan aku berusaha menghilangkan semua rasa karena aku tidak ingin terluka lagi." Ucap tuan muda David.

" Eughhh... sstttt sakit." Ucap Karen merintih

Karen menggeliat tubuhnya namun baru saja menggerakkan tubuhnya perut Karen terasa perih membuat Karen memegang perutnya secara perlahan. Tuan muda David meletakkan kepalanya di samping ranjang Karen dan memejamkan matanya. Tuan muda David pura-pura tidak mendengar rintihan Karen.

Sebenarnya tuan muda David ingin memperhatikan Karen tapi perasaan takut kecewa membuatnya menghilangkan semua rasa empatinya. Karen perlahan membuka matanya dan melihat sekelilingnya.

Karen melihat tuan muda David sedang tertidur dan kepalanya berbaring di samping ranjangnya. Karen perlahan-perlahan menyentuh wajah tuan muda David.

" Aku tidak tahu kenapa dekat denganmu aku merasakan nyaman, jujur baru kali ini aku merasakan nyaman yang tidak pernah aku rasakan seumur hidupku, jantungku berdetak kencang ketika dirimu memelukku apakah aku sudah mulai jatuh cinta padamu? tapi bagaimana mungkin aku secepat itu cinta padamu?" Gumamnya pelan tapi terdengar oleh tuan muda David.

" Jika aku memelukmu aku merasakan tubuhku hangat dan merasakan nyaman aku juga merasakan aman jika dekat denganmu." Ucap Karen

Setelah berkata demikian Karen memejamkan matanya kemudian tidak berapa lama Karen pun sudah tertidur kembali dengan pulas karena efek dari obat tidur yang masih tersisa. Tuan muda David yang mendengar dengkuran halus langsung membuka matanya dan mengecup bibi Karen singkat.

" Aku juga merasakan nyaman bersamamu." Ucap tuan muda David sambil tersenyum.

Tidak berapa lama tuan muda David membaringkan kepalanya ke ranjang dengan ke dua tangannya dan tangan kanan Karen sebagai bantalannya sedangkan tubuhnya duduk di kursi rodanya. Mereka berdua tidur mengarungi lautan mimpi yang sangat indah.

Jam sembilan malam Karen membuka matanya karena tangannya merasakan berat dan kram juga dirinya sangat lapar karena tadi dirinya makan hanya sedikit.

" Ssttt.. tanganku kenapa berat dan kram." Ucap Karen sambil melihat ke arah samping.

" Apakah kamu mengatakan karena aku ini gajah?" tanya tuan muda David sambil membuka matanya dan menatap tajam ke arah Karen.

" Tidak honey, hmm.... honey aku lapar." Ucap Karen mengalihkan pembicaraan

" Aku akan menghubungi asisten Han, mau pesan apa?" Tanya tuan muda David.

" Apa saja honey." Ucap Karen

" Ok." Jawab tuan muda David dengan nada singkat.

Tuan muda David duduk dengan tegak kemudian mengambil ponselnya yang berada di meja dekat ranjang Karen. Tuan muda David menghubungi asisten Han untuk membelikan makanan untuk Karen berupa bubur. Setelah selesai menghubungi asisten Han tuan muda David menyimpan kembali ponselnya di atas meja.

" Honey." Panggil Karen

" Hmmm.." Tanya tuan muda David berupa deheman.

" Kenapa honey membawaku di rumah sakit?" tanya Karen

" Aku tidak mau kamu mati di mansionku." Ucap tuan muda David

" Berarti jika seandainya aku sekarat di luar, honey tidak akan memperdulikan aku?" Tanya Karen

" Ya benar." Ucap tuan muda David.

Karen hanya bisa tersenyum menahan kesedihannya.

" Honey, aku masih mengantuk tolong telepon asisten Han kalau aku tidak lapar." Ucap Karen

" Apakah kamu yakin?" Tanya tuan muda David.

" Ya sangat yakin." Ucap Karen sambil memiringkan tubuhnya memunggungi tuan muda David.

" Baiklah." Jawab tuan muda David sambil menghubungi asisten Han untuk membatalkan membeli makanan setelah selesai tuan muda David menyimpan ponselnya di saku celana panjangnya.

" Bisakah aku di tinggal sendiri." Pinta Karen

" Apakah kamu yakin?" Tanya tuan muda David.

" Yakin." Ucap Karen

" Baiklah, aku akan menyuruh pengawal untuk menjagamu." Ucap tuan muda David.

" Tidak usah dan jangan kuatir aku tidak akan kabur karena aku adalah seorang budak yang tahu diri." Ucap Karen tidak berapa lama air matanya keluar.

Tuan muda David tidak suka mendengar ucapan Karen dan tangannya diarahkan ke dagu Karen agar menatap dirinya. Matanya membulat sempurna melihat wajah Karen dipenuhi air mata.

" Kenapa menangis?" Tanya tuan muda David sambil menghapus air mata Karen

" Tidak apa - apa, aku mohon tinggalkan aku." Mohon Karen sambil menatap mata calon suaminya dengan sendu.

" Apakah kamu mencintaiku?" Tanya tuan muda David.

Karen hanya menganggukkan kepalanya sambil berusaha untuk duduk dan hanya menatap wajah tuan muda David.