Liam Ang atau Liam Halley Anggara adalah seorang model majalah remaja yang menjadi idola para remaja perempuan.
Liam yang juga merupakan anak laki-laki satu-satunya di keluarga Halley adalah sosok yang supel, humoris, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan siapa saja.
Yumi Arishta, seorang gadis gendut, pendek, dan pemalu yang kuliah dan merantau seorang diri di luar kota.
Pertemuan tak sengaja antara Yumi dan Liam di suatu malam, membuat keduanya terlibat dalam sebuah hubungan yang sulit dijelaskan.
Liam yang merasa berhutang budi pada Yumi, terus berusaha mendekati gadis pemalu tersebut. Meskipun beragam penolakan terus saja Yumi lontarkan karena Yumi merasa tidak sepadan dengan Liam yang tampan, kaya, terkenal, dan punya banyak teman.
Perbedaan antar Yumi dan Liam itu bagaikan bumi dan langit. Jadi bagaimana bisa seorang Yumi menjadi kekasih dari Liam Ang?
Bagaimana akhirnya hubungan Yuni dan Liam?
Apakah keduanya akan bisa bersatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUKAN CALON ISTRI
Acara utama malam ini sudah selesai. Para tamu lanjut menikmati aneka makanan sambil mengobrol santai.
"Mau minum lagi?" Liam mengangkat gelas Yumi yang sudah kosong.
"Aku akan mengambil sendiri," Yumi sudah akan bangkit berdiri saat Liam mencegahnya dengan cepat.
"Biar aku ambilkan!" Ucap Liam yang segera bangkit dari duduknya dan membawa gelas Yumi.
Tak berselang lama, Mom Belle duduk di kursi yang tadi di duduki oleh Liam dan sedikit mendekatkan kursinya ke arah Yumi.
"Liam masih sering menginap di kost-mu, Yum?" Tanya Mom Belle menyelidik.
Yumi menggeleng dengan cepat.
"Sudah tidak pernah, Mom! Eh, maksud Yumi Tante," Yumi mendadak salah tingkah.
"Panggil Mom juga tak apa! Kamu keluarga sekarang, jadi tak perlu sungkan!" Mom Belle merangkul pundak Yumi dan mengulas senyum di bibirnya.
Mom Belle benar-benar masih terlihat cantik di usianya yang sekarang. Yumi mungkin kalah cantik dari Mom kandung Liam ini.
****
"Hai, Liam!" Sapa seorang gadis berperawakan tinggi langsing yang mengebakan dress selutut yang sangat pas membalut tubuh proporsionalnya dan menonjolkan kaki jenjangnya.
"Chelsea? Sedang apa disini?" Tanya Liam seraya memutar bola matanya dengan malas.
"Aku menyanyi malam ini untuk anniversary Mom dan Dad kamu," jawab Chelsea dengan nada centil seraya menggamit lengan Liam.
"Oh, ya? Mom yang ngundang kamu?" Tanya Liam berusaha melepaskan gamitan tangan Chelsea centil.
Chelsea menggeleng.
"Kebetulan dapat info dari manajer aku. Dan kata Mom kamu, aku boleh mengisi acara malam ini. Mom kamu baik banget, Liam!" Cerita Chelsea dengan nada lebay.
Ya, begitulah Mom!
Selalu humble dan welcome pada siapapun. Terutama yang mengaku-aku sebagai temannya Liam. Termasuk Chelsea ini yang suka mencari-cari kesempatan.
Menyebalkan!
"Yaudah kalau memang kamu mau ngisi acara malam ini, siap-siap, gih! Aku mau balik ke mejaku," pungkas Liam seraya berlalu meninggalkan Chelsea.
Namun sepertinya Chelsea pantang menyerah dan tetap mengikuti Liam ke mejanya.
Yumi yang melihat Liam datang bersama Chelsea, berulang kali menarik nafas panjang.
Liam sudah duduk di kursinya yang ada di samping Yumi.
Namun Chelsea tanpa malu langsung mengusir Yumi dan mencerca gadis chubby itu.
"Geser, Karung beras! Aku mau duduk!" Usir Chelsea galak.
Yumi sudah akan bangkit berdiri, namun Liam mencegah dengan cepat.
"Udah disitu aja, Yum!" Titah Liam memaks?
"Dia siapa sih, Liam? Kok berani banget dekat-dekat sama kamu?" Chelsea menatap dengan sinis penampilan Yumi dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Dia Yumi! Calon istri aku!" Ucap Liam tegas seraya merangkul Yumi dengan posesif.
"Bukan, ih!" Yumi sedikit berontak dan berusaha melepaskan diri dari rangkulan Liam.
"Hah? Lelucon kamu lucu banget, Liam? Masa calon istrimu macam karung beras begini?" Chelsea tertawa mengejek ke arah Yumi, yang setelah Chelsea perhatikan sekilas memang mirip dengan gadis yang wajahnya ditutupi stiker di story Liam beberapa waktu yang lalu. Gadis yang diakui Liam sebagai pacar barunya.
Tapi mustahil, Liam Ang pacaran dengan gadis gendut pendek begini.
"Ini bukan lelu-"
"Dia memang suka bercanda, Mbak! Saya permisi dulu," Yumi memotong kalimat Liam dan sedikit meringis pada Chelsea.
"Eh, lancang banget kamu panggil aku mbak? Panggil Nona, biar sopan!" Cecar Chelsea pada Yumi.
"Oh, ya! Maaf Nona Chelsea yang cantik! Saya permisi dulu!" Pamit Yumi seraya berlau dari hadapan Chelsea dan Liam.
"Yum!" Panggil Liam yang masih berusaha menahan tangan Yumi agar tidak pergi.
"Lepas!" Yumi mendelik ke arah Liam dan menyentak tangan Liam denagn kasar. Gadis itu segera pergi dengan cepat, entah mau kemana.
"Liam, kamu disini aja sama aku, ya!" Ucap Chelsea dengan nada centil menyebalkan yang amat sanagt Liam benci.
"Aku mendadak ada keperluan, Chel! Aku pergi dulu, Bye!" Pamit Liam seraya bangkit dari duduknya.
Chelsea sontak mencebik dan tak berhenti menatap pada Liam yang terlihat sedang mencari-cari seseorang.
Liam mencari siapa?
Tidak mungkin gadis gendut tadi, kan?
Masa iya pacar Liam gadis gendut tadi?
****
"Mom, lihat Yumi, nggak?" Tanya Liam pada Mom Belle yang kebetulan sedang melintas di dekatnya seraya membawa makanan di tangannya.
"Yumi sama Anne itu!" Mom Belle menunjuk ke arah Yumi yang sedang mengobrol bersama Anne dan Abi di sudut ruangan. Gadis itu terlihat murung.
"Oh, iya! Makasih, Mom!" Liam berlalu dengan cepat dan segera menghampiri Yumi.
"Aku nyari kamu sedari tadi," ucap Liam yang langsung membuat Yumi membuang pandangannya dari tuan model tersebut.
"Kak Yumi minta pulang itu, Bang! Katanya Abang masih sibuk sama Chelsea. Jadi minta tolong Abi buat antar," lapor Abi seraya menyuapi Anne makan.
Ya ampun!
Adik Liam itu kenapa makan terus kerjaanya?
"Bukan suruh anterin! Aku pinjam motor kamu buat pulang!" Kilah Yumi mengoreksi kalimat Abi masih sambil membuang mukanya dari Liam.
"Atau aku naik ojek aja," Yumi membebarkan tas selempangnya dan bangkit berdiri. Namun Liam mencegah dengan cepat dan duduk di samping Yumi.
"Kamu marah?" Tebak Liam menerka-nerka.
"Enggak! Aku mau pulang karena mau ngerjain tugas!" Sanggah Yumi cepat.
"Besok kan hari Minggu, Kak! Emang ada kuliah, ya?" Tanya Anne dengan raut wajah polos.
"Tugasnya banyak, Ann! Jadi harus dicicil," jawab Yumi mengarang alasan. Anne hanya membulatkan bibirnya dengan lucu.
"Yaudah ayo aku antar pulang kalau kamu mau pulang." Liam merapikan rambut Yumi yang sedikit berantakan.
"Pamit ke Mom dan Dad dulu tapi," imbuh Liam lagi seraya menggandeng tangan Yumi dan menuntunnya ke arah Mom dan Dad yang sedang mengobrol dengan keluaraga dari Om Theo.
"Eh, Yumi! Datang juga?" Sapa Tante Airin seraya menyapa Yumi dengan hangat.
"Calon menantu Dad Devan kayaknya," kekeh Om Theo yanag sontak membuat wajah Yumi bersemu merah.
Sementara Mom Belle dan Dad Devan hanya terkekeh menanggapi kalimat dari Om Theo.
"Yumi mau pulang izin pulang dulu, Mom, Dad," Yumi langsung pamit pada kedua orang tua Liam tersebut.
"Nah, kan! Panggilnya saja sudah Mom dan Dad," Om Theo kembali terkekeh.
"Calon istri Liam, Om!" Timpal Liam pamer pada sang Om.
Dua pria itu langsung melakukan tos. Sepertinya Liam juga dekat dengan Om Theo.
Ah, tapi bukankah Liam memang mudah dekat dan mudah akrab dengan semua orang?
Satu hal yang tak pernah bisa Yumi lakukan.
"Kenapa buru-buru pulangnya, Yum?" Tanya Dad Devan menatap ke arah Yumi.
"Eeeee-"
"Yumi udah ngantuk katanya, Dad!" Liam membantu Yumi memberi alasan pada sang Dad.
Dad Devan hanya mengangguk paham.
"Yaudah kamu antar Yumi sampai kost-nya! Tapi kamu langsung pulang dan jangan nginep di kost-an Yumi!" Mom Belle memperingatkan sang putra.
"Mampir bentar boleh, kan, Mom?" Liam membuat penawaran.
"Langsung pulang, Liam!" Sahut Dad Devan tegas.
"Langsung nikahkan saja!" Timpal Om Theo memberikan saran.
"Yumi masih mau kuliah, Pak!" Sahut Yumi cepat, sebelum menundukkan wajahnya.
"Biar Yumi fokus sama kuliahnya dulu," Mom Belle menengahi semua perdebatan.
Yumi segera mencium tangan semua orang tua yang mengelilingi meja tersebut, dan berpamitan sekali lagi.
Setelah dirasa cukup, Liam menggandeng tangan Yumi dan menuju ke arah tangga yang ada di sisi kafe.
"Aku ambil sesuatu dulu di lantai atas," ucap Liam seraya menarik tangan Yumi dan menaiki tangga menuju ke lantai dua kafe.
****
Seorang gadis yang sedang menyanyi dengan suara merdunya di atas panggung tak berhenti menatap ke arah Liam dan gadis gendut yang sedari tadi lengket dengan tuan model tersebut.
Bahkan keluarganya juga dekat dan terlihat akrab dengan gadis gendut yang wajah dan penampilannya biasa saja itu.
Siapa kau sebenarnya?
.
.
.
Maaf kalo cerita yang ini mboseni.
Konfliknya juga cuma datar-datar saja
Terima kasih yang sudah mampir.
Dukung othor dengan like dan komen di bab ini.
meskipun orang yang berada,tapi tidak memandang rendah yang kurang mampu
apalagi seorang YUMI yang punya badan berisi.
pada umumnya pasti jadi bahan Bullying.
Tapi seorang Liam tidak seperti itu🖤
saking sukanya🖤🖤
tetaangganya gx pd julidddd
terimakasih author 👍👍👍😍😍😍😍