Dinda Khoirunisa adalah gadis sederhana dan hidup di Panti Asuhan. Keberuntungan berpihak padanya. Atasan ditempatnya bekerja mengangkatnya menjadi adik angkatnya. Hingga nasib mempertemukan Dinda dengan Kades setempat.
" Kalau gitu kamu juga bisa panggil saya Dimas saja ya... Biar lebih akrab... " ucap Dimas.
" Kalau saya manggil Anda dengan nama saja kayaknya kesannya kurang sopan... Saya panggil Mas Dimas saja gimana...? Oya kenapa Bapak... Maksud saya kenapa Mas malam-malam berhenti dipinggir jalan seperti ini...." ucap Dinda.
Akankah Dinda bisa membuat hati sang Kepala Desa menjadi hangat..?
Akankah cinta Sang Kades berlabuh kepada Dinda..?
Yuk simak kisahnya... Dan jangan lupa minta dukungannya ya... Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kisworowati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Sedangkan Dinda telah membuat masakan untuk Ibu dan Kakaknya. Sedangkan Bi Iyem yang membersihkan rumah. Selesai dengan acara masaknya. Dinda masuk ke kamar Ibunya.
" Ibu... Dinda sudah nyiapin air hangat untuk Ibu mandi... Ibu mau kan di mandiin Dinda... " ucap Dinda seraya mengelus tangan ibunya lembut.
" Ii..ya..." jawab Ibu Anik terbata.
Dinda pun segera membawa Ibunya ke kamar mandi. Memandikannya dengan telaten. Selesai memandikannya. Dengan telaten Dinda memakaikan pakaian Ibunya dengan rapi. Serta menyisir rambut Ibunya yang basah.
" Nah... Sekarang Ibu sudah sangat cantik... Sekarang Ibu ikut Dinda ke meja makan ya... Kita tunggu Mas Galuh pulang... " ucap Dinda tersenyum seraya mendorong kursi roda Ibunya.
Kini Dinda dan Ibu sudah ada di meja makan. Tak berselang lama Galuh telah pulang dan berjalan masuk menghampiri Dinda dan Ibu di meja makan.
" Assalamualaikum Ibu.... Dek..." ucap Galuh mencium tangan Ibunya dan mengacak rambut Dinda lembut.
" Waalaikumsalam Mas... Mas mandi dulu gih... Habis itu kita makan bersama ya... " ucap Dinda tersenyum pada kakaknya.
" Baiklah sayang... Kakak mandi dulu..." ucap Galuh seraya naik kekamarnya.
Kini Galuh langsung mandi dan segera berpakaian santai. Kemudian langsung turun ke meja makan. Galuh segera duduk didekat Ibunya.
" Ayo Mas... Kita makan sekarang ya... Biar Ibu Dinda yang nyuapin..." ucap Dinda seraya mengambil bubur buatannya untuk Ibu.
" Iya Dek... Lhoh Ibu kelihatan cantik... " ucap Galuh spontan.
" Ka...mu... bi..sa... sa..ja...Nak..." ucap Ibu Anik seraya tersenyum.
" Iihhh beneran Ibu... Kamu sangat cantik... " ucap Galuh tersenyum.
" Sudah dunk Mas.. Jangan gangguin Ibu... Biar Ibu makan dulu ya... Mas cepet makan..." ucap Dinda seraya menyendokkan bubur ke mulut Ibunya.
" Iya Dek... Maaf ya..." ucap Galuh nyengir.
" Eemmm... Ini masakannya enak banget Dek... Apa kamu yang masak...?" tanya Galuh seraya menatap adeknya intens.
" Iya Mas..." jawab Dinda tersenyum manis.
" Bu..burnya ju...ga.. enak..." ucap Ibunya spontan.
" Ibu... Terimakasih..." ucap Dinda seraya mengelus pundak Ibunya lembut dengan mata yang berkaca-kaca.
Galuh yang melihat ibunya yang banyak kemajuan tak kuasa meneteskan airmata bahagianya. Dan kini menatap wajah adeknya yang terlihat sangat kelelahan.
" Kamu pasti capek kan Dek... Maafkan Mas yang belum bisa bahagiain kamu... Malah kamu tambah susah merawat Ibu dan mengurus perutku... " batin Galuh seraya menatap wajah adeknya.
Dengan sangat telaten Dinda menyuapi ibunya. Selesai makan Dinda memberi minum jus buah untuk Ibunya agar badannya terasa bugar kembali.
" Lhoh Dek... Itu jus buah untuk Ibu... Apa boleh...?" tanya Galuh spontan.
" Iihh... Boleh dunk Mas... Ibu kan belum bisa untuk mengunyah makanan telalu keras.. Jadi Dinda bikin jus... Biar Ibu terlihat fresh gitu... " ucap Dinda tersenyum.
" Baiklah... Lagian Ibu suka tuch... Satu gelas langsung tandas hehehe..." ucap Galuh menguraui Ibunya.
" Mas ini... Ibu sekarang minum obatnya dulu ya..." ucap Dinda seraya menuangkan obatnya ke sendok untuk Ibunya minum.
" Nah...Alhamdulilah semuanya selesai... Ibu mau istirahat atau mau nonton tv dulu... Biar Dinda temenin..." ucap Dinda seraya berjongkok didepan Ibunya.
" Dek... Kamu makanlah dulu... Biar Ibu sama Mas ya... Ntar kamu sakit kalo nggak makan malam..." ucap Galuh menatap lembut adiknya.
" Tapi Dinda masih kenyang Mas..." ucap Dinda berbohong.
" Ma..kanlah.. dulu... Nak... Ibu..mo..hon..." perintah Ibu Anik.
Pak kades kalah ro dinda...
🤦🤦
🤔🤔🤔