NovelToon NovelToon
Muslimah-Muslimah Tangguh

Muslimah-Muslimah Tangguh

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Tamat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:171.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Rudi Hendrik

Sejumlah muslimah berjilbab didera berbagai permasalahan pelik yang menyerang pilihan jalan mereka untuk berhijab.

Barada, Rina Viona, dan para personel Geng Bintang Tujuh, dituntut memecahkan masalah rumit yang mereka hadapi, termasuk masalah percintaan.

Lalu bagaimana cara mereka bertahan dalam balutan jilbabnya yang harus menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin terbuka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Rina Berjilbab atau Tidak?

*Masnaini Muslimah Rekayasa*

Dua hari kemudian. Jumat pagi.

Cukup berbeda dari pagi-pagi biasanya. Meski jam menunjukkan 20 menit lagi bel masuk akan berbunyi, tapi suasana di pinggir lapangan sekolah sudah ramai. Di pinggiran lantai dua dan tiga pun penuh ditempati oleh para siswi dan siswa yang berseragam batik. Seolah mereka sedang menyaksikan sesuatu di tengah lapangan.

Namun, tidak ada pertunjukan apa pun di lapangan yang membuat mereka berkumpul. Hanya murid-murid yang baru berdatangan yang mereka saksikan berjalan dari tempat parkir langsung ke gedung atau dari gerbang langsung ke gedung.

Sebagaimana biasanya, geng perempuan yang bernama Geng Bintang Tujuh sudah berkumpul di tiang besi besar, di bawah keranjang lapangan basket. Geng Bintang Tujuh terdiri dari tujuh orang siswi cantik Kelas 2 Sekretaris A yang diketuai oleh Rina Viona.

Di parkiran berkumpul anak-anak SMU dari Geng Amos atau Geng Anak Monster. Jumlahnya lebih dari sepuluh siswa. Mereka tampak sibuk mengumpulkan uang di tangan Edo Gundala, Ketua Geng Amos.

Di pinggiran lantai tiga, sekelompok siswa SMK kelas tiga akuntansi juga berkumpul. Mereka adalah anggota Geng J-Ray. Di salah satu sudut agak terpisah di pinggiran lantai tiga, Silva Monica berdiri bersama teman sebangkunya yang gemuk, Saskia. Tampak Silva tampil lebih cantik dan bersinar dengan rambut yang sudah berwarna hitam.

“Ada apa sih, Sas? Kok ramai betul?” tanya Silva yang aksen bulenya masih tersisa di kalimatnya.

“Kamu tahu Rina yang kemarin ribut dengan Pak Suryo?” Saskia malah bertanya.

“Ya, aku tahu,” jawab Silva.

“Yang di tempat parkiran adalah Geng Amos alias Anak Monster. Mereka mengumpulkan uang taruhan. Yang di samping sana,” Saskia menunjuk agak jauh ke samping dengan pandangannya. “Itu Geng J-Ray. Yang di bawa keranjang basket itu, teman-teman sekelas kita juga, adalah anggota Geng Bintang Tujuh, yang ketuanya adalah Rina. Dan yang lainnya. Mereka sedang menunggu dan bertaruh, apakah Rina hari ini masuk pakai jilbab atau tidak, atau tidak masuk sekolah setelah kejadian kemarin."

"Oh,” desah Silva manggut-manggut.

“Woi!” Seorang siswa tiba-tiba berteriak di tengah lapangan sambil memandang ke lantai atas.

Ia adalah Teguh, anak kelas jurusan akuntansi. Setelah mendapat perhatian, Teguh yang masih menyandang tas sekolah, melanjutkan teriakannya, “Rina pakai jilbaaab!”

Semua mata seketika fokus tertuju ke arah gerbang. Mereka menunggu kemunculan Rina dari luar gerbang, sebab Rina setiap pagi selalu diantar oleh mobil dan turun di depan gerbang.

Seorang siswi berjilbab hitam berseragam batik muncul dengan menggoes sepeda. Siswi itu cantik tapi berkulit agak hitam. Ia adalah Barada, seorang siswi dari Kelas 2 Akuntansi yang konsisten berjilbab di sekolah itu.

Setelah tahu yang datang adalah Barada, bukannya Rina, terdengarlah suara kecewa dari para siswa yang menanti.

“Hahaha!” Teguh yang masih di tengah lapangan tertawa sendiri.

Karena kesal, seorang anggota Geng Amos bahkan membuka sepatunya lalu dilemparkan ke Teguh dan mengenai kepala.

“Aw!” pekik Teguh hingga terbungkuk.

“Hahaha...!” meledaklah tawa para siswa sekalian melihat insiden penimpukan itu.

Teguh segera mencari penimpuknya sambil pegangi kepalanya dengan wajah mengerenyit. Setelah tahu bahwa yang melemparnya adalah anggota Geng Amos, Teguh segera berlari pergi meninggalkan lapangan.

Mendengar keributan yang tercipta, Barada yang tidak sadar apa yang terjadi, hanya memandang heran ke seantero lapangan dan gedung. Dalam hati ia hanya bertanya-tanya tentang apa yang terjadi, tapi ia tidak begitu tertarik untuk mencari tahu. Setelah memarkir sepedanya, ia pun pergi dengan membawa tas ranselnya.

“Itu Rina?” tanya Silva kepada Saskia.

“Bukan, itu Badar, anak dua akuntansi,” jawab Saskia.

Sambil berjalan menuju lorong gedung, Barada sejenak memandangi atas gedung lantai dua dan tiga.

Beberapa menit kemudian. Sontak suasana berubah riuh. Ramai tepuk tangan dilakukan oleh sebagian siswa, sebagian lagi merasa kecewa karena kalah bertaruh.

Seorang sisiwi berjilbab hitam berjalan dari pintu gerbang. Jilbab hitamnya membuat wajah cantiknya yang putih bersih tampak bersinar cemerlang, seolah tanpa noda. Ialah Rina Viona, Ketua Geng Bintang Tujuh.

Rina telah datang. Dugaan sebagian besar siswa ternyata meleset. Rina datang dengan memakai jilbab.

Kemarin, sebagai hari pertama Rina memutuskan berjilbab, menjadi hari yang begitu heboh di sekolah. Salah satu faktor utama yang membuat heboh warga sekolah adalah karena Rina berstatus sebagai ketua geng yang terkenal bandel dan punya deretan panjang catatan buruk di mata teman-temannya, khususnya bagi siswi-siswi yang lain. Bahkan Rina bertengkar dengan seorang guru yang mempermasalahkan jilbabnya. Kehebohan di hari kemarin, menjadi kondisi yang begitu berat bagi seorang Rina yang mau berubah menjadi seorang muslimah.

Sebagian siswa bertepuk tangan memuji keputusan Rina karena memilih tetap bertahan. Di sisi lain, banyak siswa dan bahkan siswi yang kalah bertaruh, karena memang banyak yang memilih bahwa Rina akan masuk hari ini tanpa jilbab.

“Hahaha!” yang menang taruhan pun tertawa terbahak-bahak, menertawakan temannya yang kalah.

Melihat situasi yang tidak disangka olehnya, Rina hanya bisa berdiri diam sejenak, tertegun. Tepuk tangan sebagian siswa untuknya, cukup menghibur perasaannya.

Sepulang sekolah, Silva dijemput oleh sedan mewah berwarna biru, mobil yang sama di saat ia diantar ke sekolah.

Mobil itu dikemudikan oleh seorang wanita muda berwajah cantik. Rambutnya panjang sebahu. Bibirnya cukup merah terang oleh lapisan halus lipstik. Tampak melingkar dua cincin perak di jari tangan kanan putihnya.

Ia mengenakan baju kuning lengan panjang membungkus tubuhnya yang langsing. Sebuah kaca mata hitam menggantung di leher bajunya. Usianya masih di kisaran 20-an, tapi wajahnya menunjukkan kematangan. Ia bernama Nury Kyayari.

“Bagaimana perkembangan dua hari, Sil?” tanya Nury tanpa memandang Silva yang duduk di sisinya.

“Masih masa pemetaan. Adanya beberapa kelompok geng di sekolah itu membuatnya sangat rawan. Beberapa siswa terciri sebagai pemakai,” jawab Silva dengan aksen bulenya.

“Kumbang lagi cari rekrutan baru selevel kamu, tapi tidak tahu untuk misi apa. Kita diminta kumpul di Atas Air,” kata Nury.

“Siapa saja?” tanya Silva.

“Sebenarnya kamu tidak termasuk, tapi karena sekali jalan, sekalian saja saya izin bawa kamu. Hanya seluruh Ketua Ksatria dan Ketua Misi.”

“Well, aku special pakai telor rupanya,” kata Silva lalu tertawa ringan.

Dalam hitungan sekitar 45 menit, mobil biru itu tiba di sebuah restoran seafood. Setelah meninggalkan mobil di parkiran, keduanya langsung menuju ke salah satu sisi restoran yang terpisah agak jauh dari bangunan utama.

Mereka menelusuri koridor yang menuju ke sebuah dermaga kayu yang mengantarkan kepada sebuah perahu di tengah telaga kecil buatan. Di atas perahu itu tertata meja-meja dan kursi-kursi untuk makan.

Dari jalan setapak berbatu tanpa atap, berjalan seorang wanita berkacamata hitam dengan pakaian seperti wanita karir. Usianya sudah 45 tahun. Ia mengenakan jas wanita warna hitam dan celana panjang warna hitam pula, tapi sepatu hak tingginya berwarna putih mengkilap. Rambut panjangnya digelung rapi. Kulitnya berwarna putih bersih, sehingga masih memberi kecantikan di usia sematang itu. Ia membawa sebuah tongkat merah setebal dua jari sepanjang setengah meter.

Di belakang wanita itu berjalan dua wanita lain yang lebih muda. Keduanya juga mengenakan baju jas wanita berwarna hitam dan celana hitam. Yang sebelah kanan berambut panjang dikepang tunggal hingga pinggang. Wajahnya putih dengan hidung mancung, memberi warna wajah gadis Asia Selatan. Wanita di sebelah kiri berambut pendek seperti lelaki dengan kulit wajah berwarna hitam manis. Ia membawa setumpuk buku dalam genggamannya.

Perjalanan Nury dan Silva bertemu dengan ketiga wanita itu di satu titik, lalu mereka bersama menuju ke dermaga. Ketika bertemu dengan wanita berkacamata itu, Nury dan Silva berhenti sejenak dengan berdiri rapih seraya mengangguk. Keduanya membiarkan ketiganya berjalan ke depan lebih dulu, baru mereka berdua mengikuti. Sementara kedua wanita yang mengawal hanya tersenyum kepada Nury dan Silva.

“Bagaimana dengan misi barumu, Silva?” tanya wanita berkacamata sambil terus berjalan stabil tanpa menengok memandang Silva.

“Berjalan normal, Kumbang,” jawab Silva dengan cepat dan bernada agak tegang.

Wanita yang disebut “Kumbang” memang adalah pemimpin tertinggi di atara mereka. Panggilan lengkapnya adalah Kumbang Langit. Tidak ada yang tahu nama aslinya.

“Bagus!” puji Kumbang.

Mereka pun tiba di dermaga dan langsung menuju ke jembatan bambu untuk sampai ke perahu yang mengapung tapi nyaris tidak bergerak karena begitu tenangnya air di telaga buatan itu.

Di atas perahu sudah duduk belasan orang yang terdiri dari pria dan wanita. Ketika Kumbang menaiki perahu itu, mereka semua berdiri tanda menghormat.

Formasi kursi dan meja di atas kapal itu sengaja diformasikan membentuk lingkaran sesuai permintaan pelanggan kepada pihak restoran.

Setelah duduk di kursinya, Kumbang Langit melepas kacamata hitamnya dan diletakkan di atas meja. Tampak bahwa Kumbang memiliki kecantikan dengan mata yang tajam. Tajam dalam memandang dan juga memiliki sepasang alis yang panjang seperti sepasang sayap elang.

“Assalamu ‘alaikum dan selamat sore!” ucap Kumbang memulai.

“Wa ‘alaikum salam, selamat sore!” jawab mereka semua.

“Oke, waktu kita singkat. Kita ada misi penting yang berisiko. Sementara misi yang belum menemukan petunjuk hingga 50 persen di-pending dulu. Pertemuan ini hanya akan memberi petunjuk singkat. Kita akan berurusan dengan beberapa pihak," kata Kumbang.

Ia melanjutkan, "Pertama kita akan berurusan dengan Jenderal Bagas sebagai pemilik permata. Kedua, ada organisasi Peti Kemas yang merupakan organisasi gelap dari beberapa pengusaha besar di Indonesia. Organisasi ini sebagai eksekutor. Ketiga, ada kelompok Jawara Emas. Kelompok ini adalah penyedia pasukan bayaran, tapi belum jelas siapa pihak yang membayar mereka untuk merebut permata dari Jenderal Bagas. Kita wajib mendapatkan permata itu juga dari Jenderal Bagas tanpa harus bermasalah dengannya. Karenanya, kita akan masuk lewat jalur dua anak kucingnya yang bersekolah di SMA Generasi Emas."

Kumbang berhenti sejenak. Ia menatap sekilas wajah-wajah bawahannya sekilas.

"Namun, saya belum punya agen yang bisa dipasang di sekolah itu. Silva tidak mungkin ditarik pindah sekolah padahal baru masuk dua hari. Jadi, nanti kalian serahkan laporan terakhir status tim dan misi kalian masing-masing kepada Peri Data. Setelah saya menentukan tim berdasarkan dari laporan Peri Data, rapat paripurna baru akan dilakukan. Yang sangat saya tekankan, jangan sampai kita terendus terlibat dalam urusan ini, apalagi sampai harus bentrok fisik dengan pihak Jenderal Bagas. Jika kalian punya gadis seusia Silva dan memenuhi kriteria, silakan ajukan untuk misi ini dalam dua pekan. Oke, tidak ada sesi pertanyaan, pertemuan selesai. Assalamu ‘alaikum, selamat sore.” (RH)

1
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
Waah... Barada ini sepertinya ada keturunan Ambon manise, biasa mereka hitam manis dan sedap dipandang mata 🤭😁
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
Ha Ha.. gimana gak batal kalo nyicip ya semangkok habis sendiri 🤣🤣
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
kek orang Jumatan aja, separoh jalan umum dipake buat sholat 😁🤭
delete account
semoga sukses om Rudi🤲🏼
delete account
aduhh malah jadi pendiam gimana mau jujur dong 🤔
delete account
melihat keadaan lemah diramai warga itu maksud nya apa🤔
delete account
aduhh jadi gini bolong puasa nya?
ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
aku kira kebun nanas yang di lampung om
ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
apa yang mereka incar
ˢ⍣⃟ₛ🇸𝗘𝗧𝗜𝗔𝗡𝗔ᴰᴱᵂᴵ🌀🖌
kenapa mereka di pisah kan
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
ya Alloh ternyata cantik ala telur rebus udh sejak di novel ini 🤣🤣🤣
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
dih.. kok Joko 😅😅 bang Fathul loh... bukan Joko Tenang 😅😅😅
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
kalo buang sial di situ boleh nggak? 🤣🤣🤣
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
weh.. benda apa?
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
slow rock Malaysia itu unik sih menurut ku 😁
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
ah dahlia.. benar-benar lucu ludes 🤣🤣
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
seru.. seru.. kek nonton film mata2 😍😍
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
pasti nampak sangat kuning si Badar😁
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
Badar emang sesuatu
🍁мαнєѕ❣️💋🅂🅄🄼🄰🅁🄽🄸👻ᴸᴷ
high quality janda... gimana bang Fat? 😅😅😅


gak heran kalo jandanya sekaliber bunda Maia dapatnya duda sekaliber Irwan Mursi 🤣🤣 eh kok malah ngelantur gue 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!