Muslimah-Muslimah Tangguh
Usai berbuka dan melaksanakan salat Magrib di sebuah masjid, Rina Viona dan Barada pun pergi pulang.
Dari dalam mobil sedan mungil berwarna merah itu, mereka dapat melihat nuansa malam kedua di bulan suci Ramadhan, terlebih ketika melewati beberapa masjid di pinggir jalan raya. Keramaian jemaah salat terlihat semarak dan meriah. Bahkan ada jemaah yang menutup separuh jalan untuk digunakan tempat salat, karena tak tertampung lagi di dalam masjid.
Sudah membudaya di Indonesia, di sepuluh malam pertama bulan Ramadan masjid-masjid dan musala penuh sesak oleh jemaah salat. Para lelaki, kaum wanita, dan anak-anak begitu antusias ikut salat tarawih.
Saat itu Rina mengenakan jilbab putih bersih yang serasi dengan wajah putih cantiknya. Sementara baju dan rok longgarnya berwarna hijau muda. Sementara Barada berjilbab biru gelap dengan pakaian juga biru gelap, tanpa warna yang lain.
“Hahaha!” Rina tertawa tiba-tiba dalam kesibukannya menyetir mobi.
“Kamu kenapa?” tanya Barada heran, suaranya khas agak serak.
“Iis bilang, Windi sama Adel puasanya batal gara-gara bikin kolak. Karena takut kagak enak, kolaknya dicicipin bareng-bareng, hahaha!” kata Rina yang membuat Barada tertawa lebih keras dan terbahak.
Barada adalah sosok muslimah yang memiliki karakter gampang tertawa. Kulit wajahnya yang agak hitam terlihat begitu manis, sebab ia memiliki dua lesung pipi yang jika tersenyum sedikit saja pasti muncul.
“Pokoknya besok kita buka bareng!” tandas Barada.
“Di rumah Indah, dia minta duluan,” kata Rina.
Tiba-tiba mereka merasakan laju mobil berguncang tidak mulus.
“Adduh, ban mobil saya pasti bocor!” gerutu Rina.
Rina melambatkan mobilnya dan menepi. Keduanya pun turun untuk memeriksa. Ternyata memang ban belakang sebelah kiri mobil itu kempes parah.
“Kena apaan nih?” tanya Barada saat melihat di ban yang kempes itu menancap benda besi yang aneh bentuknya.
Barada mengurungkan niatnya untuk mencabut benda besi itu, karena sebuah mobil boks hitam berhenti di dekat mereka. Rina dan Barada melihat dan menunggu.
Pintu belakang boks terdengar dibuka dari dalam. Beberapa pasang kaki bersepatu militer terlihat melompat turun dari dalam boks. Barada yang awalnya hanya melihat sepatu orang-orang yang turun, terkejut dan seketika terbersit hal buruk yang akan menimpa dirinya dan Rina.
“Rina lari!” teriak Barada tiba-tiba sambil bersiaga.
Rina yang terkejut oleh teriakan Barada justru bingung di tempat.
Dalam hitungan detik, enam orang berseragam hitam seperti pasukan khusus dengan wajah tertutup topeng kain hitam berhelm hitam, bergerak cepat mengepung kedua gadis berjilbab itu. Enam laras senjata api serbu kelas berat ditodongkan kepada keduanya.
Serangan cepat itu langsung membuat Barada dan Rina angkat tangan dengan sendirinya agar tidak ditembak. Rina seketika ketakutan.
“Jangan bergerak!” perintah salah seorang di antara penyerang, suaranya adalah suara seorang perempuan.
Dari perawakannya, semua tentara itu posturnya tampak seperti perempuan.
Satu orang segera bergerak membekuk Barada yang tidak berani melawan, meskipun ia siap saja untuk melawan. Barada didorong merapat ke mobil Rina, kedua tangannya dibekuk di belakang punggung. Barada merasakan sebuah benda dipasang di kedua pergelangan tangannya hingga terkunci di belakang punggung.
Hal yang sama dialami juga oleh Rina, membuat gadis itu beberapa kali menjerit.
Dan setelah keduanya diborgol, kepala mereka ditutupi dengan sebuah kantong kain hitam sehingga keduanya tidak bisa melihat apa-apa. Bau menyengat dari kantong langsung menusuk penciuman mereka, membuat kepala mereka pusing.
Selanjutnya Rina dan Barada hanya bisa merasakan dorongan. Kemudian tubuh mereka diangkat oleh beberapa tangan naik ke dalam mobil boks.
Peringkusan itu berlangsung cepat. Kendaraan lain yang melintas hanya bisa berlalu. Pasukan berseragam hitam itu kembali masuk ke dalam mobil boks yang kemudian melaju pergi meninggalkan mobil sedan begitu saja di pinggir jalan.
Sementara Rina dan Barada sudah tidak sadarkan diri akibat bius yang ada di kain kantong penutup kepala mereka. (RH)
**********
Bagi yang suka dengan cerita Om Rudi, tolong bantu dengan rate, like, komentar, favorit, dan vote 😁🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
Waah... Barada ini sepertinya ada keturunan Ambon manise, biasa mereka hitam manis dan sedap dipandang mata 🤭😁
2024-05-18
1
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
Ha Ha.. gimana gak batal kalo nyicip ya semangkok habis sendiri 🤣🤣
2024-05-18
1
🐼𝓐𝓡 -𝓡𝓾𝓶𝓲
kek orang Jumatan aja, separoh jalan umum dipake buat sholat 😁🤭
2024-05-18
1