NovelToon NovelToon
Bintangku 2

Bintangku 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Cintapertama / Keluarga / Cintamanis
Popularitas:182
Nilai: 5
Nama Author: Sabana01

sambungan season 1,
Bintang kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya, tiba-tiba omanya berubah. ia menentang hubungannya dengan Bio

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sabana01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

percakapan yang tertunda

Malam itu hujan turun pelan, seperti ragu-ragu ingin jatuh lebih deras. Bio berdiri di depan kedai kopinya yang masih setengah jadi, menatap lampu-lampu jalan yang memantul di aspal basah. Ponselnya bergetar di saku.

Sudah sampai rumah?

—Bintang

Bio tersenyum kecil sebelum membalas.

Sudah. Kamu jangan begadang.

Tak lama, balasan masuk.

Oma lagi rapat daring. Aku ke sana ya bentar?

Jantung Bio berdebar, campur senang dan gugup. Ke sini? Sekarang? Ia membalas cepat, menyebutkan alamat dan menambahkan, Aku bikin teh hangat.

Dua puluh menit kemudian, Bintang muncul dengan payung kecil, rambutnya sedikit basah di ujung. Bio bergegas menghampiri, mengambil payung dari tangannya. “Masuk. Anginnya dingin.”

Kedai itu sederhana—meja kayu, rak kopi yang belum terisi penuh, aroma cat yang masih samar. Tapi saat Bintang melangkah masuk, ruangan itu terasa hangat.

“Ini tempat kamu nanti?” tanya Bintang, matanya berbinar.

Bio mengangguk. “Pelan-pelan. Aku mau bikin tempat yang… nyaman.”

Bintang menoleh, tersenyum. “Kamu selalu mikir gitu.”

Mereka duduk berdampingan di bangku panjang. Bio menuang teh ke dua cangkir. Tangannya bergetar sedikit—bukan karena panas, melainkan karena satu topik yang sejak siang mengganjal di kepalanya.

Satya.

Bio menarik napas. Sekarang, pikirnya. Tapi ketika ia menoleh, Bintang sedang memperhatikan lukisan kecil di dinding—sketsa cangkir kopi dengan tulisan tangan: pulang.

“Lucu,” kata Bintang. “Kayak kamu.”

Bio terkekeh. Kesempatan itu menguap. Ia mengangkat cangkir, menyeruput teh. Hening yang nyaman mengisi sela, namun di kepalanya, kalimat-kalimat berbaris rapi lalu runtuh sebelum sempat diucapkan.

Beberapa menit kemudian, Bintang menyandarkan kepala ke bahu Bio. Gerakan sederhana itu membuat Bio lupa alasan ia ingin bicara. Ia merangkul bahu Bintang, ibu jarinya mengusap lengan gadis itu pelan—ritme yang selalu menenangkan.

“Kamu capek?” tanya Bio.

“Sedikit,” jawab Bintang. “Tapi di sini rasanya tenang.”

Bio menunduk, mencium puncak kepala Bintang. Aroma sampo bercampur hujan memenuhi dadanya. Ia ingin melindungi momen ini, tapi juga ingin jujur.

“Bintang…” Bio memulai, suaranya rendah.

Bintang mendongak. “Hm?”

Bio membuka mulut—lalu menutupnya lagi. Ia tersenyum kaku. “Nanti aku ceritain sesuatu.”

“Nanti?” Bintang tersenyum lembut, seolah mengerti lebih dari yang Bio kira. “Kita punya banyak nanti.”

Kata itu—nanti—terasa manis sekaligus menunda. Bio mengangguk, meski di dadanya ada simpul yang belum terurai.

Hujan mereda. Bio mengajak Bintang ke luar sebentar. Mereka berdiri di teras kecil, lampu temaram menggantung di atas. Bio mengambil tangan Bintang, menghangatkannya di antara kedua telapak tangannya.

“Kamu dingin,” katanya.

Bintang tertawa pelan. “Kamu yang selalu hangat.”

Bio menatap wajah itu—mata yang jujur, senyum yang ia kenal sejak lama. Ia membungkuk, mengecup kening Bintang, lalu turun ke ujung hidung, sebelum akhirnya bibir mereka bertemu singkat. Ciuman sederhana, penuh janji yang belum diucapkan.

Saat mereka berpisah, Bintang berbisik, “Aku percaya sama kamu.”

Bio menelan ludah. Kepercayaan itu menekan sekaligus menguatkan. Ia mengangguk. “Aku juga.”

Namun ketika Bintang pamit dan langkahnya menjauh di bawah payung kecil itu, Bio kembali berdiri sendirian. Kalimat tentang Satya masih utuh di kepalanya—tak pecah, tak terucap.

Ia menatap pintu yang baru saja tertutup, lalu berbisik pada dirinya sendiri, “Besok.”

Percakapan itu tertunda lagi—bukan karena tak ada keberanian, melainkan karena cinta kadang memilih menunggu saat yang terasa paling aman.

...***************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!