Laura Carter adalah seorang nona muda yang memiliki kehidupan sempurna, hingga suatu hari ia di diagnosa mengidap kanker stadium akhir. Usianya hanya bisa bertahan selama enam bulan.
Bukannya merasa terpuruk Laura memutuskan untuk menikmati sisa waktu yang dia punya bersama sang kekasih, Dokter Shinee.
Namun siapa sangka pria yang selama ini jadi belahan jiwanya adalah suami wanita lain. "Dasar badjingan," umpat Laura.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MDB Bab 23 - Di Balik Handuk Putih
Awalnya Laura memutuskan untuk menunggu di ruang tengah, tapi tidak butuh waktu lama pikirannya langsung berubah. Laura tidak ingin Shinee menganggapnya gugup atas pernikahan mereka. Laura harus terlihat biasa saja, tidak berpikir yang bukan-bukan.
Lagi pula pernikahan ini terjadi bukan hanya karena cinta, tapi karena Shinee merasa iba padanya. Shinee ingin mendampinginya di masa-masa terburuk, mungkin juga Shinee menikahinya untuk menembus semua kebohongan di masa lalu.
Semua hal itu yang kini memenuhi isi kepala Laura. Jadi tidak seharusnya dia merasa gugup apalagi sampai berdebar. Juga tak pantas untuk membayangkan adanya mallam pertama, ataupun tugas sebagai seorang istri.
'Aku sangat mencintaimu, Laura.'
Deg! Jantung Laura sontak berdenyut sendiri ketika mengingat kalimat yang diucapkan Shinee tersebut, namun buru-buru menggelengkan kepalanya sendiri.
Laura kembali duduk di tepi ranjang, posisi yang sama sebelum Shinee memasuki kamar mandi.
Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka. Uap air keluar bersamaan dengan wangi sabun yang lembut, dan di sana Shinee berdiri hanya dengan handuk melilit di pinggang. Rambutnya masih basah, beberapa tetes air menetes di kulit lehernya yang tampak hangat.
'Astaga,' batin Laura yang tidak tahu harus apa sekarang, pemandangan itu bahkan membuatnya tak bisa berkedip.
Tapi daripada memalingkan wajah, Laura tetap pilih untuk terus menatap pria tersebut. 'aku harus bersikap biasa saja, aku tidak boleh terlihat gugup,' batin Laura.
"Kenapa masih duduk di sana? aku memintamu untuk berbaring dan istirahat," ucap Shinee yang akhirnya melangkahkan kaki mendekat.
Laura ingin menjawab, tapi tak sepatah kata pun keluar. Ia hanya bisa memperhatikan dadda Shinee yang lebar, kulitnya yang masih basah, dan ototnya yang menegang setiap kali ia bergerak.
‘Biasa saja, Laura. Biasa saja!’ katanya dalam hati, tapi wajahnya justru semakin panas.
"Berbaring lah, aku akan mengambil baju di kamar lamaku."
"Dengan penampilan seperti itu? Bagaimana jika Celine melihat?" balas Laura dengan cepat, entah kenapa pula dia sampai mengkhawatirkan tentang hal ini. Seolah ada bisikan di dalam hatinya bahwa dia tak rela tubuh Shinee dilihat oleh orang lain, termasuk sahabatnya sendiri.
Dan wajah Laura yang bersemu merah membuat Shinee menelan ludahnya dengan kasar, sejak memutuskan menikah Shinee tak pernah berpikir terlalu jauh, bahwa mereka akan berhubungan layaknya pengantin baru. Apa yang menjadi tujuan utama Shinee adalah untuk melindungi Laura.
Tapi bagaimanapun dia tetaplah seorang pria normal, ketika melihat istrinya bersemu merah seperti itu nalurinya bereaksi.
Bahkan ketika melihat bibir merah Laura dia sampai menelan ludahnya sendiri dengan kasar.
"Celine tidak akan melihat, dia pasti sedang beristirahat di kamarnya," balas Shinee, saat ini bukan hanya Laura yang sedang mengendalikan diri tapi dia juga. Bahkan Shinee berusaha lebih keras.
Shinee menahan napasnya dalam-dalam sebelum akhirnya melangkah keluar dari kamar ini. Setiap langkahnya terasa berat tapi bukan karena lelah, melainkan karena harus menahan sesuatu yang jauh lebih sulit dari sekadar emosi, yaitu hassrat.
Sementara Laura tetap berpura-pura tenang. Begitu Shinee membelakanginya Laura menatap punggung pria itu diam-diam.
Bahunya lebar, tulang belikatnya menegas di bawah kulit, dan setiap kali Shinee bergerak air yang menetes dari rambutnya mengalir di sepanjang punggung hingga ke pinggangnya. Pemandangan itu seolah membunuh logika Laura perlahan.
Laura bahkan tidak berani membayangkan apa yang ada di balik handuk putih pria tersebut.
Sampai akhirnya pintu tertutup dan Shinee menghilang dari pandangannya. "Astaga, jantungku mau copot," ucap Laura yang nafasnya terengah-engah. dia hanya duduk saja tapi rasanya seperti berlari keliling lapangan bola.
Laura akhirnya benar-benar menuruti ucapan Shinee untuk segera membaringkan tubuh di ranjang, kini rasanya jadi lelah sekali. "Tenangkan dirimu Lau, kamu harus terbiasa dengan pemandangan seperti itu," ucapnya sekali lagi. Mengingat bahwa kini mereka akan tinggal di kamar yang sama.
Laura coba memejamkan mata dan bayangan tubuh pollos Shinee langsung terekam jelas di benaknya. "Astaga! kenapa aku jadi mesyum!"
tau padahal Shinee di hiburnya juga
sama celine🤭 nah kalau nanti lihat album satu jangan di kata kurang ajar ya
Shinee karena semua di sana Daddy
Jack mommy Anne dan yang lainnya termasuk Adek nya Shinee 🤭
Dicky juga ada nah itu yang kurang
asam haha,,ga bisa nahan tawa
Shinee berlinang air mata haru sedih
senang campur cendol 🤩🌹👍
Tante kucing cerewet jangan di apa2in papa shineeeeee😆😆😆
haru dan bahagia ...