NovelToon NovelToon
JEJAK LANGKAH DI UJUNG USIA

JEJAK LANGKAH DI UJUNG USIA

Status: sedang berlangsung
Genre:BTS / Romantis / Fantasi / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: M syamsur Rizal (Rizal)

menceritakan seorang guru yang ingin hidup sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M syamsur Rizal (Rizal), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

maafkan aku salah

Udara sore di rumah besar keluarga Benny terasa berat. Bau dupa dan ramuan herbal memenuhi udara, menandakan ada seseorang yang tengah sakit parah. Di kamar utama, Nyonya Feby terbaring lemah di ranjang besar dengan napas tersengal.

Andre, dengan langkah pelan dan pandangan tenang, mendekati ranjang. Tangannya yang kokoh namun lembut terulur, ingin memeriksa denyut nadi sang nyonya.

Namun sebelum sempat menyentuh, suara keras memecah keheningan.

“Hee! Tunggu dulu! Apa yang kau lakukan?!” ucap Kenny

“Apa kau dokter? Siapa suruh sentuh nenekku?!” timbal Kenny

Kenny, cucu Nyonya Feby, melangkah maju dengan wajah sombong dan nada tinggi.

Andre menatapnya sebentar, tetap tenang.

“Aku… mengerti sedikit ilmu medis. Aku hanya ingin memeriksa keadaannya,” jawab Andre dengan nada lembut namun tegas.

Benny, anak sulung Nyonya Feby, berdiri di samping pintu sambil menyilangkan tangan dan memandang Andre penuh sinis.

“Mengerti sedikit ilmu medis? Hah!” Benny menertawakan.

“Kau pikir kami butuh orang yang sedikit mengerti untuk menangani ibuku? Aku sudah panggil dokter hebat dari Larsa, murid langsung dari Jefri Balba, master pengobatan negeri ini namanya Master Nesia. Dia akan segera datang.” ucap Benny

Andre hanya terdiam. Namun di dalam hatinya, sebuah senyum tipis muncul di ujung bibir.

“Jefri Balba… muridku yang dulu suka lupa mencatat resep,” gumamnya Andre lirih.

Tak ada yang tahu bahwa Jefri Balba adalah murid langsung Andre pria yang kini mereka remehkan sebagai orang biasa.

“Kau tidak perlu ikut campur,” ujar Benny tajam.

“Murid langsung Jefri?” Andre berbisik pelan. “Sejak kapan dia menerima murid tanpa seizinku? Dasar bocah keras kepala…”

Ucapan itu membuat Benny dan Kenny saling pandang, kening mereka berkerut.

Benny terkekeh sinis.

“Hahaha! Kau siapa sampai Jefri harus lapor padamu? Jangan bilang kau… gurunya?”

“Wah, mungkin dia sudah gila, ayah,” timpal Kenny dengan tawa keras.

“Orang ini benar-benar pandai membual!” ucap Kenny tertawa menghina dan merendahkan Andre

Lena, yang sejak tadi berdiri di sudut ruangan, mulai panik. Ia tahu Andre bukan orang sembarangan, tapi ia juga tahu betapa keras kepala keluarga Benny.

“Cukup, Andre,” ucapnya dengan suara tajam namun bergetar.

“Jangan bicara sembarangan lagi.” ucap Lena

Kenny masih tertawa.

“Bibi Lena, pria yang kau bawa ini benar-benar aneh. Katanya dia guru dari Master Jefri! Wah, luar biasa sekali imajinasinya.” ucap Kenny sangat arogan dan mengejek andre

Andre tetap diam. Tatapannya tak berubah. Tenang, dalam, dan sulit ditebak.

Hana, gadis muda yang sejak tadi diam di sisi Lena, akhirnya berbisik.

“Paman Andre… sebaiknya jangan bicara begitu. Mereka tidak akan mengerti.”

Andre hanya menatapnya sebentar, lalu kembali diam. Namun dalam hatinya, pikirannya berputar cepat.

“Jefri… kau berulang kali kuingatkan, tanggung jawab seorang tabib bukan hanya menyembuhkan, tapi juga menjaga nama dan niat. Jika benar kau melanggar perintahku dengan memilih murid tanpa izin, aku ingin melihat sejauh mana hasil didikanmu. Jika muridmu buruk, aku sendiri yang akan memberinya pelajaran.” Gumam andre

Menarik napas panjang, Andre akhirnya mengalah.

“Baiklah,aku minta maaf” katanya lembut. “Mungkin aku memang salah bicara. Kapan murid Dokter Ahli Negara itu tiba?” sambung Andre

Benny menyeringai puas.

“Salah bicara? Hah! Di sini tidak ada orang luar yang mendengar, jadi lebih baik kau cepat pergi. Jangan buat masalah. Kalau tidak, aku pastikan Master Nesia akan tahu apa yang kau lakukan pada ibuku tadi.” ucap Benny

Lena menunduk, wajahnya getir. Ia tahu Andre tidak salah, tapi keadaan tidak berpihak.

“Andre,” katanya pelan. “Lebih baik kau pergi dulu. Aku tak ingin masalah ini makin besar.” ucap Lena

Namun sebelum Andre sempat menjawab, terdengar suara teriakan dari luar ruangan.

“Tuan! Tuan Benny!” teriak pelayan

“Apa lagi?!” ucap Benny

“Master Nesia sudah datang!” ucap pelayan

Benny langsung bangkit, wajahnya berbinar penuh semangat.

“Akhirnya! Cepat, persilahkan masuk!” ucap Benny

Tak lama kemudian, langkah kaki lembut terdengar dari lorong. Seorang wanita muda memasuki kamar dengan jubah putih bersulam emas, rambut panjangnya diikat rapi, dan mata tajam penuh wibawa. Dialah Master Nesia, murid kesayangan Jefri Balba.

“Master Nesia, tolong periksa ibuku. Keadaannya semakin lemah,” pinta Benny dengan nada sopan namun terburu-buru.

Andre menatap wanita itu lama. Tatapan matanya berubah lembut.

“Rupanya… dia. Gadis kecil itu sudah tumbuh sebesar ini,” gumam Andre dalam hati.

Namun Benny segera membentaknya.

“Hei! Kenapa kau masih di sini? Cepat pergi!” bentak Benny kepada Andre

Nesia, yang sejak tadi memperhatikan Andre, tiba-tiba berhenti melangkah. Ia memicingkan mata, menatap wajah pria itu lebih dalam.

“Tunggu… kau siapa?” tanya Nesia perlahan.

Ada sesuatu di nada suaranya — keraguan, tapi juga rasa akrab.

Seketika, bayangan masa kecilnya berkelebat di dalam kepala.

“Kakek guru, kalau ini apa namanya?” tanya nesia

“Itu namanya tanaman Angelica,” suara lembut dari masa lalu bergema.

“Kalau yang ini?” tanya nesia

“Itu Gingseng Betina, ingat baik-baik, Nesia. Obat bukan sekadar bahan, tapi niat dari tangan yang meraciknya.” ucap sang kakek guru

Lamunan itu membuat dada Nesia bergetar. Ia menatap Andre sekali lagi — dan matanya membesar.

“Tunggu… apakah mungkin…?”

Namun sebelum ia sempat mengucapkan sesuatu, suara Benny memotong.

“Master Nesia, abaikan saja dia. Orang ini cuma pelayan di rumahku, tidak penting!” ucap Benny

Andre hanya tersenyum kecil. Ia menunduk, lalu berbisik pelan — cukup hanya untuk dirinya sendiri.

“Pelayan, ya? Biarlah. Dunia memang mudah lupa siapa yang dulu memberi cahaya pada lilin yang kini bersinar.”

Master Nesia berdiri di sisi ranjang, menatap tubuh lemah Nyonya Feby. Tangannya yang halus mulai bekerja dengan penuh ketelitian — memeriksa denyut nadi, tekanan dada, dan warna lidah. Gerakannya cepat, penuh percaya diri, seolah setiap gerakan sudah tertanam di dalam darahnya.

Benny dan Kenny menatapnya dengan penuh kekaguman.

“Lihatlah, ini baru dokter sejati,” bisik Benny dengan bangga.

“Tentu saja,” timpal Kenny. “Tidak seperti orang sok tahu itu.”

Andre berdiri diam di sudut ruangan, menyaksikan dengan tenang. Matanya tajam memperhatikan setiap gerakan Nesia.

Sesekali, sudut bibirnya terangkat tipis.

“Gerakan tangan itu… cara ia menekan nadi… ya, persis seperti dulu saat aku mengajarinya. Tapi…”Gumam Andre

Andre mengernyit pelan,

“…ritme nadinya tidak akan stabil kalau ia salah urutannya.” Gumam andre

"Dia kekurangan energi , saraf penyumbatan dan terlalu kelelahan, dia sudah sekarat. " Ucap nesia

"Sekarat, kalau begitu..." Ucap Lena  tertahan sedikit terkejut mendengar ucapan nesia

"Nenek. " Hana mulai sedih

Benny menunduk

"Kalau ibu meninggal, di keluarga nggak ada yang bisa kendalikan Lena. " Gumam Benny

Semua kendali atas Grup Zion adalah wewenang Lena, Benny tidak bisa apa apa, namun karena ibunya lah Benny bisa dengan mudah mengendalikan Lena, sebab Lena tidak mau melawan ibunya.

1
reza indrayana
bikin bapeerRr... ( aku sludah pernah nonton filmnya Thor )💙💛💙😘😘😘
angelwings
Mantap betul! Terimakasih, author!
Vikale5
Terhibur sekali!
M syamsur Rizal (Rizal): terimakasih suport nya kakak🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!