NovelToon NovelToon
Kutukan Cinta Terlarang

Kutukan Cinta Terlarang

Status: sedang berlangsung
Genre:Kutukan / Duniahiburan / Cinta Terlarang / Office Romance / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:805
Nilai: 5
Nama Author: Cerita Tina

Luna tak pernah bermimpi bekerja di dunia hiburan, ia dipaksa pamannya menjadi manajer di perusahaan entertainment ternama.

Ia berusaha menjalani hidup dengan hati-hati, menaati aturan terpenting dalam kontraknya. Larangan menjalin hubungan dengan artis.

Namun segalanya berubah saat ia bertemu Elio, sang visual boy group yang memesona tapi kesepian.

Perlahan, Luna terjebak dalam perasaan yang justru menghidupkan kembali kutukan keluarganya. Kejadian aneh mulai menimpa Elio, seolah cinta mereka memanggil nasib buruk.

Di saat yang sama, Rey teman grup Elio juga diam-diam mencintai Luna. Ia justru membawa keberuntungan bagi gadis itu.

Antara cinta yang terlarang dan takdir yang mengutuknya, Luna harus memilih melawan kutukan atau
menyelamatkan orang yang ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cerita Tina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha

Sejak itu, Elio memang tidak bisa berbicara. Reaksinya pun tidak semangat.

Namun ia datang paling awal ke ruang latihan, lalu berlatih koreografi sendirian, seolah-olah masih ada yang harus ia tebus.

Keringat menetes deras di pelipisnya, sementara musik terus berputar berulang-ulang. Setiap kali langkahnya sedikit meleset, ia menghukum diri sendiri dengan mengulang dari awal.

Luna memperhatikannya dari pintu. Ia tahu Elio tidak sedang berlatih ia sedang melarikan diri dari rasa bersalahnya.

“Elio…” panggilnya pelan.

Elio berhenti, menunduk. Nafasnya berat, bahunya naik-turun cepat. Elio mengambil buku kecil yang ia simpan disaku celananya.

Ia menulis, “Aku hanya tidak ingin merepotkan tim, Mereka berlatih keras, tapi aku malah membuat masalah di saat penting.”

Luna membacanya dan mengangguk. Ia mengambil handuk kecil di meja, lalu menepuk pelan wajah Elio yang basah oleh keringat.

 “Berhenti menyalahkan diri sendiri,” ucapnya lembut.

“Kau hanya sedang kelelahan.” lanjutnya.

Elio terdiam. Luna menatapnya lama, dengan senyum kecil yang membuat udara seolah sedikit lebih ringan.

Elio menunduk lagi, matanya berkaca-kaca. Ia tidak menjawab, hanya menarik napas dalam-dalam dan akhirnya duduk di lantai.

Luna ikut duduk di sebelahnya, tanpa banyak bicara lagi. Hanya keheningan, dan desah hati yang sama-sama berat.

Namun bagi Elio, kehadiran Luna saat itu lebih menenangkan daripada kata-kata apa pun.

Ia tahu, meski suaranya hilang, seseorang di sampingnya tetap mendengar dengan sepenuh hati.

Pintu tiba-tiba terbuka. Rey melangkah masuk dengan cepat, wajahnya serius tapi matanya penuh keyakinan.

Rey menatap mereka satu per satu sebelum akhirnya berkata dengan tenang.

“Bagaimana kalau kita beritahu fans bahwa Elio kehilangan suaranya karena berlatih terlalu keras?”

Luna spontan menatapnya dan menyela, “Bukankah itu memang benar?”

Rey mengangguk, “Justru itu. Fans akan tahu kalau ini bukan alasan ini bukti kesungguhan. Mereka akan merasa empati. Dan dukungan itu bisa jadi kekuatan terbesar kita.”

Luna perlahan tersenyum, matanya berkilat untuk pertama kalinya hari itu. “Kau benar,” katanya dengan nada lega. “Itu ide bagus, kak Rey.”

Luna menatap mereka berdua, lalu berkata mantap, “Aku akan menghubungi tim divisi perencanaan. Mereka harus tahu strategi kita. Ini bukan kelemahan, tapi ini jadi kisah perjuangan.”

Luna menarik napas panjang, seolah ingin menenangkan hati yang sesak sejak tadi. Ia menatap Elio yang masih diam, lalu berkata pelan namun penuh keyakinan.

"Entah mengapa, firasatku berkata kita akan berhasil. Semangat, ya.”

Rey mengulurkan tangannya, disusul Luna, lalu Elio akhirnya menaruh telapak tangannya di atas mereka berdua.

Tiga tangan, tiga jiwa yakin bahwa besok, meski suara Elio hilang, semangat mereka akan menggema lebih keras dari apa pun.

***

Malam itu, Luna berdiri di depan seluruh anggota Neonix. Wajahnya tampak tenang, tapi dalam matanya tersimpan kegugupan yang sama seperti mereka semua.

“Dengarkan aku sebentar,” katanya tegas.

“Besok kita akan tampil di acara Survival Stage. Aku tahu hari ini berat, apalagi dengan kondisi Elio.”

Ia menatap mereka satu per satu, berhenti sedikit lebih lama di arah Elio yang duduk diam di pojok ruangan.

“Tapi kita sudah berjuang sejauh ini. Sekarang, yang paling penting adalah istirahat. Tubuh dan pikiran kalian butuh tenang supaya besok bisa tampil maksimal.”

Mereka semua mengangguk.

“Tidak ada latihan tambahan malam ini,” lanjut Luna.

“Kalian semua pulang, makan yang cukup, lalu tidur lebih awal. Besok, kita bukan cuma tampil tapi kita akan membuktikan bahwa Neonix tidak menyerah bahkan di titik paling sulit.”

Marcel yang berdiri di belakang menepuk tangannya pelan, memberi dukungan.

Luna tersenyum, “Ingat, istirahat juga bagian dari perjuangan. Kita harus tampil dengan semangat yang utuh, bukan tubuh yang lelah.”

Setelah selesai, para anggota perlahan beranjak. Elio berdiri terakhir, menatap Luna sebentar. Tak ada kata, tapi pandangan itu cukup semacam ucapan terima kasih dalam diam.

Begitu semuanya sudah pergi, Luna menghela napas panjang. Ia menutup ruang latihan yang kini kosong, lampunya setengah redup, dan berbisik pelan pada dirinya sendiri.

“Besok, semoga semua berjalan baik.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!