Di saat kedua sahabatnya telah menikah, Davin masih saja setia pada status jomblonya. hingga pada suatu malam ia menghadiri perayaan adik perempuannya di sebuah hotel. perayaan atas kelulusan adik perempuannya yang resmi menyandang gelar sarjana. Tapi siapa sangka malam itu terjadi accident yang berada diluar kendali Davin, pria itu secara sadar meniduri rekan seangkatan adiknya, dan gadis itu tak lain adalah adik kandung dari sahabat baiknya, Arga Brahmana. sehingga mau tak mau Davin harus bertanggung jawab atas perbuatannya dengan menikahi, Faradila.
Akankah pernikahan yang disebabkan oleh one night stand tersebut bisa bertahan atau justru berakhir begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
Mama Lidia tak lagi menekan suaminya, ia cukup paham dengan perasaan suaminya. Kehilangan ibu kandung memang sangat menyedihkan, apalagi dengan cara yang menyakitkan. Mamah Lidia hanya bisa berdoa semoga Tuhan secepatnya melembutkan hati suaminya hingga bersedia membuka hati dan memperbaiki hubungan dengan ayah kandungnya. Bukankah manusia tidak pernah luput dari salah dan dosa, mungkin hal serupa yang pernah dilakukan oleh ayah mertuanya sehingga menimbulkan kebencian yang mendalam dihati papah Alex. Namun begitu, sebagai seorang istri mamah Lidia hanya dapat mendoakan yang terbaik agar di usia senjanya, ayah mertua bisa menikmati masa-masa yang indah, menikmati kebersamaan bersama putra semata wayangnya, serta kedua cucunya.
*
Dua hari kemudian, semua pegawai SJ group sudah terlihat membawa koper masing-masing, untuk persiapan menuju kota kuta, Bali. Tentu saja Davin dan juga Dila berada diantara para pegawai SJ group yang akan berangkat pagi ini. Faras terlihat mengajak serta istri dan juga putranya.
Semua bersorak gembira layaknya anak-anak SMA ketika melihat bus yang akan mengantarkan mereka ke bandara telah tiba di depan gedung SJ Group.
"Asyik nih... liburan gratis."
"Iya nih...mana liburannya nggak main-main. Ke Bali."
"Btw, makasih tuan Sarfaras untuk liburannya." Salah seorang pegawai mewakili yang lainnya mengucapkan rasa terima kasih atas kebaikan serta pengertian Faras.
"Seharusnya saya yang berterima kasih kepada kalian semua, karena kalian semua telah mendedikasikan diri dengan sepenuh hati selama bergabung di SJ Group. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih banyak atas dedikasi yang telah kalian berikan kepada SJ Group, dan selamat menikmati perjalanan menuju Kota kuta, Bali. Semoga liburan kita kali ini menyenangkan." Tutur Faras dihadapan semua pegawainya.
Jika semua pegawai fokus pada Faras yang baru mengutarakan ucapan terima kasihnya, Rani justru fokus memandang ke arah Davin. Dengan balutan kaos berwarna putih serta bawahan jeans, membuat pria itu terlihat semakin tampan di mata Rani.
"Kamu sudah bersuami Dila. So, jangan berani-berani mendekati pak Davin, karena pak Davin itu jatahku." Batin Rani penuh percaya diri mampu menaklukkan hati Davin saat mereka berada di Bali nanti.
Semua pegawai lantas naik ke bus yang akan mengantarkan mereka ke bandara. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit akhirnya bus yang mengantarkan mereka semua tiba di bandara.
Hampir satu pesawat penumpangnya pegawai SJ Group. Di perjalanan udara menuju kota Bali, ada yang memilih beristirahat dan ada juga yang memilih menikmati penerbangan dengan terjaga.
Setibanya di bandara Ngurah Rai Bali, kedatangan mereka disambut oleh bus pariwisata yang telah dibooking oleh perusahaan untuk mengantarkan mereka menuju Vila. Selama berada di Bali mereka akan menginap di Vila milik keluarga Sanjaya.
Mengingat pernikahan mereka belum diketahui oleh orang kantor, Davin dan Dila memutuskan untuk menempati kamar yang berbeda. Davin menempati satu kamar seorang diri, Dila menginap satu kamar dengan dua orang rekan satu divisi dengannya, dan salah satunya adalah Rani.
Dila menyadari perbedaan sikap Rani terhadapnya, namun Dila masih berusaha bersikap biasa saja, seolah tidak menyadari itu.
"Mengapa tidak mengajak suami kamu ke sini sekalian, biar sesi liburan kamu lebih seru?." Ucapan Rani tidak terdengar seperti sebuah pertanyaan, melainkan seperti ungkapan rasa kesal karena Dila tidak mengajak serta suaminya.
"Atau mungkin kamu sengaja ya, biar bisa_." Rani sengaja tak melanjutkan perkataannya, namun dari sorot matanya menyiratkan sebuah sindiran penuh makna.
"Entah saya mengajak suami saya atau pun tidak, sepertinya itu tidak ada hubungannya dengan anda, Nona Rani. Lagipula, liburan ini dikhususkan untuk para pegawai SJ group, lalu mengapa anda malah sibuk menanyakan tentang suami saya?." Meskipun Dila menjawab dengan nada sopan, namun terdengar menantang ditelinga Rani, sehingga wanita itu menjadi geram.
Ketimbang meladeni sikap sinis Rani, Dila memilih masuk ke kamar dengan membawa serta koper miliknya.
"Awas saja kamu, Dila. Sekali lagi aku melihatmu menggatal pada pak Davin, aku pastikan kau akan malu." Dalam hati Rani yang kini menatap Dila menyeret kopernya masuk ke kamar yang akan mereka tempati bersama selama berada di kota itu.
Sore harinya, Dila memutuskan untuk jalan-jalan ke pantai. Ia pergi bersama Titi yang juga merupakan rekan satu divisi dengannya.
"Dila, apa aku boleh bertanya sesuatu padamu?." Ujar wanita berkacamata bening itu.
"Memangnya kamu mau apa, Hem?."
"Tapi kamu jangan tersinggung ya!." Jujur, Titi merasa tidak enak hati untuk mengutarakan pertanyaannya pada Dila, namun ia juga ingin memastikan bahwa apa yang dikatakan oleh Rani itu tidak benar.
"Untuk apa aku harus tersinggung. Tanyakan saja, apa yang ingin kamu tanyakan padaku, Ti!."
"Apa benar kamu berusaha menggoda pak Davin." Sebenarnya Titi tidak mempermasalahkan jika benar Dila dekat dengan Davin, akan tetapi menurut pengakuan Dila sendiri ia telah menikah, lalu mengapa masih berusaha mendekati pria lain?.
"Jadi Rani menyebarkan berita seperti itu." Dila malah balik bertanya, dan Titi pun mengangguk membenarkan.
"Kenapa tidak mencari tahu terlebih dahulu sebelum menyebarkan gosip tentangku, Nona Rani." Batin Dila sambil melengkungkan salah satu sudut bibirnya, sehingga menciptakan sebuah senyuman tipis di sana.
"Intinya, aku tidak pernah berusaha mendekati pria lain." Dila akhirnya memberi jawaban atas pertanyaan Titi. Meskipun sedikit ambigu, namun jawaban Dila mampu menepis pikiran buruk Titi tentang rekan satu timnya itu.
"Sepertinya Rani cemburu padamu, makanya dia menyebarkan berita hoax tentang kamu, Dila." Tutur Titi.
"Terserah dia mau Ngomong apa, selama aku tidak merasa melakukan apa yang dikatakannya, aku tidak mau ambil pusing, Ti." Balas Dila disela langkah mereka menyusuri bibir pantai.
"Baguslah, kalau dia tahu tentang kedekatanku dengan mas Davin, dengan begitu perlahan Rani pasti akan tahu dengan sendirinya jika aku dan mas Davin merupakan pasangan suami-isteri." Batin Dila tak mau ambil pusing dengan apapun yang dilakukan oleh Rani. Dila justru bersyukur dengan tindakan Rani, yang secara tidak langsung membantunya mempublikasikan hubungan pernikahannya dengan Davin. Dengan terpublikasikannya hubungan pernikahan mereka, ia tidak perlu khawatir lagi akan ada ulet bulu yang berusaha mendekati suaminya, begitu pikir Dila.
*
Di belahan kota yang berbeda, mamah Lidia baru saja meninggalkan sebuah supermarket setelah belanja kebutuhan bulanan. Saat berjalan ke arah mobilnya berada, mamah Lidia dikejutkan dengan keberadaan tuan Marwan yang didampingi oleh dua orang bodyguard nya.
"Maaf, boleh saya meminta waktu anda sebentar, Nyonya?."
"Lidia, panggil Lidia saja!." Mamah Lidia merasa berdosa ketika mendengar ayah mertuanya memanggilnya dengan sebutan nyonya.
"Baiklah, bolehkah nak Lidia meluangkan waktu sebentar?." Tuan Marwan meralat panggilannya pada menantunya.
"Tentu saja." Jawab mamah Lidia.
"Sebaiknya kita mengobrol di sana, biar lebih enak!." Tuan Marwan Menuding ke arah sebuah cafe yang letaknya tepat didepan supermarket.
"Baiklah." Mamah Lidia pun setuju.
akibat iri,hampir hilang masa depan kan...
Davin ayo selidiki siapa yang melaporkan kalau Dila ada di dalam kamar mu??? bisa dilaporkan balik lho atas pencemaran nama baik,atau gak di kasi sanksi dikantor...
tanpa menncari fau siapa pasangan Davin
dan Dilla
tp siaapp2 yaa ujungnya kmu yg maluuu
semangaaatttt
kenapa harus tunggu konferensi pers dulu?? rasa nya untuk itu tidak di perlukan