NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Reinkarnasi Sebagai Putri Di Dunia Terkutuk

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Iblis / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Romansa Fantasi
Popularitas:653
Nilai: 5
Nama Author: Azurius07

Berkisah tentang seorang wanita yang terbangun sebagai karakter game yang pernah ia mainkan, Putri Verxina. Seorang putri Kerajaan yang terpaksa menjadi pemimpin pasukan yang memerangi Raja Iblis dan pasukannya. Verxina memiliki dua rekan yang bersamanya sejak dia masih kecil, yaitu Lukasz dan Maria.
Verxina sering dijuluki sebagai Putri Gila karena berbeda dengan para bangsawan gadis seusianya, ia memilih jalan hidupnya sebagai seorang pejuang. Bahkan tanpa penyelidikan yang mendalam, ia menyanggupi menjadi pemimpin pasukan pertahanan dari Monster dan Iblis yang nantinya akan menjadi jalan hidupnya.
Setelah menyelesaikan pertempuran pertamanya yang membuat korban jiwa dalam jumlah besar, dia bertemu dengan Ivory yang menyatakan sebagai dewa dari dunia ini dan meminta untuk Verxina dapat mencapai babak akhir tersembunyi dari dunia ini tentunya dengan sebuah imbalan. Verxina menyanggupinya dan meneruskan perjuangannya dalam mempertahankan dunia ini dari serangan pasukan Raja Iblis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azurius07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sebuah Kejutan untuk Adeela

“Jadi kau sudah membaca surat itu sepenuhnya?” tanyaku padanya yang dibalas dengan anggukan.

“Dan apa yang ingin kau lakukan sekarang adalah melawan wasiat terakhir ayahmu?” Dia kembali mengangguk.

“Kenapa?” tanyaku padanya, Lukasz juga berada dibelakangku seperti ingin tahu juga.

“Sebagai anak yang baik, saya seharusnya mengikuti wasiat ayah saya, namun sesekali saya ingin melawan perintahnya!” ucapnya padaku, jawaban macam apa pula itu.

“Kau tahu kan melawan wasiat ayahmu membuatmu menjadi seorang anak durhaka,” tanyaku padanya, mencoba meyakinkannya mengenai pilihannya yang cukup buruk.

“Tapi bukankah anda selalu melakukannya Yang Mulia?” Aku tidak bisa membantahnya, Verxina memang seorang anak perempuan bandel yang dengan senang hati melakukan segala hal yang bertentangan dengan yang ayahnya minta.

“Nona Adeela benar tentang hal itu Yang Mulia,” perkataan Lukasz menusuk hatiku dengan tajam.

“Mungkin kau harus mencari contoh orang yang lebih baik, bukan diriku,” ucapku, tapi kan ini bukan kelakuanku, aku orang yang sangat mencintai kedua orang tuaku, hanya si Verxina saja yang kelakuannya diluar nalar manusia.

“Tapi tidak ada yang terbaik selain anda Yang Mulia!” ucapnya diikuti dengan anggukan Lukasz yang mendatanginya dan bersalaman dengannya.

“Kau mengerti ternyata Nona Adeela!” ucap Lukasz yang menyalaminya.

“Sangat benar Tuan Lukasz, bolehkah aku memanggilmu senior?” Lukasz mengangguk, menjadikan mereka satu teman padahal kemarin mereka saling serang. Jujur saja mendengar Adeela membuatku sedikit tersipu, tapi aku harus fokus.

“Baiklah jika itu maumu, aku tidak bisa merubahnya, tapi pikirkan kembali karena itu wasiat dari ayahmu,” ucapku padanya.

Kami berempat, Ivory berada dibelakang Adeela setelah mengantarnya menemuiku di halaman belakang. Hari ini, kami akan melaksanakan penjelajahan kembali di Kerajaan Amberwater dengan rute di Dungeon 3, Benteng Pertahanan Luar.

“Jadi, apa yang akan kalian lakukan disini?” tanya Adeela melihat kami berdua membawa banyak perlengkapan.

“Kami akan menjelajahi Kerajaan bawah laut Amberwater,” ucapku padanya, kami menunggu Michelle dan Maria yang sedang perjalanan kemari. Alessandro dan Elano harus berada di pengobatan mereka karena terluka lebih parah dari yang lainnya.

“Kerajaan bawah laut? Bukankah itu hanya cerita mitos Yang Mulia?” tanya Adeela padaku.

“Hmm, apa kau tahu juga kerajaan itu?” tanya Lukasz padanya.

“Aku tahu itu senior, dulu ibuku sering membacakan buku cerita tentang Kerajaan bawah laut, dimana seluruh sihir kuno hilang bersama mereka, selain itu juga adanya Raja Iblis yang membuatnya menghilang 600 tahun yang lalu,” ucap Adeela menceritakan kembali kisahnya.

“Itu memang benar Adeela sayang, Kerajaan Amberwater menghilang 600 tahun yang lalu, tidak benar-benar menghilang, tapi berpindah ke dasar laut hitam kematian.”

“Ribuan orang dari 600 tahun mencoba untuk menahlukkan Kerajaan tersebut, namun tidak ada yang pernah kembali. Dan sekarang adalah giliran kami,” ucapku kepadanya.

“Apakah anda sudah gila? Tidak ada yang pernah kesana Yang Mulia, itu hanyalah sebuah cerita,” bantah Adeela.

“Bahkan aku yang masih anak-anak ini katamu, tahu bahwa itu hanyalah sebuah cerita untuk menakut-nakuti anak-anak,” ucapnya kembali.

“Jika itu yang kau katakan, aku takkan membantahmu sayang, tapi batu teleportasi ini bercerita hal lain,” ucapku sembari mengaktifkan batu teleportasi disana, wajah Adeela terlihat sangat kaget dengan yang terjadi.

“12 tahun aku berada disini dan aku bahkan tidak mengerti batu-batu ini bisa menjadi sihir yang ditinggalkan,” ucapnya yang mendekati batu-batu dan mengamatinya dengan seksama sambil sesekali menyentuhnya.

“Bagaimana anda tahu hal ini jika bahkan aku yang menjadi pewaris ayah tidak mengetahuinya?” tanyanya padaku.

“Aku yakin seluruh keluargamu mengetahuinya Adeela, bahkan mendiang ayahmu telah menggunakannya beberapa kali. Beliau ingin memberitahukanmu hal ini, namun kau pergi dari rumah sebelum beliau dapat mengatakannya,” ucapku yang juga melambai ke arah kedua anggota timku yang baru datang.

“Ini siapa Yang Mulia?” tanya Michelle yang telah siap dengan seluruh barangnya.

“Ah Nona Adeela, anda telah sadarkan diri?” tanya Maria yang mendekatinya.

“Oh Michelle, Maria, ini adalah Adeela Braveheart, sepertinya Maria tahu, ya karena Maria berasal dari Northridge dulunya. Adeela, ini adalah Maria, healer kita dan Michelle, penyihir kita,” ucapku memberitahukannya.

“Salam kenal nona Braveheart, saya turut berduka atas keluarga anda,” ucap Michelle menundukkan kepalanya.

“Semoga beliau diberikan yang terbaik disana,” tambah Maria.

“Terima kasih kak Michelle, kak Maria.”

“Oh iya, Yang Mulia, apakah kita akan memasuki gerbang teleportasi ini?” tanyanya padaku.

“Tentu saja adik tingkatku tercinta. Mengapa aku membawa kalian kemari jika bukan untuk hal itu?”

“Lukasz, pimpin jalan dan tunjukkan kepada adik kita tercinta ini sebuah tempat wisata dibelakang halaman rumahnya,” ucapku menyuruh Lukasz masuk duluan.

“Baiklah Yang Mulia!” ucap Lukasz yang masuk perlahan kedalam.

“Senior Lukasz menghilang!” ucap Adeela terkejut melihat Lukasz memasukinya duluan.

“Ya ya ya, dan kita juga harusnya begitu,” ucapku sebelum mendorongnya masuk.

Di sisi lain, kami masuk kedalam wilayah ketiga Kerajaan Amberwater, Benteng Pertahanan Terluar. Lebih tepatnya ini adalah safezone sebelum kami dapat berjumpa dengan monster yang akan kami hadapi.

“Itu sungguh luar bias...hueek!” ucap Adeela yang mual setelah memasuki portal teleportasi. Maria dan Michelle menepuk-nepuk punggung Michelle dan memberikan sihir penetral ke Adeela.

“Sudah-sudah nona Adeela,” ucap Maria ke Adeela, sementara aku hanya tersenyum melihatnya.

“Wah Yang Mulia mengejekku ya,...” ucapannya terhenti saat melihat Kerajaan Amberwater dari kejauhan. Kerajaan megah yang hanya ada di cerita-cerita berada di pandangan mereka.

“Kerajaan apa itu?!” ucap Michelle dan Adeela saat melihat Kerajaan Amberwater dari sini.

“Baiklah kalian berdua, di hadapan kalian adalah Kerajaan yang menghilang dari Terra 600 tahun yang lalu, Kerajaan Amberwater yang tenggelam di dalam Laut Hitam Kematian,” ucapku memperkenalkan Kerajaan di hadapan mereka.

“Amberwater, maksud anda Kerajaan super megah tempat dimana sihir-sihir kuno diciptakan adalah ini Yang Mulia?” tanya Michelle yang masih tidak percaya bahwa Kerajaan itu bukanlah sebuah mitos.

“Cerita itu bukan Mitos?!” teriak Adeela yang melihat Kastil Kerajaan Amberwater dengan teropongnya.

“Bukan adikku tercinta, Kerajaan Amberwater adalah sebuah Kerajaan kuno yang memiliki tingkat sihir tertinggi di Terra. Sekarang Kerajaan inilah yang menjadi tempat Raja Iblis dan pasukannya bersemayam.”

“Jika kita ingin mencari tahu penyebab dan misterinya, kita harus mengeksplorasi tempat ini hingga ke pusatnya, Kastil Kerajaan Amberwater,” ucapku menunjuk ke area kastil hitam dengan beberapa api kehijauan yang menerangi sudut-sudut Kastil.

“Baiklah, tempat ini adalah wilayah ketiga, Wilayah Benteng Pertahanan Terluar Kerajaan Amberwater. Terdapat 5 area eksplorasi dan satu area bos, selain itu terdapat safezone seperti ini diantara kelima area eksplorasi.”

“Tim kita terdiri dari aku dan Lukasz yang akan menjadi Vanguard, Michelle dan Adeela akan menjadi dps kita dan Maria akan menjadi support, namun jika musuh yang kita hadapi memiliki kekebalan fisik, Maria akan membantu sebagai penyihir serangan dan Adeela akan menjadi support disini.”

“Kalian paham?” tanyaku pada mereka setelah menjelaskan taktik yang akan kami gunakan dalam eksplorasi hari ini.

“Yang Mulia!” Adeela mengangkat tangannya.

“Ya ada pertanyaan adikku tercinta?” tanyaku padanya.

“monster apa yang akan kita lawan nanti? Saya merasakan banyak aura monster dibawah sana!” tanya Adeela yang telah bersiap dengan busur panahnya.

“Sebuah pertanyaan bagus, kita tidak akan tahu monster apa, kecuali kita memasuki wilayah pertama,” jawabku untuk pertanyaannya.

“Apa ada pertanyaan kembali?” semuanya membalas dengan gelengan kepala mereka masing-masing.

“Baiklah kalau begitu, persiapkan diri kalian dan perlengkapan kalian,” Lukasz mengeluarkan pedangnya yang bersinar, Maria dan Michelle mengeluarkan tongkat sihir mereka dan Adeela yang mengangguk padaku.

“Lukasz, pimpin jalannya,” perintahku ke Lukasz yang diberi anggukan olehnya dan maju terdepan.

[Dungeon 3-1 Benteng Terluar Kerajaan]

[Kalahkan Musuh, Damned Knight 0/16]

Kami memasuki area pertama, tepat setelah membuka dan menutup kembali pintu, beberapa obor menyala, api hijau menerangi area ini, perlahan tapi pasti para ksatria tanpa helm bangkit dari tidurnya dengan pedang di tangan kanan mereka.

Mereka melihat kearah kami, wajah mereka telah lama terkoyak, meninggalkan ekspresi yang tidak dapat kami baca, menjadikan mereka monster dengan zirah ksatria, mereka memanggilnya Damned Knight.

Damned Knight merupakan monster yang memiliki perawakan sebagai ksatria di masa lampau. Mereka memiliki kekuatan layaknya seorang Ksatria dan ketahanan tubuh yang lebih baik daripada saat mereka menjadi manusia. Damned Knight juga memiliki persenjataan seperti saat mereka masih menjadi Ksatria seperti pedang, tombak, dan perisai. Mereka adalah musuh yang cukup menyulitkan, namun dengan koordinasi yang baik, mereka dapat dikalahkan dengan cukup mudah.

“Damned Knight Yang Mulia,” ucap Lukasz.

“Jadi seperti inilah Damned Knight?” tanya Maria yang mencoba membuka buku panduan monster buatan Gereja tempatnya dulu.

“Jauh lebih mengerikan daripada yang di akademi ini Yang Mulia,” ucap Adeela mengingat latihan tempurnya.

“Ah tak heran kau dan Lukasz mengerti monster ini,” ucapku ke Lukasz dan Adeela yang mengerti karena mereka memiliki pendidikan di akademi yang sama, hanya berbeda angkatan saja.

“Kelemahan mereka adalah sihir Yang Mulia?” tanya Michelle yang bersiap dengan serangannya.

“Tidak hanya sihir, jika bisa menembus zirahnya, mereka juga sama seperti manusia, hanya lebih sulit mati jika terpotong, namun sihir pemurnian akan bekerja sangat efektif melawan mereka. Bahkan air suci Gereja saja bisa melelehkan mereka dengan mudah,” ucapku dengan tatapan tidak percaya dari mereka.

“Kenapa kalian tidak percaya, mereka sama dengan mayat hidup, hanya saja tidak menggigit,” ucapku mencoba memberitahukan kepada mereka.

“Intinya beri senjata kalian sesuatu yang suci, kecuali jika itu sihir dan pedangmu Lukasz, itu pedang cahaya,” ucapku dengan menyiramkan air suci ke pedangku yang baru.

Para Damned Knight tidak langsung menyerang kami, namun berdiri disana mencoba mengintimidasi kami dengan berbagai raungan non manusia mereka. Jika kami adalah tentara biasa, mungkin kami akan ketakutan dan lari, namun kami pernah berhadapan dengan yang lebih buruk daripada ini.

Mereka maju bersamaan, bersiap menyerang kami dengan pedang dan tombak mereka. Sihir perisai Maria menjaga kami semua dari serangan senjata tajam mereka. Adeela dengan cekatan membidik kaki dan kepala setiap Damned Knight, saat mereka terjatuh, Michelle menuntaskan mereka dengan serangan sihir api dan petirnya.

Lukasz tidak menemukan kesulitan membantai mereka yang masuk kedalam jarak serangnya. Tebasan demi tebasan dilakukan oleh Lukasz yang membuat mereka hancur menjadi debu. Sementara itu, aku yang tidak terlalu bergerak hanya menuntaskan mereka yang dapat mencapai jarak dekat dengan para penyihir dan pemanah.

Dalam 10 menit, kami berhasil menghancurkan mereka semua, meninggalkan senjata dan permata sihir mereka di lantai. Beberapa dari mereka juga meninggalkan zirah mereka yang cukup baik keadaannya.

Amberwater Knight Sword [R] x12

Amberwater Chestplate [R] x3

Amberwater Spear [R] x3

“Huft! Huft! Ini cukup melelahkan Yang Mulia,” ucap Michelle yang terpaksa sedikit berlari saat menghindari musuh-musuhnya.

“Lebih baik kau meningkatkan stamina milikmu Michelle,” ucap Maria disampingnya yang merasa lebih lega setelah menyerang musuhnya dengan sihir pemulihan miliknya.

“Bagaimana anda bisa tahu bagaimana mereka bisa dikalahkan dengan sihir pemulihan dan air suci Yang Mulia?” tanya Adeela padaku.

“Secara umum saja Adikku tercinta, mereka adalah mayat hidup dengan zirah dan pedang. Mayat hidup memiliki kelemahan dengan hal-hal yang terkait penyucian, jadinya kenapa tidak kita menggunakan sihir dan kemampuan penyucian untuk menyucikan mereka sekaligus mengalahkan mereka?” ucapku yang sebenarnya aku tahu ini dari panduan game.

“Sangat hebat Yang Mulia!” ucap Lukasz yang sangat senang saat pedangnya mampu dengan mudah mengalahkan para Damned Knight.

“Baiklah saatnya kita melanjutkan ke area kedua,” ucapku yang berjalan dan membuka pintu ke area kedua yang tepat berada setelah pintu yang mengarah kebawah.

[Dungeon 3-2 Benteng Terluar Kerajaan]

[Kalahkan Musuh, Damned Templar 0/3]

Sama seperti sebelumnya, saat kami membuka pintu, cahaya kehijauan dari obor menerangi ruangan ini. Tiga Ksatria bertubuh sangat besar dan kekar berada didepan kami. Tinggi mereka mungkin sekitar 2,5 meter dengan zirah lengkap dengan helmnya. Mereka bertiga membawa pedang besar.

“Ini meningkatkan kekuatan musuh kita saat ini,” ucapku saat tahu musuh kami bukanlah Damned Knight, namun Damned Templar.

1
ameliaha
luar biasa
Shinichi Kudo
Duh, hati rasanya meleleh.
Washi
🙏Tolonggg thor, update secepatnya!🙏
Azurius07: jam 12 siang kak updatenya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!