Pelangi namaku... nama pemberian bunda, orang yang membesarkanku. Aku dibesarkan disalah satu panti Asuhan.
Sampai suatu hari ,panti asuhan ini dijual dengan pemiliknya, aku sebagai anak tertua di panti berusaha membantu bunda untuk mempertahankan panti.
Selain bekerja di kantor aku juga menjadi guru les, ini lah awal perkenalanku dengan Langit.
Sampai suatu malam, terjadi suatu yang tak pernah aku bayangkan. Langit merampas kesucianku.
Aku mengandung anak Langit, maminya yang mengetahui itu, memisahkan aku dan Langit sebelum Langit tahu kalau aku lagi mengandung benihnya...
Sampai lima tahun kemudian ... kami bertemu kembali...Anakku yang berwajah sangat mirip dengan Langit membuat ia curiga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Pemakaman Bunda
Jam tiga sore Pelangi sampai di panti asuhan tali kasih. Air matanya tak bisa dibendung lagi. Pelangi masuk ke dalam panti asuhan sendirian. Bumi yang tertidur di jok belakang dititipkan dengan Kevin.
"Assalamualaikum.... "ucap Pelangi, semua adik adik dipanti memandangi Pelangi. Mereka sedikit ragu, karena Pelangi sekarang sudah menggunakan hijab.
"Waalaikumsalam... kakak... apakah kakak Pelangi"ucap Melati
"Ya dek... ini kakak.. "Pelangi memeluk adik adiknya satu persatu. Adik adiknya tinggal beberapa orang lagi. Ada yang sudah bekerja dan tinggal diluar kota, dan ada juga yang telah diadopsi.
Setelah itu Pelangi membuka kain penutup jenazahnya bunda...
"Bunda.... maafkan Pelangi... Pelangi tidak bisa merawat bunda ketika sakit.. Pelangi tidak berada disamping bunda ketika menghembuskan nafas terakhir... bundaaa"ucap Pelangi menangis.
Setelah itu jenazahnya bunda dimandikan, Pelangi ikut memandikan bundanya, sampai dikafani. Dan ketika jenazah sudah siap dan akan dibawa masuk ke ambulan, Pelangi melihat ada seseorang yang sangat dihindarinya diantara kerumunan pelayat.
Pelangi kembali masuk kedalam panti. Ia menemui Melati..
"Maaf dek... kakak akan pergi kepemakaman bunda bersama atasan kakak saja.. tadi kak Pelangi melihat ada Langit... kakak nggak bisa berada diantara kalian.. kakak nggak siap bertemu Langit.. jadi kak Pelangi pamit duluan ke pemakaman ya.. "
"Baik kak... hati hati"
Pelangi melangkah perlahan sambil menundukan wajahnya melewati para pelayat. Ia tak ingin Langit melihatnya. Ia masuk kedalam mobilnya Kevin.
"Maaf pak... kita bisa langsung kepemakaman saja... "
"Tentu saja bisa... "
"Bumi masih tidur ya pak.. "
"Tadi sempat terbangun... tapi tidur kembali"
"Maaf pak jadi merepotkan bapak... "
"Nggak apa apa Pelangi.. kamu jangan sungkan begitu"
"Maafkan aku Langit... aku belum siap bertemu kamu... apalagi aku sudah berjanji dengan ibumu untuk tidak pernah menemui kamu lagi.. "
Mobil miliknya Kevin perlahan berjalan menuju tempat pemakaman.
Langit memperhatikan anak anak panti asuhan yang ia kenal. Tapi ia tak jua melihat kehadiran Pelangi.
"Pelangi... kemana kamu.. saat bunda telah tiadapun kamu tidak juga hadir. Apakah kamu benar benar telah melupakan semuanya yang disini... aku hanya ingin melihat wajahmu... aku sudah berusaha membenci dan melupakanmu... tapi hatiku tak bisa dibohongi jika aku masih merindukan dan mencintaimu... "
Langit mengikuti iring iringan mobil ambulans dan para pelayat yang ingin mengantar bunda ke peristirahatan terakhirnya.
Setelah semuanya berkumpul ditempat liang lahat... Pelangi menyelinap diantara pelayat lainnya..
Langit mengikuti setiap sesi pemakaman sampai bunda terkubur dan ustad membacakan doa.
Pelangi tidak bisa menahan air matanya. Ia ingin mendekat ke kuburan bunda, tapi itu tak mungkin karena ada Langit yang berada tak jauh dari kuburan bunda.
Langit mendekati Melati.. dan berbisik
"Apakah Pelangi tidak hadir... apakah ia tak tahu bunda meninggal"
"Nggak Lang... "hanya itu jawaban Melati.
Langitpun kembali memperhatikan ustad. Tiba tiba matanya melihat sesosok wanita yang sangat dirindukannya, tapi Langit ragu apakah itu benar Pelangi.
Pelangi yang memandangi ustad tanpa sengaja juga melihat Langit. Mata mereka beradu. Pelangi cepat menundukan kepalanya sebelum Langit mengenalinya. Pelangi mengambil masker yang ada didalam tas dan memakainya. Ia tak ingin Langit mengenalinya.
"Pelangi... apakah itu kamu...atau ini hanya halusinasi aku saja. Wanita itu memakai hijab. Tapi wajahnya sangat mirip dengan Pelangi"
Langit perlahan mundur dari tempatnya berdiri. Ia ingin memastikan wanita itu Pelangi atau bukan. Langit mencari keberadaan wanita itu.
Pelangi melihat Langit yang mencarinya. Ia bersembunyi diantara kerumunan para pelayat. Setelah semua kegiatan pemakaman selesai,Pelangi pun ikut bubar.
Tiba tiba Pelangi merasakan pergelangan tangannya di pegang seseorang. Pelangi melepaskan tangan orang tersebut.
"Pelangi.... "ucap Langit.
"Maaf anda salah orang"ucap Pelangi dengan tetap menunduk. Pelangi melangkah cepat meninggalkan Langit.
Bumi telah bangun dari tidurnya. Ia menanyakan bundanya. Kevin lalu menggendong Bumi.
Pelangi melihat Kevin yang akan melangkah ketempat pemakaman, cepat mengejar langkah Kevin. Ia tak ingin Langit melihat Bumi.
"Pak Kevin ayo kita pulang lagi... "
"Bunda... kita dimana ini"
"Nanti bunda jelaskan di mobil. Sekarang kita masuk mobil dulu."
Dari tempatnya berdiri Langit dapat melihat semua itu. Seorang lelaki yang sedang menggendong seorang putra. Langit hanya melihat punggungnya. Tidak melihat jelas wajah pria itu karena membelakanginya.
Langit tidak mengejar Pelangi karena masih ragu, penampilan Pelangi sekarang berbeda. Di tambah Pelangi memakai masker. Apakah memang wajahnya saja yang serupa.
Ia melihat Pelangi masuk kedalam mobil.
"Apakah itu benar kamu... tapi mengapa kamu tak ingin bertemu denganku.. apakah kamu masih membenciku.. apakah benar yang mami katakan kalau Pelangi sudah berkeluarga. Jika itu memang kamu... sebenci apakah kamu denganku Pelangi, sehingga untuk menyapaku saja kamu tak sudi"
Langit melihat mobil yang didalamnya ada Pelangi perlahan berjalan meninggalkan tempat pemakaman. Ia melihat sampai mobil menghilang.
Langit kembali menemui Melati yang masih didekat kuburan. Para pelayat sudah banyak yang pulang.
"Melati aku bisa bicara sebentar... "
"Silakan... kamu mau bicara apa Lang.. "ucap Melati setelah agak jauh dari adik adiknya yang masih menangis dikuburan bunda.
"Katakan dengan jujur.. apakah Pelangi benar benar tidak hadir tadi dipemakaman bunda"
"Betul Lang... aku sudah sering bilangkan denganmu, kami semua tidak tahu keberadaan kak Pelangi dimana"
"Tapi aku tadi melihatnya, bahkan sempat bertemu, hanya saja wanita itu memakai jilbab"
"Aku rasa kamu salah orang Lang... "
"Tapi wajah mereka begitu mirip... aku yakin itu Pelangi. Apakah Pelangi pergi dari panti karena telah menikah... "
"Langit... aku benar benar tidak tahu. Aku rasa pembicaraan kita selesai, aku masih berduka, jadi aku mohon jangan bertanya sesuatu yang aku tak tahu, dan akan menambah kesedihanku"ucap Melati dan meninggalkan Langit
Sementara itu didalam mobilnya Kevin, Pelangi hanya diam saja.
"Kita makan dulu ya Pelangi... perutku lapar. Bumi lapar juga nggak... "
"Iya om... perut Bumi lapar.. nih lihat kempes bangetkan perutnya Bumi"ucapnya polos.
"Pelangi.... Pelangi... "panggil Kevin, tapi Pelangi tetap diam saja. Kevin menepikan mobilnya..
"Pelangi... apa yang sedang kamu pikirkan. "Kevin menyentuh tangan Pelangi. Ia kaget dan menoleh.
"Kok berhenti pak... mengapa"
"Kamu dari tadi aku tanya... cuma diam saja. Apa kamu masih mau dipanti asuhan. Kita kembali lagi... "
"Nggak usah pak.. kita pulang saja.. "
"Tapi pikiranmu seperti nya masih disana"
"Saya masih kangen dengan adek adek pak.. "
"Kalau begitu kita kembali saja. Kamu bisa menginap di panti. Aku biar menginap dihotel bersama Bumi"
"Nggak perlu pak... "
"Om Kevin.. jadi nggak makannya, perut Bumi lapar banget "
"Sayang... kamu lapar ya. Maafin bunda ya.. "
"Kita makan dulu ya Pelangi, sebelum meneruskan perjalanan"
"Terserah bapak saja... "
"Pelangi... jika kita tidak berada dikantor kamu cukup memanggil aku mas Kevin saja, jangan bapak.. kesannya aku tua banget deh, padahal usiaku baru 29 tahun cuma beda 3 tahun dari kamu kan"
"Saya nggak berani pak... itu nggak sopan. Bapak kan atasan saya... "
"Itukan saya yang minta.. lagi pula apa bedanya antara atasan dan bawahan... sama sama manusia juga kan.. "
"Baiklah pak... eh mas.. "
Kevin tersenyum mendengar Pelangi memanggilnya dengan mas. Ia menjalankan mobil menuju salah satu restoran yang menjadi favorit keluarganya.
*****************************
Terima kasih untuk semua yang tetap setia membaca novel ini
bikin nagih bacanya, jadinya gak bisa berhenti scroll ke atas, hehe..
ceritanya udah bagus, mudah dimengerti dan gak bertele-tele..
tapi cerita Kevin-Melati masih kurang lengkap, belum sampai nikah mam..
tapi gak masalah sih, udah kebaca jg kok alurnya..
Akhirnya semua tokoh, baik utama maupun pendamping dapat jodoh dan happy ending ya..
Sedikit saran mam, kalo bisa tiap cerita nama tokohnya dibuat beda, biar gak bingung dan ketuker ceritanya,hehe..
oke deh lanjut next novel..
semoga sehat selalu dan tetap semangat berkarya ya mam..
semoga sukses terus dimanapun mama berkarya..
💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💞💞💞
HADAPI SI NENEK LAMPIR SOMBONG