" Daddy aku masih muda dan masih ingin menikmati hidup , kenapa harus menikah ?" ucap Aqila dengan tidak terima ketika Daddy meminta dia menikah .
" Aqila umur kamu udah 25 tahun jadi memang sudah seharusnya menikah , sudah cukup kamu foya-foya dan membuang waktu selama ini dan Daddy ingin kamu memberikan seorang cucu sebagai pewaris " tegas Daddy .
" Pewaris apa lagi Daddy, aku sudah memenuhi keinginan Daddy untuk menjadi presiden direktur di perusahaan keluarga lalu apa lagi masalah nya?" pertanyaan Aqila yang benar-benar tidak ingin menikah dan kalaupun menikah dia belum punya laki-laki yang tepat untuk dijadikan suami ideal baginya .
" Pokoknya Daddy nggak mau tau , kalau memang kamu tidak mau Daddy jodohkan cari calon suami sendiri dalam rentang waktu 1 Minggu ini jika tidak kamu akan Daddy nikahkan dengan Brian " pernyataan Daddy .
" What, Daddy aku nggak menyukai pria itu " tegas Aqila menolak tegas .
" Maka dari itu cari cepat calon suami " ucap Daddy pada Aqila
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Mulai panas
" Masuklah " ucap Vincent pada Irene dan empat pelayan dibelakangnya.
" Kalian bantu Aqila mandi " ucap Vincent.
" Ihhhh, aku nggak mau mandi " kata Aqila langsung menolak ketika Vincent malah menunjuknya .
" Terus kamu mau apa ?" Vincent berkacak pinggang menatap Aqila yang malah bersembunyi kedalam selimut disuruh mandi .
" Mau pulang " tegas Aqila mengeluarkan kepala nya saja .
" Pulang kemana lagi ini rumah kita " tegas Vincent dalam sekali tarikan membuang selimut kelantai .
Aqila langsung berdiri diatas ranjang menatap Vincent dan pelayan nya dengan tajam .
" Aku bilang mau pulang ya pulang, kalau Om masih menyekap aku disini lebih baik aku bunuh diri " kata Aqila yang merasa frustasi.
Jika Vincent berusaha membujuk Aqila sedangkan Irene menatap Aqila dengan sinis dan jelas sekali tatapan tidak sukanya .
" Girls, kemari jangan buat aku marah " kata Vincent merentangkan kedua tangan pada Aqila yang berdiri diatas ranjang.
" Cepat " kata Vincent meraih tangan Aqila lalu menggendong masuk kedalam kamar mandi .
Takut disakiti akhirnya Aqila menurut " kalian bantu dia " kata Vincent lalu keluar dari kamar mandi .
" Nona ingin keramas?" tanya pelayan Vincent dengan hangat melayani Aqila dan membantunya mandi .
Aqila yang berada dalam bathtub itu menikmati sensasi berendam air hangat serta pijitan keempat pelayan itu yang membuat nya senang .
" Tante pijitin kepala dong " pinta Aqila pada Irene yang sedari tadi hanya berdiri menatapnya.
" Kalian pijit kepalanya " perintah Irene pada pelayan .
" Tante kan juga pelayan kok memerintah " kata Aqila dengan tampang polosnya.
" Aku adalah kepala pelayan yang mengatur semua operasional dalam mansion tuan Vincent" ucap Irene menyatakan posisinya.
" Sekaligus pelayan pribadi tuan Vincent yang mengatur segala hal detail tentangnya " sambung Irene dengan angkuh karena dia adalah wanita yang paling dekat dengan Vincent hingga pelayan dan bodyguard ikut hormat padanya .
" Oooo, tetap aja pelayan " kata Aqila dengan sangat menyebalkan diakhir ucapan nya yang membuat keempat pelayan yang membantunya menahan tawa padahal ucapan awal Aqila sudah meyakinkan.
" Setidaknya aku adalah wanita paling dekat dengan tuan Vincent " ucap Irene mulai kesal melihat Aqila .
" Aku aja didekati Om Vincent menjauh karena malas , malah setiap malam pria itu memaksa aku berada dalam pelukan nya " kata Aqila benar-benar membuat Irene emosi walaupun dengan tampang polosnya.
" Ini aja lagi mikir cara kabur dari Om Vincent " kata Aqila yang malah tidak ingin berada di posisi yang sangat diincar wanita-wanita di mansion ini .
Irene geleng kepala menatap wanita bodoh dihadapan nya dengan perasaan kesal , Irene berjuang selama ini untuk mendapat kan perhatian Vincent dengan melakukan berbagai cara tapi sialnya Vincent malah jatuh cinta pada gadis bodoh ini tanpa Aqila harus berjuang sekeras dirinya.
" Permisi nona , kata tuan Vincent jika sudah selesai mandi dan bersiap temui dia diruang makan " kata seorang pelayan dengan sopan
" Iya , bilang pada Om Vincent untuk membuatkan aku nasi goreng seafood" ucap Aqila yang membuat mereka semua terkejut apalagi Irene yang sampai kaget .
" Hehhh, dasar tidak tau diri berani memerintahkan Tuan Vincent" kata Irene dengan spontan.
" Kenapa tidak tau diri ?, Om Vincent itu selalu memasak untuk ku setiap hari " pernyataan Aqila yang lebih mengejutkan mereka lagi .
" Baik nona akan saya sampaikan" kata pelayan itu segera pergi walaupun dengan ekspresi tidak yakin diwajahnya.
............
" Wahhhh, bajunya cantik " kata Aqila yang sudah selesai mandi dan memakai gaun lengan pendek berwarna hitam .
" Ayo nona kita keruang makan " kata beberapa pelayan itu mengajak Aqila .
" Gila mansion Om Vincent benar-benar layaknya kerajaan sampai semua dilayani " batin Aqila yang sebenarnya terkagum-kagum dalam diamnya.
" Nona cepatlah tuan Vincent bisa marah jika menunggumu lebih lama lagi " kata Irene yang mulai habis kesabaran melihat Aqila yang berjalan lambat sekali .
" Aku memang berjalan lambat kalau mau cepat gendong" ucap Aqila dengan lebih menyebalkan lagi sampai tangan Irene mengepal dibuatnya.
.............
Sesampai diruang makan .
" Kemana Om Vincent?" tanya Aqila karena Vincent tidak ada.
" Tuan Vincent itu orang sibuk dia tidak akan membuang waktunya hanya," belum selesai Irene bicara seorang pelayan menjawab .
" Tuan Vincent sedang memasak "
............
Aqila langsung berlari kearah dapur melihat Vincent yang sedang memasak lalu memeluknya dari belakang.
" Sepertinya aku tidak bisa terus melawan pada Om Vincent aku harus lembut dan menuruti semua keinginan nya setidaknya sampai aku bisa keluar dari mansion ini " batin Aqila memeluk pinggang Vincent semakin erat .
" Om" suara kecil Aqila.
" Kenapa " kata Vincent juga mulai lembut mendengar suara kecil Aqila .
" Mau pulang " ucap Aqila berpindah memeluk Vincent dari depan lalu menatapnya dengan tatapan sendu .
" Iya , nanti kalau Daddy juga sudah pulang ke mansion kita juga akan pulang kesana " ucap Vincent mengelus kepala Aqila lalu mengecupnya .
" Aku ,"
" Nanti kita bicara lagi pasti kamu sudah lapar " ucap Vincent segera mematikan api kompor lalu memindahkan nasi goreng yang sudah selesai dia masak kedalam piring .
" Ini nasi gorengnya sudah selesai makanlah " kata Vincent mengelus punggung Aqila yang masih memeluknya.
Karena Aqila tidak menjawab Akhirnya Vincent menggendong nya dengan sebelah tangan layaknya anak kecil lalu juga membawa nasi goreng .
" Tuan biar aku bantu " Irene terlihat khawatir dengan Vincent.
" Mau Om yang bawain " rengek Aqila yang melingkarkan kedua tangannya dileher Vincent.
" Irene tidak apa-apa biar aku saja " ucap Vincent lalu berjalan menuju ruang makan .
Aqila langsung melahap nasi goreng buatan Vincent begitu duduk dikursi karena merasa lapar .
" Om Vincent ini benar-benar seperti raja " batin Aqila berhenti mengunyah begitu mengangkat pandangannya menatap Irene yang sedang mengisi piring Vincent dengan makanan.
" Tuan ingin makan apa?" tanya Irene yang berdiri di samping Vincent menuang air putih .
" Om Vincent suka ayam goreng " kata Aqila langsung mengambil ayam goreng dengan tangan nya lalu menaruh diatas piring Vincent.
" Maaf tuan ini tidak steril" ucap Irene mengambilkan Vincent nasi ulang .
" Aqila mau kemana ?" panggil Vincent ketika Aqila berjalan pergi.
" Irene jaga ucapan kamu dia istriku" tegas Vincent lalu menyusul Aqila yang ternyata pergi ke wastafel mencuci tangan.
" Aqila jangan,"
" Ayo Om aku suapi makan " kata Aqila memegang tangan Vincent lalu mengajaknya kembali kemeja makan .
Aqila menambah sambal matah ke piring tadi lalu menyuapi Vincent makan dengan tangan nya sampai semua pelayan dan bodyguard saling tatap.
Vincent makan dengan tenang menerima setiap suapan yang Aqila berikan tanpa bersuara namun tatapan nya tidak sedetikpun beralih dari Aqila .
" Ayo habiskan tinggal sedikit lagi " kata Aqila yang diangguki Vincent.
" Hummmm, panas kau robot steril " batin Aqila tersenyum lebar menatap wajah tak suka Irene padanya.
" Om di jari aku masih ada nasi " kata Aqila memasukkan telunjuk nya kedalam mulut Vincent.
segalak galaknya suami dari leluhurnya Ampe mommy tuh suami mereka ga ada yg lost control Ampe segitunya Vin kamu mah rada rada no good