NovelToon NovelToon
Obsesi Om Duda

Obsesi Om Duda

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Duda / Dijodohkan Orang Tua / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Cinta Lansia / Tamat
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Ihsan Ghazi Rasyid, 40 tahun seorang duda beranak dua sekaligus pengusaha furnitur sukses yang dikenal karismatik, dingin dan tegas.

Kehidupannya terlihat sempurna harta berlimpah, jaringan luas, dan citra pria idaman. Namun di balik semua itu, ada kehampaan yang tak pernah ia akui pada siapa pun.

Kehampaan itu mulai berubah ketika ia bertemu Naina, gadis SMA kelas 12 berusia 18 tahun. Lugu, polos, dan penuh semangat hidup sosok yang tak pernah Ihsan temui di lingkaran sosialnya.

Naina yang sederhana tapi tangguh justru menjeratnya, membuatnya terobsesi hingga rela melakukan apa pun untuk mendapatkannya.

Perbedaan usia yang jauh, pandangan sinis dari orang sekitar, dan benturan prinsip membuat perjalanan Ihsan mendekati Naina bukan sekadar romansa biasa. Di mata dunia, ia pria matang yang “memikat anak sekolah”, tapi di hatinya, ia merasa menemukan alasan baru untuk hidup.

Satu fakta mengejutkan kalau Naina adalah teman satu kelas putri kesayangannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 6. Anak Haram

“Mama diperkosa pria asing sebelum menikah dengan Papamu pria yang sangat Mama cintai. Mama sempat mau menggugurkan kamu, tapi Papamu melarang. Dia minta Mama melahirkanmu, dan kami menikah. Tapi dia juga minta Mama tutup mulut rapat-rapat sampai detik ini.”

Ucapan itu jatuh seperti petir di ruang tamu yang hening. Naina terpaku, matanya membesar, bibirnya sedikit terbuka tanpa suara.

“Mama… apa?” suaranya serak, seperti keluar dari tenggorokan yang tercekat.

Namira terbelalak, menoleh bergantian antara Mama dan kakaknya. Ihsan di ujung sofa membeku sepersekian detik, lalu mengangkat alis tipis, menatap Naina dengan sorot penuh rasa ingin tahu.

Bu Rahayu bersandar santai di sofa, menatap Naina seperti baru saja menyingkirkan beban kecil.

“Ya, itu kenyataannya. Mama capek simpan rahasia sendirian. Sekarang kamu tahu.”

Naina berdiri, tubuhnya sedikit bergetar. “Capek? Mama capek? Terus aku? Aku harus merasa apa sekarang? Dari kecil aku selalu heran kenapa Mama beda banget sama aku. Dan ternyata jawabannya ini?”

“Naina, jangan,” suara Bu Rahayu mencoba memotong.

“Jangan apa, Ma?” seru Naina, nadanya meninggi.

“Jangan marah? Jangan sakit hati? Sejak TK, aku dibedain dari Namira. Baju aku bekas, sepatu bolong nggak diganti. Ulang tahunku Mama lupa, tapi ulang tahun Namira Mama rayain besar-besaran. Aku jatuh sakit, Mama biarin aku urus diri sendiri. Tapi Namira demam sedikit, Mama jagain kayak putri raja!”

Air matanya mulai mengalir deras, tapi tatapannya tajam. “Sekarang Mama bilang aku bukan anak Papaku. Bahkan sempat mau bunuh aku sebelum aku lahir. Terima kasih, Ma. Terima kasih udah bikin semua jelas. Aku ini cuma kesalahan masa lalu Mama yang terpaksa dipelihara.”

Namira menunduk, kedua tangannya saling menggenggam di pangkuan, wajahnya sulit dibaca.

Bu Rahayu menghela napas panjang, mencoba terdengar tegar. “Kamu harus ngerti, Na. Mama nggak pernah benci kamu, cuma sulit buat Mama menerima semua ini.”

“Sulit? Mama bahkan nggak pernah coba! Yang Mama lakukan cuma ngingat-ingat masa lalu, nyalahin aku diam-diam, dan sekarang mau ‘jual’ aku ke orang asing demi uang.”

Ihsan bersandar, memperhatikan dengan sorot mata seorang pemain catur yang menunggu lawan melakukan langkah fatal.

Ruang tamu itu menjadi ruang pengadilan tanpa hakim. Suara detak jam terasa lebih keras, udara menegang.

Bukan hanya rahasia yang terbuka, tapi juga luka lama yang robek tanpa ampun.

Air matanya mulai jatuh, tapi nada suaranya justru makin tajam.

“Terima kasih, Ma. Terima kasih udah bikin semua jelas. Ternyata dari dulu aku cuma numpang hidup di rumah ini. Nggak heran Mama mau ‘jual’ aku ke orang asing demi uang.”

Namira terdiam, menggigit bibir. Untuk pertama kalinya, ia terlihat tidak nyaman dengan kata-kata kakaknya.

Bu Rahayu menghela napas panjang, mencoba terdengar tenang.

“Kamu nggak ngerti, Na. Mama cuma,”

“Cukup!” potong Naina, nadanya tegas.

“Jangan lagi Mama bilang semua ini buat masa depanku. Karena masa depan yang Mama maksud cuma buat Mama dan Namira.”

Ihsan tersenyum tipis, namun matanya tajam mengamati setiap reaksi Naina mencatat celah untuk masuk, memanfaatkan luka yang baru saja terbuka.

Ruangan itu kini penuh udara panas yang bukan dari cuaca. Bukan hanya kebenaran yang pecah, tapi juga tembok kesabaran Naina yang selama ini ia pertahankan.

Ihsan menatap Naina yang berdiri dengan wajah memerah karena amarah dan mata yang basah oleh air mata.

Kata-kata Bu Rahayu barusan masih bergema di telinganya. Rahasia kelam itu, yang seharusnya menghancurkan, justru menyalakan sesuatu di dalam dirinya.

“Kasihan gadis ini nggak pernah punya tempat aman sejak lahir, batinnya. Dia layak dapat perlindungan. Dan aku yang akan memberikannya. Tapi bukan cuma itu. Dia harus jadi milikku.

Ihsan menarik napas pelan, menjaga ekspresinya tetap tenang. Ia mencondongkan tubuh sedikit, suaranya rendah tapi terdengar jelas.

“Naina… hidup itu sering nggak adil. Kadang, orang yang paling kita harap bisa melindungi justru yang paling bikin kita jatuh.”

Naina menoleh cepat, menatapnya dengan mata yang masih merah. “Om nggak tahu apa-apa tentang hidupku.”

“Belum, tapi aku akan tahu semuanya dan aku akan pakai itu buat mendekat.” Batinnya Ihsan.

“Aku mungkin nggak tahu semuanya,” lanjut Ihsan, nada bicaranya halus, penuh kehati-hatian, “tapi aku tahu kamu butuh orang yang benar-benar berpihak sama kamu tanpa syarat.”

Bu Rahayu menyipitkan mata, sedikit heran dengan nada lembut itu. Namun Ihsan hanya menatap Naina, mencoba menyalurkan empati lewat tatapan yang terlatih.

“Kalau aku bisa bikin dia percaya aku satu-satunya yang ada di pihaknya, sisanya akan berjalan dengan sendirinya. Aku akan pakai semua cara pelan-pelan sampai dia sendiri yang mau menikah denganku,” Ihsan membatin.

“Dunia ini keras, Na,” ucapnya lagi, membiarkan suaranya terdengar sedikit berat.

“Kadang, kita harus terima bantuan dari orang yang benar-benar mau jaga kita. Bahkan kalau itu berarti ambil langkah yang nggak pernah kita rencanakan.”

Naina mengalihkan pandangan, entah karena tersentuh atau karena tak ingin terlihat lemah.

Ihsan tersenyum tipis.”Ya aku akan sabar. Dia akan datang padaku. Bukan karena paksaan, tapi karena dia pikir itu pilihannya sendiri.”

Malam itu rumah sudah mulai lengang, hanya ada lampu temaram di ruang tamu. Ihsan Ghazi baru saja menegakkan jas hitamnya lalu bersiap pulang. Namun langkahnya terhenti ketika Bu Rahayu muncul dengan senyum penuh maksud.

“Bapak tak perlu khawatir, anda pasti secepatnya menikah dengan Naina asalkan…” ujarnya sambil menatap licik.

Ihsan menoleh dengan wajah datar. “Asalkan apa Bu Rahayu?” tanyanya seakan tak paham meski pikirannya sudah menebak.

“Asalkan bapak penuhi semua permintaan dariku,” katanya tenang.

“Permintaan seperti apa?” ucap Ihsan singkat.

Bu Rahayu melipat tangannya di dada, lalu mendekat. “Rumah baru di perumahan elit lengkap dengan isinya, mobil baru dua, serta uang satu miliar. Kalau semua itu bapak setuju, minggu ini saya izinkan menikah dengan Naina. Tapi wajib dirahasiakan karena dia masih sekolah kelas dua belas. Ada syarat tambahan, ibu dan anakmu yang bernama Namira tidak boleh lagi mendekati Naina dalam kondisi apapun,” tegasnya.

Ihsan menatap lurus, senyum tipis tersungging di bibirnya. “Semua yang ibu minta akan saya penuhi. Rumah, mobil, uang, bahkan janji merahasiakan. Yang penting, Naina dalam minggu ini sah menjadi istri saya,” imbuhnya mantap.

“Kalau begitu kita sepakat,” sahut Bu Rahayu cepat.

Udara malam terasa dingin ketika percakapan itu selesai. Dua orang dewasa sedang memperjualbelikan masa depan seorang gadis, tanpa sedikit pun menanyakan apa yang ia mau.

POV Ihsan

Aku menatap wanita paruh baya itu dengan wajah datar, tapi di balik mata ini ada percikan api. Kata-katanya tentang rumah, mobil, uang miliaran hanya terdengar seperti angka-angka di kepalaku.

Tidak ada yang lebih mahal dari satu hal yaitu Naina. Bukan rahasia lagi, aku menginginkan gadis itu. Bukan sekadar ingin menjaganya, tapi aku ingin memilikinya, menjadikannya bagian dari hidupku, sampai ia tidak bisa lari lagi.

Dan jika harga yang diminta adalah rumah mewah, mobil mengilap, atau uang yang bisa kutarik dari rekeningku dengan sekali tanda tangan aku akan bayar. Semua akan kubayar, asal Naina jatuh ke tanganku.

Aku tersenyum tipis, menahan diri agar ekspresi ini tetap ramah di depan mertuaku. “Yang penting, Naina sah menjadi istriku.”

Dalam hati aku berbisik, Naina, kau akan benci aku hari ini, mungkin besok tapi suatu hari nanti, kau akan sadar aku satu-satunya yang bertahan di sisimu.

POV Bu Rahayu

Akhirnya. Setelah sekian lama aku menanggung rahasia kelam, setelah bertahun-tahun aku berpura-pura bahwa Naina anak Aditya, aku bisa mengubah luka itu jadi keuntungan.

Aku menatap Ihsan dengan dingin. Lelaki mapan, berkuasa, punya segalanya. Kalau dia bisa menggantikan semua pengorbananku, kenapa tidak? Setidaknya aku tidak lagi harus memikul beban sendirian.

Ya, mungkin aku terdengar seperti ibu kejam. Tapi siapa yang tahu betapa beratnya jadi aku? Menyimpan aib, berpura-pura tersenyum, mengasuh anak yang selalu mengingatkanku pada malam terkutuk itu.

Aku menegakkan bahu, berusaha menepis sedikit getaran di dada. “Kalau begitu, kita sepakat,” ucapku mantap.

Dalam hati aku tahu.aku baru saja menjual masa depan anakku. Tapi lebih baik begitu daripada aku kembali hancur oleh masa lalu. Maafkan Mama, Naina. Semua ini demi bertahan hidup.

1
sunshine wings
😍😍😍😍😍♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak 🥰😘
total 1 replies
sunshine wings
Kan Nai.. Penuh dengan rasa cinta.. ♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings: 🥰🥰🥰🥰🥰
total 2 replies
sunshine wings
Support paling ampuh.. ♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: nggak kakak soalnya suamiku lebih muda aku 😂🤭
total 3 replies
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings: ♥️♥️♥️♥️♥️
total 2 replies
sunshine wings
Yaaa.. Kirain apa Nai.. Sudah pasti Ihsan akan ngelakuin.semua itu dengan senang hati karna itu maunya kan.. ♥️♥️♥️♥️♥️
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂 betul banget tuh kak nantangin lagi 🤣
total 1 replies
Purnama Pasedu
bertemanlah Ruby dengan naina,tertawalah bersama
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: setuju tapi yah keegoisan Rubi menutupi sisi baiknya
total 1 replies
Fadila Bakri
teman saingan jadi calon anak tiri
Eva Karmita
sesakit dan sebenci apapun naina tetap anakmu dan darah daging mu Bu ..😤😏
ayah sabung naina berhati mulia mau Nerima naina seperti putri kandungnya beda sama emaknya naina yg berhati siluman 😠👊
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭🤣
total 1 replies
sunshine wings
😏😏😏😏😏
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: mampir Baca novel aku ini kakak judulnya Pawang Dokter Impoten ceritanya seru sudah banyak babnya
total 1 replies
sunshine wings
Dan menjauh dari mamanya.. 😬😬😬😬😬
sunshine wings
Ya Allah.. 🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
sunshine wings
pikiran licik.. 🤭🤭🤭🤭🤭
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hahaha 😂
total 1 replies
sunshine wings
Sepatutnya jangan di bedain kerana anak itu rezeki yg tidak ternilai oleh apapun.. Kasian banget hidupmu Naina.. 🥹🥹🥹🥹🥹
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: sedih yah
total 1 replies
Maulida greg Ma
kejamnya
sunshine wings
Ditukar judulnya author ya.. 👍👍👍👍👍😍😍😍😍😍
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: aku ganti kak mumpung ada cover nganggur 🤭😂🙏🏻
total 1 replies
sunshine wings
😲😲😲😲😲
sunshine wings
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
sunshine wings
Sialan emangnya..
Apa mereke adek beradek tiri author???
Kenapa beda kasih sayangnya???
🤔🤔🤔🤔🤔
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: akan terjawab nanti Kak ☺️
total 1 replies
sunshine wings
Ayo pak semangat 💪💪💪💪💪
keluarkan Naina dari rumah itu.. 🥺🥺🥺🥺🥺
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: yah yah
total 1 replies
sunshine wings
🙄🙄🙄🙄🙄😏😏😏😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!