Jameson, anak Mafia yang hidup di Kanada. Dia terpaksa menculik Luna, seorang barista di Indonesia demi melindunginya dari bahaya.
Ternyata, Luna adalah Istri Jameson yang hilang ingatan selama 5 tahun dan perjalanan dimulai untuk mengembalikan ingatan Luna.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Himawari Daon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Berusaha Menerima
Welcome…
...Happy Reading...
.... ...
.... ...
.... ...
Sudah beberapa hari ini, Luna dirawat oleh Jameson sendiri. Dia mendapatkan perhatian lebih dari pria itu.
Hari ini waktunya Luna berusaha membalas kebaikan Jameson karena sudah mau merawatnya. Dia kini duduk di karpet merah bawah tempat tidur. Di depannya ada sebuah meja kecil yang dijadikan tumpuan kedua tangannya.
Pintu kamar terbuka, Jameson masuk ke dalam tidak seperti biasanya. Penampilannya kini terlihat santai, dia memakai kaos hitam oversize dan celana training. Kecuali gaya rambut yang sama, comma hair memang andalan nya karena mirip dengan aktor Korea.
“Kamu mencariku?” Jameson berjalan menghampiri Luna kemudian dia duduk berhadapan dengannya.
“Tumben sekali kau tidak memakai jasmu itu?” Luna terheran melihat penampilannya.
Jameson memandang dirinya sendiri lalu kembali menatapnya.
“Memangnya kenapa?” Jameson mendekatkan wajahnya, “Kau terpesona melihatku seperti ini, huh?” goda Jameson.
“Iya,” jawab Luna ringan.
Jameson terdiam, dia tak menyangka mendapat jawaban itu dari Luna. Jantungnya mulai tak karuan.
Jameson tertawa, “Aku tahu, kamu pasti bercanda!”
“Iya,” balasnya lagi yang kali ini membuat raut wajahnya menciut.
Jameson menghembuskan napas berat, “Ada apa? Kalau tidak ada apa-apa, aku masih ada urusan.” Jameson beranjak pergi namun ditahan oleh Luna.
“Aku sudah minum pil yang kau berikan,” terang Luna membuat Jameson terperangah.
Jameson menatap pupil mata itu, “Kamu serius?”
“Kata kamu jika aku minum pil itu, aku akan mengingat semua yang aku lupakan. Aku sudah meminumnya, tapi kenapa aku masih tidak mengingat kalau kamu adalah suamiku?”
Jameson menyelipkan rambut Luna yang menghalangi wajahnya, “Terima kasih karena sudah percaya dengan ucapanku.”
“Pil yang kamu minum akan bekerja untuk beberapa hari kedepan, jadi kita hanya tinggal menunggu waktu.” Jameson tersenyum menjelaskan.
“Baiklah, jadi apa yang harus aku lakukan nanti kalau aku sudah mengingatmu?”
“Kamu akan tahu dengan sendirinya, jadi tidak perlu bertanya padaku!”
“Kalau begitu, sebelum aku mengingat semuanya. Boleh aku bertanya padamu semua tentang istrimu?” tanya Luna ingin tahu.
Jantung Pria itu semakin berdebar, dia sangat bahagia melihat Luna antusias.
“Namanya Noureen De Luna–”
“Hey, sama seperti namaku!” potong Luna heran.
Jameson memberinya tatapan intens membuat Luna terdiam.
“Dia adalah wanita yang tidak bisa minum susu. Pertama kali kita bertemu saat di Kafe De Luna, dia membuat keributan di Kafeku.”
“Kafe itu juga ada di sini?”
“Benar, aku membuka cabang di beberapa negara.”
“Lalu mengapa kalian bisa menikah?” Luna mendesak cerita Jameson agar cepat menyelesaikannya.
“Dia yang menggodaku lebih dulu, dia menempel padaku seperti perangko. Bayangkan saja, dia cantik, imut, dan seksi. Bagaimana aku tidak tergoda?” Jameson tertawa mengingatnya.
Seketika pipi Luna merah mendengar cerita Jameson, jantungnya berdetak tak karuan. Ia terlihat salah tingkah dengan menghentikan cerita Jameson dan berusaha mengusirnya dari kamar.
Luna mendorong tubuh bidang itu keluar. Namun, Jameson menahan tangannya hingga mata mereka saling bertemu.
“K-kenapa?” tanya Luna gugup.
Jameson langsung memeluk Luna, “Kalau kamu sudah mengingat semua tentangku, beritahu aku ya!” katanya lembut.
“Kenapa?” tanya Luna lagi.
“Aku ingin tidur bersamamu,” kali ini dia berbisik tepat di dekat telinga Luna.
Luna membelalakkan matanya, dia dengan gugup melepaskan pelukan Jameson. Lalu dengan kuat dia mendorong pria itu pergi.
Saat Jameson berhasil keluar dari kamar Luna. Dia dihadang oleh seorang perempuan berambut pendek dan berpakaian seksi.
“Tuan, ada sesuatu yang harus aku beritahu pada Tuan,” kata Nine dengan suara mendayu.
Jameson mengerutkan keningnya bingung, “Apa yang ingin kau katakan?” tanya Jameson dengan suara dingin.
“Aku tidak bisa menjelaskannya di sini.”
Jameson akhirnya mengajak Nine ke ruang kantornya. Di sana dia duduk di sofa, lalu dengan malas bersedekap dada.
“Katakan, apa yang ingin kau jelaskan padaku?” tanya Jameson dingin.
“Sepertinya aku sedikit gugup, Tuan.”
“Cepat, katakan! Tidak perlu gugup!” desak Jameson.
“Tunggu sebentar, Tuan. Sepertinya aku harus keluar sebentar untuk menenangkan diriku.” Tanpa mendapatkan balasan dari Jameson, perempuan itu keluar dari ruang kerjanya.
Namun, tidak lama dia kembali lagi dengan membawa sup jamur yang terlihat berbeda dari biasanya.
Jameson menyipitkan matanya, lalu menanyakan apa maksud Asistennya itu.
“Tuan, Nyonya Luna suka sekali dengan sup jamur. Nah, aku punya resep baru.”
“Maksudnya?”
“Aku dengar sebentar lagi, Nyonya Luna berulang tahun. Nah, nanti aku ingin masak sup jamur dengan rumput laut. Konon katanya, rumput laut itu berarti panjang umur. Bagaimana Tuan??”
Jameson tampak berpikir panjang, dia pun mencoba mencicipi sup jamur dibawakan oleh Nine. Dia mengangguk memastikan bahwa sup itu benar-benar enak.
Jameson pun tertarik dengan ide asistennya, setelah urusan itu selesai. Nine diminta untuk meninggalkan Jameson diruang kerjanya. Perempuan itu pergi dengan menyeringai, dia seakan berhasil melakukan sesuatu yang besar.
Namun, sebelum Nine benar-benar pergi dari ruang kerjanya. Jameson merasa tubuhnya sangat panas, ia seakan tidak bisa mengontrol hasratnya.
Jameson melirik ke arah Nine dan menghentikan langkahnya, “Nine, kau memasukkan apa ke dalam sup itu?” Jameson memegang kepalanya.
Nine membalikkan badannya lalu menyeringai ke arah Jameson yang kini nafasnya sudah tak karuan.
To be continued