NovelToon NovelToon
My Wife Is Arumi

My Wife Is Arumi

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Konflik etika / Pengantin Pengganti / Keluarga / Romansa / Mantan
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: LaQuin

Mungkin berat bagi wanita lain menjalankan peran yang tidak ia inginkan. Tetapi tidak dengan Arumi yang berusaha menerima segala sesuatunya dengan keikhlasan. Awalnya seperti itu sebelum badai menerjang rumah tangga yang coba ia jalani dengan mencurahkan ketulusan di dalamnya. Namun setelah ujian dan cobaan datang bertubi-tubi, Arumi pun sampai pada batasnya untuk menyerah.

Sayangnya tidak mudah baginya untuk mencoba melupakan dan menjalani lagi kehidupan dengan hati yang mulai terisi oleh seseorang. Perdebatan dan permusuhan pun tak dapat di hindari dan pada akhirnya memaksa seseorang untuk memilih diantara mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaQuin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23. Gundah

Bab 23. Gundah

Dimas mengantarkan Arumi pulang ke rumah mereka. Hanya sampai di halaman rumah, karena ia langsung pergi lagi begitu Arumi turun dari mobilnya.

Arumi memandangi mobil yang di kendarai Dimas sampai menjauh. Setelah itu, barulah ia masuk ke dalam rumah dengan langkah dan helaan napas yang berat.

Paper bag kecil di tangannya ia letakkan di atas nakas kamarnya. Lalu merebahkan diri dengan sebelah lengan menutupi wajahnya.

Arumi tahu dia hanyalah pengganti. Namun ia dan Dimas sudah berencana untuk memulai dari awal hubungan mereka. Salahkah ia terlalu berharap dan menyalahkan Renata yang tiba-tiba muncul kembali?

Arumi mendesah. Rasa sesak mengimpit di dada membayangkan saat ini Dimas sedang menemui Renata.

Namun di tempat berbeda, Dimas menemui Arif di sebuah panti asuhan yang akan menjadi tempat acara ulang tahun ibunya. Mereka mengadakan rapat di sana, sekaligus melihat keadaan panti untuk mengatur dekorasi yang pas untuk acara.

Setelah berdiskusi dengan para tokoh di panti asuhan tersebut, di raihlah keputusan bersama. Untunglah salah satu pengurus panti adalah kakaknya Arif sehingga segala proses untuk menuju acara berjalan dengan lancar. Dimas dan Arif pun pamit begitu urusan mereka sudah selesai dengan baik.

"Semoga sesuatunya lancar sampai hari H nanti ya."

"Aamiinn. Arif jalan dulu ya Teh. Kabari saja jika ada hal yang penting atau mendesak."

"Kamu mah, kayak berurusan dengan siapa aja. Gampang dengan Teteh mah. Ku maha' iye mukena nya, cocok tidak?"

Seketika Arif menegang.

"Aduh Teh, itu cuma hadiah buat karyawan kantor. Bukan apa-apa."

"Oh gitu, Teteh kira buat pacar kamu. Sok atuh, kapan Teteh mau di kenalin?"

"Belum ada Teh, belum ada. Arif masih betah jomblo. Udah ya Teh, Pak Dimas udah nungguin dalam mobil."

"Ya sudah. Hati-hati nyetirnya."

"Iya Teh. Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Arif kemudian melangkah menuju mobil Dimas yang sudah menunggu di dalam. Untunglah tadi Arif datang dengan Jaka yang merupakan salah satu pegawai yang juga bekerja di kantornya Dimas sehingga mobilnya di bawa kembali oleh Jaka.

"Kita mau kemana Pak?" Tanya Arif setelah masuk di dalam mobil dan duduk di balik kemudi.

Lalu tidak lama kemudian, beberapa notif pesan masuk ke handphone Arif sebelum ia mendengar jawaban sang atasan.

"Belikan barang yang aku kirim ke HP mu."

"Baik Pak." Jawab Arif, mengerti apa yang Dimas maksudkan. Ia akan memeriksa barang apa saja di handphonenya itu setelah mengantarkan tuannya ke tujuan yang ingin di datangi.

"Apa kita pulang ke rumah?" Tanya Arif lagi.

"Tidak, jalan saja."

"Baik Pak."

Arif merasakan suasana hati atasannya sedang buruk. Bekerja selama 5 tahun dengan Dimas, ia sudah paham bila melihat sikap bosnya yang tidak biasa.

Dalam perjalanan Arif tidak bertanya apa-apa. Ia hanya fokus menyetir sambil menunggu perintah berikutnya.

Satu jam mereka mengelilingi kota tanpa tujuan. Sesekali Arif melirik atasannya yang memandang jauh ke luar jendela tanpa suara. Sorot matanya bergitu berat. Raut wajahnya pun memancarkan luka dan kesedihan yang tak terlukiskan.

"Kita berhenti sebentar di depan."

"Baik Pak."

Arif menepikan kemudinya ke sisi kiri jalan. Berhenti tepat di sebuah kanal yang mengalirkan air berwarna kehijauan.

Dimas turun dari mobil. Menatap diam air yang terus bergerak ke arah hilir menuju muara yang Arif ketahui masih berpuluh-puluh kilometer jaraknya.

Dengan setia ia menunggu Dimas di belakang punggung sang atasan. Sambil menunggu perintah berikutnya.

"Dia kembali Rif. Sudah lama kamu tidak melaporkannya padaku."

"Siapa Pak? Bukan. Maafkan saya Pak... saya tidak kompeten."

Terdengar Dimas berdecih yang Arif yakin sang atasannya itu sedang menyunggingkan senyumnya.

"Sudahlah, bukan salah mu. Aku pun sudah tidak berminat untuk tahu kabarnya."

Dimas membalikkan tubuhnya menatap Arif dingin. Seketika tubuh Arif pun menegang karena ia yakin Dimas sedang menaruh kecewa padanya.

"Jangan biarkan dia menerobos masuk ke ruang kerjaku. Aku tidak mau bertemu dengannya." Ucap Dimas sembari menepuk bahu Arif.

"Baik Pak. Akan saya laksanakan."

"Ayo pulang."

"Baik Pak."

Dengan langkah lebar Arif segera kembali duduk di balik kursi kemudinya. Ia pun kembali mengendarai kuda besi jenis SUV sporty yang terlihat tangguh dan gagah berwarna hitam. Pajero itu pun melaju membelah jalan ibu kota.

***

Dua hari berlalu.

Setelah kecan mereka yang berakhir dengan mood yang buruk oleh karena seseorang, Dimas dan Arumi saat ini tengah bersiap menghadiri acara ulang tahun ibunya Dimas di sebuah panti asuhan.

Tak banyak kata sejak kemarin di antara mereka. Dimas tidak sarapan, makan siang maupun makan malam bersama Arumi karena sibuk urusan kantornya. Tetapi di benak Arumi, ia membayangkan Dimas sibuk bertemu Renata untuk merajut kembali kisah asmara mereka. Arumi gelisah meski mencoba bersikap seperti biasa.

Arumi mengatur napasnya setelah di rasa penampilannya cukup rapi dan terkesan cantik dengan balutan pakaian yang dibelikan Dimas kemarin lewat Arif sebagai kurirnya.

Ia pun raih tas kecil pemberian Dimas untuk melengkapi penampilannya tak luput juga kado yang mereka siapkan untuk sang Mama.

Paper bag dan tas kecil bergelantung manis di tangan kiri Arumi. Ia pun perlahan melangkah menuruni anak tangga untuk menemui Dimas yang sudah menunggunya di ruang tamu.

Jas hitam dan kemeja putih terlihat keren meski Dimas memakainya tanpa dasi. Penampilannya terlihat santai namun tetap terkesan maskulin dengan postur tubuh Dimas yang atletis karena sering berolahraga namun bukan berotot besar layaknya orang-orang yang suka ngegym alat berat.

Dimas menyadari kehadiran Arumi dan melihat wanita itu menuruni anak tangga. Sedikit terpaku sesaat sampai ia sadar dan mengalihkan pandangannya.

"Susah siap?" Tanya Dimas begitu Arumi sampai di anak tangga terakhir.

"Iya."

Dimas lalu menoleh kembali kepada Arumi. Hanya memperhatikan wajahnya sekilas lalu menatap pada bagian tangan Arumi.

"Apa kamu tidak suka gelang yang aku beli kemarin dulu?"

"Gelang apa?" Tanya Arumi bingung.

Dapat Dimas pahami kebingungan dari raut wajah Arumi. Ia pun meraih paper bag yang ia berikan kepada Arumi saat mereka membeli perhiasan kemarin lalu mengeluarkan dua buah kotak perhiasan yang baru di ketahui Arumi dengan tatapan mata terbelalak, bingung.

Dimas membuka salah satunya. Dan ternyata adalah gelang giok. Lalu ia tutup kembali kotak perhiasan itu dan memasukanya lagi ke dalam paper bag.

Kemudian Dimas membuka satu kotak perhiasan yang lainnya. Dan raut wajah Arumi pun berubah antara bingung juga tak percaya.

"Ini..."

Kalimat Arumi menggantung. Ia tahu itu adalah gelang yang ia lihat di etalase ketika melamun. Dan gelang itu awalnya untuk ibu mertuanya. Namun karena model gelang itu terkesan anggun dan untuk kalangan yang lebih muda, ia pun menyarankan giok yang lebih cocok untuk citra ibu mertuanya.

Dimas memakaikan gelang itu di salah satu tangan Arumi. Arumi yang tertegun mendapat perlakuan Dimas yang sekali lagi menumbuhkan debaran pada jantungnya.

"Kamu pasti tidak membuka paper bag ini dari kemarin kan? Jangan di lepas, kamu cocok memakainya."

Hati Arumi yang sedih selama dua hari ini menghangat kembali oleh perlakuan Dimas yang menurutnya manis. Rasa gundah akan hubungannya dengan Dimas, tersingkirkan oleh perhatian kecil meski Dimas tidak banyak bicara seperti kemarin.

Namun Arumi masih belum berani bertanya soal Renata. Ia masih menunggu Dimas sendiri yang menceritakan padanya.

"Terima kasih."

"Ayo, kita bisa telat. Kamu tidak mau kan mendapat omelan panjang dari Mama?"

Arumi terkekeh.

"Iya."

Bersambung...

Jangan lupa dukung Author dengan like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

1
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
harusnya pak hasan memberi inpo pada dimas
💜Bening🍆
inginku menjambak org🙄 tutor dong jambak online tokoh dlm novel😏
hari ini apes bener arumi.. bertemu org2 ##$$@## dpt tlp dr pamannya yg juga sama2 ##$@##$🙄
suka dgn gaya rumi yg tdk mudah memperlihatkan kelemahannya pd lawan bicara yg pd nyebelin itu..meski dlm hatinya remuk redam... pasti berat bagi rumi dlm situasi yg spt ini.. semangat arumi... semoga semua masalah cpt berlalu n kamu bisa hidup dgn lbh baik kedepannya
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalo takdirnya justru dimas tak dgn keduanya bagaimana?
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
merebut..?? bahkan kalian yg memberi kesempatan utk masuk dn ada diposisi arumi ini sekarang
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
lah kamu sendiri yg memberi kan posisi itu pada Rumi,jadi jangan harap Kemabli🙄
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kirim pesan aja Arumi,biar rindu mu terobati
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kenapa gak ajak saja arumi
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
kamu pantas rum bersama Dimas
Liana CyNx Lutfi
Apakah dimas memang sengaja dibkin sibuk sama ayahnya biar gk ketemu arumi
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
emangnya posisi kursi yg bisa disingkirkan 😤
ㅤ ✰͜͡v᭄ᵗⁱⁿₜₐʰᵢᵗᵃᵐ𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ.ᵒⁿ
udh mulai ada ancaman nih dari Renata,,,
💜Bening🍆
susah ini... dah lg dimas sibuk sampe lupa kabar2.. arumi lg kondisi ngedown minder dgn posisinya sbg istri dimas eh nongol si renata...
💜Bening🍆
boleh slepet si renata gak🙄🙄
kamu yg ninggalin dimas... tp sekarang malah gk tau malu minta balikan... maksudmu piye? jgn takut arumi lawan aja itu si renata.. bkn kamu yg salah.. dia yg ninggalin dimas jd jgn kepengaruh sama renata...
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalopun harus mengingat, kamu duluan yg ninggalin dimas
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
kalimantan belum ya, mana tau mampir rumah othor
LaQuin On/Off🦋: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🏘⃝Aⁿᵘ𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
sadar diri sadar posisi lebih baik rum
🏘⃝Aⁿᵘ🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅.🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦Kᵝ⃟ᴸ
kan .kan... penasaran mom😤😤😤
kpn up nya
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
pasti Renata nih yg minta ketemuan
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
astga jomblo abadi/Facepalm/
Md. Wulan 𝐙⃝🦜ᵇᵃˢᵉ
ciee kangen berat juga ya Dimas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!