NovelToon NovelToon
3 Ratu Sakti

3 Ratu Sakti

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Fantasi Wanita
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Rudi Hendrik

Ratu Ani Saraswani yang dihidupkan kembali dari kematian telah menjadi "manusia abadi" dan dianugerahi gelar Ratu Sejagad Bintang oleh guru ayahnya.

Aninda Serunai, mantan Ratu Kerajaan Siluman yang dilenyapkan kesaktiannya oleh Prabu Dira yang merupakan kakaknya sendiri, kini menyandang gelar Ratu Abadi setelah Pendekar Tanpa Nyawa mengangkatnya menjadi murid.

Baik Ratu Sejagad Bintang dan Ratu Abadi memendam dendam kesumat terhadap Prabu Dira. Namun, sasaran pertama dari dendam mereka adalah Ratu Yuo Kai yang menguasai tahta Kerajaan Pasir Langit. Ratu Yuo Kai adalah istri pertama Prabu Dira.

Apa yang akan terjadi jika ketiga ratu sakti itu bertemu? Jawabannya hanya ada di novel Sanggana ke-9 ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudi Hendrik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Tantangan untuk Kentang

Di saat Perwiramadya Tanggal Muda dan Pasukan Buaya Samudera yang gagah-gagah sedang mencari wanita pemilik suara, yang mampu memaksa mereka berhenti berlari, tahu-tahu telah ada sesosok wanita telah berdiri lima tombak di depan mereka.

Namun, sosok wanita berjubah hijau muda itu berdiri membelakangi Tanggal Muda dan pasukannya. Kain jubahnya berkibar-kibar kecil tertiup angin. Demikian pula rambutnya yang sebagian besar tergerai lurus sepunggung.

Terkejutlah Tanggal Muda melihat sosok wanita yang memiliki aura kesaktian tingkat tinggi itu. Bukan karena wanita itu muncul tiba-tiba, tetapi karena rasa-rasanya kenal. Namun, Tanggal Muda juga tidak yakin jikalau wanita itu yang pernah dilihatnya.

Sementara Pasukan Buaya Samudera menjadi hening tanpa suara lisan ataupun suara gerakan.

“Tarik mundur pasukanmu, Perwiramadya!” perintah wanita yang sebagian kecil rambutnya digelung di atas kepala. Suaranya sama dengan suara yang memerintahkan Pasukan Buaya Samudera berhenti, tetapi kali ini normal tanpa efek macam-macam.

Kembali terbeliak Tanggal Muda karena wanita itu tahu pangkatnya.

“Jangan-jangan dia Gusti….”

Kata-kata di dalam hati Tanggal Muda tertahan, ketika si wanita misterius berbalik menghadap kepada Tanggal Muda dan pasukannya. Meski sudah menduga siapa adanya, tetap saja Tanggal Muda kembali terkejut ketika melihat jelas paras jelita wanita berjubah hijau.

Seluruh prajurit Pasukan Buaya Samudera juga terkejut. Meski mereka berstatus hanya seorang prajurit, tetapi mereka semua mengenali siapa adanya wanita tersebut. Meski ada prajurit yang belum pernah bertemu, pasti akan segera tahu jika melihat wanita cantik jelita yang bermata hijau terang.

“Sembah hormat hamba, Gusti Permaisuri Mata Hijau!” pekik Tanggal Muda seperti orang panik, sambil buru-buru turun berlutut satu kaki dengan kepala menunduk dalam dan kedua telapak tangan saling menempel di depan jidat.

“Sembah hormat hamba, Gusti Permaisuri!” pekik Pasukan Buaya Samudera sambil berlaku sama mengikuti komandannya.

Suara serentak mereka terdengar jelas oleh Adipati Kubis Ganda dan Pasukan Kaki Gunung. Itu mengejutkan mereka, meski mereka belum tahu permaisuri siapa yang telah datang tiba-tiba ke medan perang itu.

Pada saat itu, dari kejauhan muncul berjalan serombongan prajurit Pasukan Kadipaten yang mengawal sekelompok wanita. Rombongan yang baru tiba itu bergerak ke arah posisi kereta kuda Adipati Kubis Ganda.

“Tiwang!” sebut Adipati saat mengenali istri tuanya yang dikawal oleh Kumbang Pitak.

Itu memang rombongan Tiwang Karini dan dua istri Adipadi lainnya, serta putri-putri dan para karyawan keluarga Adipati.

Adipati Kubis Ganda segera pergi meninggalkan kereta kudanya. Dia berlari kecil menyongsong kedatangan orang-orang yang dicintainya.

Biarkanlah Adipati Kubis Ganda melepas rasa kangen dengan istri-istri dan anak-anaknya.

Di tengah tanah lapang, sosok wanita yang nyatanya adalah Ratu Bidadari Hutan telah memberi perintah kepada Tanggal Muda dan pasukannya.

Ratu Bidadari Hutan sebenarnya adalah Permaisuri Kerling Sukma alias Permaisuri Mata Hijau. Dia salah satu permaisuri Raja Kerajaan Sanggana Kecil, Prabu Dira Pratakarsa Diwana.

“Bawa mundur tubuh ketiga Pendekar Pengawal Dewi Bunga!” perintah Permaisuri kerling Sukma.

“Baik, Gusti,” sahut Tanggal Muda.

Setelah memberi perintah, Kerling Sukma berbalik dan berjalan ke arah posisi Kentang Kebo.

Tanggal Muda segera memerintahkan beberapa prajuritnya untuk pergi mengevakuasi tubuh Penjebak Kepeng, Penyair Ngik Ngok dan Perempuan Angin Bangkai.

Kentang Kebo yang masih berlutut menahan kondisinya yang tidak baik-baik saja, menatap tajam ke arah kedatangan wanita cantik yang ketika jaraknya kian dekat, dia mengenalnya. Terlebih tadi Pasukan Buaya Samudera menyebutnya “Gusti Permaisuri”.

“Permaisuri Mata Hijau,” ucap Kentang Kebo lirih.

Pada jarak tiga tombak dari Kentang Kebo, Kerling Sukma berhenti.

“Kentang!” panggil Kerling Sukma datar. Dia memang mengenal Kentang Kebo.

Kentang Kebo hanya mengangkat wajahnya dengan mengerenyit.

“Kau telah membunuh para prajurit Sanggana Kecil. Tidak ada pilihan lain selain nyawamu harus lepas dari ragamu,” ujar Kerling Sukma datar.

“Hormatku, Gusti Permaisuri,” ucap Kentang Kebo sambil memaksa bergerak menjura hormat dengan tatapan yang sayu alias tidak segar, meski orang yang dilihatnya terlihat sangat segar.

“Sangat muda bagi Gusti Permaisuri untuk membunuhku saat ini,” kata Kentang Kebo.

“Aku tidak mau menanggung aib hanya karena membunuh seorang pendekar yang tidak berdaya seperti dirimu saat ini. Aku beri waktu dirimu untuk memulihkan diri dari pengaruh Angin Bangkai. Hingga sore, orang sakti seperti dirimu akan cukup untuk sehat kembali. Jangan khianati kepercayaanku,” ujar Kerling Sukma.

“Dengan senang hati, Gusti,” ucap Kentang Kebo lemah.

“Aku tunggu kedatanganmu di depan kediaman Adipati,” kata Kerling Sukma lagi.

Tanpa menunggu jawaban Kentang Kebo lagi, Permaisuri Kerling Sukma tahu-tahu telah menghilang dari hadapan Kentang Kebo.

“Aku juga bisa menghilang seperti itu,” batin Kentang Kebo tanpa perlu terkejut dengan unjuk kesaktian sang permaisuri.

Permaisuri Kerling Sukma muncul begitu saja di hadapan Adipati Kubis Ganda dan ketiga istrinya, serta keenam putrinya.

Melihat kemunculan junjungannya jauh di sana, Perwiramadya Tanggal Muda segera berlari untuk pergi menghadap.

“Serut Perut! Apakah kau tidak mau setor tampang kepada Permaisuri Mata Hijau?” seru Tanggal Muda kepada komandan Pasukan Kaki Gunung, sambil berlalu.

“Permaisuri Mata Hijau,” sebut ulang Komandan Serut Perut kerutkan kening. Sejenak dia berpikir, tapi kemudian matanya membeliak setelah ingat bahwa salah satu permaisuri Kerajaan Sanggana Kecil memiliki mata warna hijau.

Buru-buru Serut Perut berlari mengejar Tanggal Muda.

“Sembah hormat hamba, Gusti Permaisuri!” ucap Tanggal Muda, setibanya di lokasi keberadaan Permaisuri Kerling Sukma. Dia tidak bermaksud untuk setor tampang, tetapi untuk melapor.

“Bagaimana kondisi ketiga Pengawal Dewi Bunga?” tanya Kerling Sukma.

“Pendekar Penjebak Kepeng dan Perempuan Angin Bangkai masih hidup. Namun, Pendekar Penyair Ngik Ngok telah gugur,” jawab Tanggal Muda.

Serut Perut datang berlari. Dia langsung turun berlutut dan menjura hormat di samping Tanggal Muda.

“Sembah hormat hamba, Gusti Permaisuri. Hamba Komandan Serut Perut, komandan Pasukan Kaki Gunung!” ucap Serut Perut bersemangat. Dia merasa perlu memperkenalkan diri. Sebab, pelajaran yang pernah dia terima di kursi sekolah di antaranya “tidak kenal maka tidak dikenal”.

Permaisuri Kerling Sukma mengangguk mendengar Serut Perut.

“Tanggal, bawa Pendekar Pengawal Dewi Bunga ke kediaman Adipati dan perintahkan pasukan kadipaten untuk membersihkan daerah ini!” perintah Kerling Sukma.

“Baik, Gusti,” ucap Tanggal Muda patuh.

“Dan kau, Serut,” sebut Permaisuri.

“Hamba, Gusti,” sahut Serut Perut antusias.

“Kau dan pasukanmu awasi Kentang Kebo. Jangan kau ganggu dia!” perintah Kerling Sukma.

Serut Perut tidak langsung menyahut, melainkan mendelik sambil menatap tanah di depannya.

“Tapi, Gusti….”

“Dia sudah jinak. Cukup kau awasi saja,” kata sang permaisuri memotong kata-kata Serut Perut.

“Ba-baik, Gusti,” ucap Serut Perut akhirnya.

Setelah itu, Permaisuri Kerling Sukma berbalik pergi. Dia pergi ke kereta kuda milik Adipati Kubis Ganda. Sang Adipati sendiri memilih berjalan bersama keluarganya.

Tanggal Muda segera menemui Kumbang Pitak selaku pemimpin Pasukan Kadipaten. Tanggal Muda menyampaikan perintah dari Permaisuri Kerling Sukma.

Sementara itu, Serut Perut membawa pasukannya untuk mengepung posisi Kentang Kebo yang sedang memulihkan diri dengan kesaktiannya.

Setelah menyaksikan kesaktian Kentang Kebo saat peperangan tadi, Serut Perut dan pasukannya yang tersisa memendam rasa takut juga. Takut jika nanti kentang Kebo tiba-tiba menyerang mereka dengan ilmu Sabda Batin Dewa. Namun, jaminan dari sang permaisuri cukup memberi mereka keberanian ekstra.

Ketika rombongan dan pasukan Permaisuri Kerling Sukma bergerak memasuki Ibu Kota, para prajurit Pasukan Kadipaten bekerja memindahkan mayat-mayat yang berserakan.

Selain itu, dua tupai berbulu merah diyakini sudah mati, tiba-tiba bangun bersamaan dan berlari pergi menjauhi prajurit yang mendekat. (RH)

1
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
permaisuri Kerling Sukma pasti terkejut karena dia yang sudah membunuh ratu Ani saraswani apalagi sekarang sedang ratu sudah abadi alias alias tidak bisa mati
❤️⃟Wᵃf🍁🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ❣️🤎
yok kita juga mau ikutan lihat Kentang kebo bertarung melawan permaisuri Kerling Sukma siapakah yang akan menang nanti 🤔🧐
Om Rudi: yok ayok
total 1 replies
rajes salam lubis
gaassskan
rajes salam lubis
holeeee
rajes salam lubis
iya ya ya ya
rajes salam lubis
pasti ingat dong om
👣Sandaria🦋
rupanya bapak pacar yg mau dilamarnya seorang ustadz. kW pula tuh🤦😂
Om Rudi: hehehhee
total 1 replies
👣Sandaria🦋
iya iya.paham betul aku dengan kencang dan panjang ini, Om. gak usahlah Om tulis dua kali segala🙄
Om Rudi: tapi kan pasti dibahas pula sama Mak Imut
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kecewa lah pasti Kerling, Om. madu yg dihabisi ternyata hidup lagi, dia dibuang, suami gak sayang, jatah ranjang hilang. alasan apa lagi yg menghalangi dia ganti suami, Om. segerakanlah!😆
Om Rudi: siap. tunggu tanggal mainnya
total 1 replies
👣Sandaria🦋
Kerling Sukma dapat jatah burung bergilir Joko setelah Tirana menyembuhkan penyakit burung loyonya kan, Om? lupa aku🤔😂
Om Rudi: hahahah. hanya Tirana yg menguasai terapinya.
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
noted ku cuma tegang dan terengah doang/Chuckle/
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
ada soto dan tuyul juga😭
Om Rudi: hehehehe
total 1 replies
≛⃝⃕|ℙ$ ⍣⃝Avi(𝗢𝗙𝗙)
namanya gak elit banget om🤧
Om Rudi: hahahahahah ya demikianlah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
cepat up, Om Sayang. udah lama ini aku enggak Om suguhi tarung tingkat tinggi. tarung pendekar maksudku. kalau tarung yg lain mah baru semalam😉🤣
Om Rudi: hehehehehe. saking tingginya sampai bingung ngebayangin
total 1 replies
👣Sandaria🦋
bohong itu. bukannya semalam Om baru saja bilang aku tanpa pakaian justru lebih cantik?🤔😂
👣Sandaria🦋
aduh. menggemaskan banget kamu, Om. pengen dihamili nih jadinya🤦🤣
Om Rudi: hmmmmm
total 1 replies
👣Sandaria🦋
sakit jantung ditemukan tahun berapa memangnya, Om? duluan mana dibanding pohon jengkol?🤔 tapi kalau dibandingin dengan alat kontrasepsi mah aku tahu. duluan pohon pete pasti🙃🙃😂
Om Rudi: hahahaha AU ah
total 1 replies
👣Sandaria🦋
ahahaha. kok enggak 7S saja, Om. siaga, santai, sambil, seruput, susu, sandaria, saja🤦🤣
Om Rudi: joahahahaha ini baru bikin ketawa
total 1 replies
👣Sandaria🦋
kok serius amat ukuran jaraknya, Om? udah rindu juga aku Om pakai sejauh lompatan kodok hamil atau sejauh tembakan kencing si Tomy gitu🤣
👣Sandaria🦋
oh.sepertinya Om ingin menyampaikan pesan padaku si Kebo ini enggak receh buat diadu dengan Kerling Sukma. iya kan?🤔😆
Om Rudi: lihat aja ntar
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!