"Tahta tertinggi mencintai adalah mengikhlaskan.."
Kalimat itu sangat cocok menggambarkan keadaan yang dirasakan oleh Zio Nabastala Winata, pria berusia 28 tahun itu harus merelakan sang kekasih menikah dengan lelaki pilihan orang tuanya dan mengakhiri hubungan yang sudah terjalin 3 tahun lamanya itu.
Namun, bagaimana jadi nya disaat Zio baru saja putus, Kaivan selaku sang papa justru menjodohkannya dengan putri dari rekan bisnis nya.
Akankah Zio menerima perjodohan itu dan menikah dengan wanita pilihan sang papa? atau dia akan memilih untuk tetap mengejar cinta nya lagi ?
Simak Kelanjutan ceritanya..
Keluarga Winata S3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 10. Rencana Pernikahan
Ekhem..
Viva berdehem pelan seraya membenarkan posisi duduknya, ia mengalihkan pandangannya menatap Mama Retta. "Nyonya Retta.. " panggil nya
Mendengar panggilan itu, mama Retta menoleh menatap calon besannya. "Ya nyonya Viva?"
Viva menggigit pelan bibir bawahnya, melirik Papa Kai dan suaminya sekilas. Sebenarnya ia ragu untuk mengatkan hal ini, tapi bagaimanapun hal ini harus segera ia sampaikan.
"Mmm, bagaimana dengan rencana pernikahan Kimora dengan.." Viva menggantungkan ucapannya, ingin mengucapkan nama putra papa Kai yang akan menikahi Kimy, tapi tidak tau siapa namanya.
"Zio, nama putra ku Zio nyonya Viva". Tekan Mama Retta mengingatkan calon besannya itu akan nama putra nya.
"Ah ya nak Zio maksud saya. Bagaimana dengan rencana pernikahan kedua nya?".
Mama Retta yang mendengar pertanyaan itu langsung melirik suaminya, dan Papa Kai menganggukkan kepala memberi isyarat pada istrinya untuk memutuskan sendiri rencana pernikahan tersebut. Kemudian, mama Retta kembali mengalihkan atensi nya menatap Viva.
"Secepatnya nyonya Viva, kalo bisa pernikahan akan akan dilaksanakan satu bulan lagi". Jawab Mama Retta dengan tegas dan tak terbantahkan
Mendengar itu, sontak Kimmy menoleh menatap Mama Retta dengan bola mata yang membulat terkejut. "Nyonya.. " panggil Kimmy lirih, namun suara nya langsung dipotong oleh Viva.
Seketika Viva mengulas senyum lebar mendengar jawaban dari mama Retta, begitu juga dengan Arya dan Elisa. Mereka sudah lama menantikan hal ini, yaitu mengusir keluar Kimora dari rumahnya setelah itu mereka berniat akan menguasai harta peninggalan mendiang ibu Kimmy. Tak hanya itu saja, terutama Arya. Jika dia berhasil menjadikan papa Kai sebagai besannya, maka perusahaannya akan semakin kuat dan berjaya. Dan, yang paling penting adalah rival bisnis nya tidak akan berani macam-macam lagi dengannya jika backingan perusahaannya WINATA GRUP.
"Nyonya Retta, apa itu tidak terlalu cepat?". Ucap Viva dengan ekspresi wajah yang tiba-tiba berubah sendu.
"Kenapa ? apa anda keberatan nyonya Viva?". Kali ini papa Kai yang bersuara, matanya menatap tajam Viva dengan wajah dingin tanpa ekspresi
"Ah tentu tidak tuan Kaivan. Justru kami sangat senang jika anda dan nyonya Retta bersedia menerima Kimora sebagai menantu kalian, iya kan yah ?", sahut Viva seraya menyenggol lengan suaminya
"Y-yang dikatakan istri saya benar tuan Kaivan". Timpal Arya sedikit kegugupan
"Nyonya Retta.. " Elisa yang sedari tadi diam menyimak pembicaraan keempat orang itu, kini ikut bersuara
Mama Retta mengalihkan atensi menatap Elisa dengan raut wajah datar. Mama Retta menelisik penampilan Elisa dari ujung rambut hingga ujung kaki, seketika hatinya meringis kecil melihat gaya berpakaian Elisa yang begitu sangat seksi. Baju yang ia kenakan hanya menutupi sebatas pusar dan ketat membuat dua buah dad* nya yang besar itu menonjol tercetak jelas. Bagian bawahnya hanya tertutupi rok jeans yang tingginya hampir memperlihatkan asetnya.
"Astaga, jika saja gaya berpakaian Zia seperti ini sudah ku coret dia dari kartu keluarga". Mama Retta bermonolog sendiri dalam hatinya, kemudian pandangannya beralih menatap Kimmy yang duduk disampingnya.
Perempuan yang akan menjadi calon menantunya itu juga berpakaian seksi, hanya saja drees yang dikenakan Kimmy masih terbilang normal dan sopan. Dress biru tua sebatas lutut dan bagian lengannya berumbai. Terlihat simpel namun sangat cocok dipakai oleh Kimora.
"Nyonya Retta, maaf tidak mengurangi rasa hormat. Jika anda berkenan, saya sendiri yang akan mengurus segala keperluan pernikahan Kimora, dan-"
"Tidak perlu, kami sendiri yang akan turun tangan langsung menyiapkan segala pernikahan Kimora dan Zio. Atau.. " Mama Retta menggantungkan ucapannya, lalu meraih tas miliknya yang ia letakkan diatas meja. Mama Retta mengeluarkan sebuah kartu dari dalam tas nya tersebut kemudian memberikannya pada Kimmy. "Sayang, mama tau kamu pasti punya wedding dream bukan?. Gunakan kartu ini untuk memenuhi semua keinginan wedding dream kamu, hm.. "
Semua orang yang melihat itu seketika melototkan matanya kaget, terutama Viva dan Elisa. Ibu dan anak itu terkejut dan saling lirik pandang saat melihat Mama Retta memberikan kartu tersebut pada Kimmy. Siapa yang tidak tau kartu hitam, yang biasa disebut black card atau kartu tanpa limit. Hanya orang-orang golongan kelas atas yang bisa memilki kartu tersebut. Dan, meskipun ayah Kimmy kaya tapi dia tidak pernah memberikan kartu tersebut pada istri dan anak-anaknya.
"Nyonya ini.. " Kimmy tak dapat melanjutkan ucapannya, ia sama terkejut nya seperti Viva dan Elisa. Tapi, rasa keterkejutannya jelas berbeda seperti yang dirasakan dua perempuan itu. Mungkin, Viva dan Elisa terkejut karena Kimmy belum menjadi menantu keluarga Winata saja dia sudah diberikan kartu tanpa limit tersebut, bagaimana jika benar-benar sudah sah menjadi menantu mereka. Pasti seluruh kekayaan keluarga Winata bisa Kimmy dapatkan dengan mudah.
Namun, berbeda dengan Kimmy. Dia terkejut dengan apa yang dilakukan oleh mama Retta, bagaimana bisa wanita paruh baya yang duduk disamping nya ini memberikan kebebasan untuk memenuhi semua wedding dreamnya, sedangkan dia saja tidak ingin menikah dengan putra nya. Bagi Kimmy impian membangun rumah tangga itu tidak pernah ada dalam wishlist hidupnya. Dan, jika soal kartu hitam itu Kimora saja sudah punya. Tentu saja karena dia seorang desainer busana internasinal dan juga pemilik bisnis butik yang terkenal. Hanya saja, Kimmy menyembunyikan usaha bisnis nya tersebut dari keluarga nya agar Viva dan Elisa tidak memiliki niat buruk padanya.
Mama Retta meraih tangan Kimmy lalu meletakkan kartu hitam tersebut dalam genggaman tangan calon menantunya. "Terimalah kartu ini sayang, jangan merasa sungkan".
Dengan ragu-ragu, Kimmy menerima kartu tersebut. Pandangan matanya mendongak menatap Mama Retta yang tengah melempar senyum cantik kearahnya.
"Dan, jangan ragu-ragu untuk datang ke mansion dan minta bantuan ke kami jika kamu membutuhkan sesuatu nak". Kata Papa Kai, suaranya terdengar tegas namun sedikit lembut
"B-baik tuan". Sahut Kimmy terbata-bata gugup
"Kimora sayang.. " panggil mama Retta lembut, " Mulai hari ini jangan panggil kami dengan sebutan tuan dan nyonya, sebentar lagi kamu akan menjadi bagian keluarga Winata. Jadi, panggil kami mama dan papa seperti Zio. Mama juga akan meminta Zio untuk segera datang menemui mu, kalian belum pernah bertemu bukan?".
Kimmy mengagguk-anggukkan kepalanya pelan.
"Secepat mungkin mama akan meminta Zio untuk datang menemui mu sayang, sebelum acara pernikahan kalian berlangsung. Supaya kalian bisa mengenal lebih dalam dan mendiskusikan tentang pernikahan kalian" kata Mama Retta
"Tapi nyo-, maksud Kimmy ma..mama"
Mama Retta terkekeh gemas seraya mengusap-usap puncak kepala Kimmy saat mendengar perempuan itu masih terlihat kaku-kaku memanggilnya dengan sebutan mama, itu terdengar sangat lucu.
"Tapi mama, Kimmy-"
Belum sempat Kimmy menyelesaikan ucapannya, terdengar bunyi dering ponsel nya. Ia melirik sekilas layar ponsel nya yang menampilkan nama Mega- asisten pribadi nya itu menghubunginya.
"Maaf, boleh saya mengangkat telepon sebentar?". Izin Kimmy pada semua orang
Viva yang mendengar itu berdecih tak suka, "Tidak sopan sekali, matikan saja ponsel mu Kimmy".
"Tidak apa-apa sayang, kamu angkat dulu teleponnya mungkin itu penting". Mama Retta menengahi membela calon menantunya. Kimmy mengangguk dan segera izin menjauh untuk mengangkat telepon dari Mega.
.
.
.
Jangan lupa dukungannya! Terimakasih...
kira kira mereka berdua masih Pada ingat gak saat malam itu
untk memiliki gaun buatan mamahnya kimi