Gita seorang istri yang tidak begitu di anggap keberadaanya oleh sang suami, tapi karena cinta membutakan Gita, hingga akhir di saat ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun Gita yang ingin memberikan kejutan pada sang suami justru ia yang terkejut karena.
tanpa sengaja Gita melihat perselingkuhan sang suami dengan ibu kandungnya sendiri. hari itu ia mendapatkan kado penghianat ganda.
karena shock Gita pergi keluar dan mengalami kecelakaan, disaat itulah ia di nyatakan meninggal tapi tiba tiba tetak jantungnya kembali.
tapi itu bukan Gita yang dulu karena tubuh Gita sudah di masuki oleh seorang ratu penguasa jaman kuno yang mati karena penghianat. dan kini berada di tubuh Gita.
ingin tau kelanjutannya yuk mulai baca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
“Ada yang aneh dengan ketenangan ini,” ujar Keira pelan.
Rafael menatapnya. “Kau tahu mereka akan membalas.”
Keira mengangguk. “Dan aku akan siap. Tapi untuk malam ini... biarkan aku menikmati momen ini. Bersama kamu.”
Mereka berdua terdiam, hanya ditemani suara angin dan gemerlap cahaya kota. Sementara badai baru sedang menunggu di ujung waktu
sedangkan di tempat lain, tepatnya di sebuah ruang kantor rahasia di kawasan SCBD, Clarissa duduk di samping Ares. Matanya penuh dendam, wajahnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali ia tampil di publik. Namun, sorot matanya masih menyala tajam.
“Keira harus hancur. Dia merebut semuanya, termasuk Rafael. Sekarang saatnya membalas,” bisiknya pada Ares.
Ares yang kini juga sudah kehilangan banyak kekuasaan setelah ditinggal banyak investor hanya mengangguk. Ia melihat Clarissa sebagai batu loncatan untuk kembali ke atas,
Meski jauh di dalam hatinya ia sadar: Keira bukan musuh sembarangan.
Mereka berdua mulai menyusun strategi—meretas data keuangan, menyebar isu manipulasi pajak Ratu Batu, dan bahkan menyiapkan akun-akun bayangan untuk membuat opini publik memburuk.
Tapi apa yang tak mereka ketahui…
Keira sudah mengendus semua gerakan itu.
Pertemuan Rahasia
Di kediamannya yang elegan dan penuh keamanan berlapis, Keira duduk bersama Rafael dan pengacara top yang biasa menangani kasus-kasus internasional.
“Mereka mulai gerak, Kei,” ujar Rafael sambil menunjukkan laporan forensik digital.
Keira membaca data itu dengan tenang. Tak ada marah. Tak ada panik. Ia hanya mengangguk pelan.
“Siapkan hukuman yang pantas. Tapi biarkan aku yang menyampaikan pesan terakhir.”
Hari Penjatuhan
Tepat pukul 10 pagi, Clarissa dan Ares sedang berada dalam ruang rapat kecil di kantor investasi bayangan mereka, membahas langkah selanjutnya.
Tiba-tiba pintu dibuka paksa. Beberapa pria bersetelan hitam masuk. Polisi. Investigasi pajak. Laporan pencemaran nama baik. Penyalahgunaan data.
Ares panik.
Clarissa berdiri, menolak diborgol, tapi aparat sudah membawa bukti kuat yang mengikat mereka berdua.
Dan di layar laptop Ares—yang masih menyala—sebuah email muncul.
Dari: Keira @ratubatu.co.id
Subjek: Sebelum kau melangkah, aku sudah berlari.
“Kau menjual dirimu untuk menjatuhkanku, Clarissa. Tapi kau lupa satu hal, aku sudah hidup di neraka.
Dan aku membangun kerajaanku dari abu sisa kebakaran itu.”
Clarissa tak bisa berkata-kata. Rahangnya mengatup, matanya merah.
"Dan untukmu Ares, aku kira kamu pria yang luar biasa ternyata kamu hanya pria bodoh dan lemah. Aku merasa tidak punya masalah dengan mu bahkan aku berhenti dari perusahaanmu dengan baik baik tapi kau tidak terima jika karyawan mu ini lebih tinggi darimu"
"Kebaikanmu itu palsu, untuk saja aku tidak mencintaimu, jika tidak aku adalah wanita yang sangat sial"
Ares? Ia bahkan tak bisa berbicara apapun dadanya sakit lalu ia menatap Clarissa lagi. Ia sadar—ia salah pilih sekutu.
Beberapa hari kemudian, berita tentang penangkapan Ares dan Clarissa muncul di berbagai media. Ratu Batu justru semakin melambung—banyak yang kagum bagaimana perusahaan itu tetap berdiri di tengah serangan bertubi-tubi.
Di balkon rumahnya, Keira menyeruput teh dengan Rafael.
“Sudah selesai?” tanya Rafael lembut.
Keira tersenyum kecil. “Sudah. Dan aku tidak perlu mengotori tanganku. Aku hanya membiarkan mereka jatuh oleh perangkap mereka sendiri.”
Rafael menggenggam tangannya. “Kamu memang ratu, dalam segala makna.”
Dan di balik langit senja Jakarta, nama Keira tak hanya jadi simbol kekuatan… tapi juga peringatan: jangan pernah mengkhianati seseorang yang selamat dari badai. Karena ia tahu cara menaklukkan topan.
Bersambung
sangat recommended untuk dibaca.
di tunggu karya karya terbaik selanjutnya kak.
sat set sat set dan gak banyak drama ikan sapu, suka banget sama cara keira
keira juga belum tau kan ayah kandung nya siapa
sukses terus thor. . karya mu aku suka👍👍👍👍semangat😇😇💪💪💪