NovelToon NovelToon
Suara Dari Bayangan

Suara Dari Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Keluarga / Romansa / Pembantu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: MOM MESS

“Aku dibesarkan oleh seorang wanita yang tubuh dan jiwanya hancur oleh dunia yang tak memberinya tempat. Dan kini, aku berdiri, tak hanya untuk ibuku… tapi untuk setiap wanita yang suaranya dibungkam oleh bayangan kekuasaan.”

Mumbai, tengah malam. Di ruang pengadilan yang remang. Varsha memandangi tumpukan berkas-berkas perdagangan manusia yang melibatkan nama-nama besar. Ia tahu, ini bukan hanya soal hukum. Ini adalah medan perang.

Di sisi lain kota, Inspektur Viraj Thakur baru saja menghajar tiga penjahat yang menculik anak-anak perempuan dari desa. Di tangannya, peluru, darah, dan dendam bercampur menjadi satu.

Mereka tidak tahu… bahwa takdir mereka sedang ditulis oleh luka yang sama–dan cinta yang lahir dari pertempuran panjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MOM MESS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tepat Waktu.

“Sejak saat itu, aku bersumpah... jika sistem ini tidak bisa menolongku, maka aku akan menjadi sistem itu. Dan aku akan menghancurkan semua orang yang mengandalkan hukum busuk itu.”

Hening. Viraj tak bisa berkata-kata. Jay pun tak berkutik. Di balik semua kebengisan Devraj, ada cerita yang lebih menyakitkan daripada darah.

“Jadi... sebelum kalian membenciku, pahami satu hal,” suara Devraj dingin seperti pisau es. “Aku tidak butuh simpati kalian. Aku hanya ingin cerita ini didengar. Karena tak seorang pun mau mendengarnya saat aku hanya orang biasa.”

"Jika kau ingin di dengar kenapa kau harus menculik gadis-gadis tidak bersalah ini, Devraj?" tegas Varsha.

"Dendam."

"Aku membentuk sistem ku sendiri. Membentuk sistem membutuhkan uang. Dari mana aku dapat uang? Siapa yang mampu membayar ku sebanyak 5000 dolar dalam seminggu? Tidak ada."

"Dan apa kau tau Viraj alasan Ranjan meminta mu untuk menangkap ku?"

"Karena saat ini KSF telah jatuh. Dan tidak mampu membayar nya lagi. Itu sebabnya Ranjan menunjuk mu untuk menangkap ku. Jika aku tertangkap, apa kau pikir perdagangan gadis-gadis ini selesai? Tidak. KSF akan kembali..."

"Dan kau pikir akan mendapatkan bintang dan penghargaan setelah menangkap ku? Kau hanya akan mendapatkan jeritan gadis-gadis muda lainnya."

"Putrimu masih syukur baik-baik saja di bawah kendaliku. Bagaimana jika—"

BUG!

Viraj langsung meninju wajah Devraj hingga mengeluarkan darah kecil di pinggiran bibirnya. Anak buah Devraj langsung menahan tubuh Viraj.

"TIDAK AKAN TERJADI APA-APA PADA PUTRIKU. DAN KAU TIDAK ADA HAK MENENTUKAN TAKDIR PUTRIKU."

Devraj berdiri. Wajahnya kesal akrena pukulan dari Viraj. Tanpa berkata apa-apa, ia berbalik.

“Bawa mereka,” katanya tegas.

Anak buah Devraj menyeret mereka berempat. Billu dan Mahi ikut dibawa. Di lapangan terbuka, mereka berempat di ikat melingkar. Bom yang semula berada di tubuh Billu dan Mahi kini diletakkan di tengah mereka. Empat helikopter berdengung di kejauhan, bersiap mengangkut Devraj dan pasukannya pergi.

"Inilah hukuman,” kata Devraj dingin. “Kalian telah mengganggu semua yang telah ku bangun dengan darah."

"Dan luka ini..." Devraj menghapus darah di bibirnya, "Terima kasih sudah membuatku sadar, Inspektur Viraj. Karena pukulan mu aku sadar. Menceritakan masa lalu ku tidak menjamin kau akan membantuku."

"Bawa Mahi dan Billu naik ke helikopter. Setelah kami pergi. Kalian habisi mereka tanpa menyisakan satu pun." Perintah Devraj yang kemudian berjalan pergi.

"Masuk cepat."

"Tidak... AYAH..."

"LEPASKAN PUTRIKU, DEVRAJ!" teriak Jay.

"MAHI!!" Teriak Varsha yang mulai menangis memanggil nama Mahi.

Mahi hanya menangis ketakutan. Dia memberontak tidak mau naik. Dan tiba-tiba, sebuah raungan keras membelah langit malam.

Semua menengadah.

Helikopter besar muncul dari balik awan. Logo kepala singa hitam tergambar jelas di tubuh besinya.

Viraj menyipitkan mata. Jay menyeringai.

Dari dalam helikopter, sesosok pria tampan berwajah dingin dan penuh gaya berdiri di pintu terbuka.

Altan Hernandes. Putra tunggal Dicto. Adik sepupu Jay. Pewaris gila dari keluarga Hernandes yang penuh rahasia. Bersamanya, sejarah berdarah itu belum selesai.

Devraj menyipitkan mata. “Apa-apaan ini?”

Altan berdiri dengan santai, tangan di pinggang, satu alisnya terangkat.

“Yo, Devraj Malhotra..."

Suaranya terdengar lantang dari pengeras suara di helikopter.

"Harus ku akui... Kau adalah pria tua yang terlalu dramatis. Seribu pasukan, empat helikopter, bom, dan... Hanya untuk menghindari dua ayah yang mencoba menolong putrinya. Cih, memalukan."

"Siapa kau?"

"Wow. Kak Jay... Kau lihat ini. Pria tua ini ingin berkenalan dengan ku. Apa aku harus memperkenalkan diriku?" Jay tersenyum mengejek Devraj.

Altan melangkah sedikit ke ujung pintu helikopter, satu tangan masih memegang mikrofon.

"Namaku Altan. Tapi hari ini paman bisa memanggilku hero. Karena hari ini aku akan menjadi hero. Bagaimana Billu? Apa kau suka denga hero tampan ini?"

Billu menghapus air matanya dan tersenyum.

Naashir, yang juga terikat, ternganga. "Bagaimana bisa kak Altan kemari?" Jay menoleh, menyeringai. "A-apa kau memanggilnya?" Tanya Naashir.

 

Beberapa menit sebelumnya, saat Devraj tengah tenggelam dalam kisah pilunya, Jay dengan hati-hati memutar liontin kecil berbentuk sayap yang tergantung di lehernya. Simbol keluarga Hernandes.

Saat diputar searah jarum jam tiga kali, liontin itu mengirimkan sinyal darurat otomatis ke seluruh anggota keluarga yang memiliki jaringan satelit pribadi.

Di ujung kota Dubai, Altan yang cuti kerja sedang berlatih menembak bersama Umar—murid Gohar dan rekan Naashir—menerima sinyal itu. Dalam waktu singkat, ia naik ke helikopter tempur keluarga, ditemani Umar dan Athaar.

 

Kembali ke lapangan. Altan mengangkat tangan. "Hei Paman Tua. Mau sampai kapan kau terus mendongakkan kepala mu ke atas. Apa kau menunggu ku membagikan uang dari atas?"

"JAGA UCAPAN MU!"

"Etss.. Kau tau anak ku tidak suka ada seseorang yang berteriak kepadaku."

"Kak Altan. Apa kau membawa Zael dan Zoel kemari?" Teriak Naashir.

"Dasar payah. Kakak ipar mu akan marah jika aku membawa dua bocah itu kemari."

Tiba-tiba dari balik gelapnya tanah lapangan, muncul bayangan besar... mengendap pelan... dengan sepasang mata kuning menyala. Suara gemuruh rendah terdengar. Lalu, dari balik semak-semak, muncul seekor macan hitam besar dengan pakaian tempur khusus, lengkap dengan pelindung dada logam ringan dan alat komunikasi di telinga.

Toby. Macan peliharaan Altan yang di sebut-sebut sebagai anaknya. Hewan yang Altan temukan dan ia adopsi. Altan juga memberikan pelatihan khusus militer elite keluarga Hernandes kepada Toby.

"Anak ini tidak mau kalah keren dari ayahnya. Muncul duluan tanpa ku panggil." Lirih Altah pelan.

Toby mengaum keras, membuat semua anak buah Devraj refleks menodongkan senapan ke arahnya.

“Toby,” bisik Altan melalui mikrofon. “Amankan Billu dan Mahi."

Toby langsung berlari seperti bayangan. Dalam sekejap, ia sudah berdiri di antara Mahi dan Billu. Giginya menyeringai, matanya ganas. Bulunya mengembang. Suara raungannya membuat pasukan Devraj mundur setengah langkah.

Salah satu dari mereka menembak—peluru melesat—namun Toby menghindar dengan lincah. Ia melompat ke arah penembak dan mencakar wajahnya hingga pria itu tersungkur. Tembakan demi tembakan dilepaskan ke arah Toby. Tapi ia terus bergerak zig-zag, mencakar, mencabik, dan menjatuhkan satu per satu penyerang. Pasukan Devraj kehabisan peluru.

Altan tertawa puas dari atas helikopter.

"Ka-kalian kalah sama satu kucing besar? Hahaha memalukan."

"DIAM! Jika kau berani coba kau lawan sendiri." Tantang Devraj. Tawa Altan perlahan lenyap. Dia menatap Devraj dalam.

"Kau salah menantangnya, Devraj." Gumam Jay dengan senyuman licik.

"Biarkan saja kak. Sudah saatnya aku bersenang-senang." Altan mengambil senapan mesin raksasa. Senjata itu memiliki peluru putar otomatis yang mampu menembakkan 200 peluru dalam satu detik. Ia memutar senjatanya, mengarahkannya ke titik-titik tempat anak buah Devraj masih bertahan.

"Tumhaara khel khatm ho gaya hai."

"Permainan mu telah berakhir."

1
chan @eenusxn
.🩷🩷
Aisyah Suyuti
menarik
sknrts
heh??? daddy??😭🙏🏻
angradarma
Dek. lu masih ingat gua gak?
angradarma
KEJUTAN ANJAY
Yeonjun’s wife
HERNANDES IS BACK
Yeonjun’s wife
WHAT— ini serius atau borongan?!??
Yeonjun’s wife
Langsung ingat karakter Arjun Sarkar😭🙏
Yeonjun’s wife
Ceritanya seru, aku suka banget terutama untuk karakter Varsha😍👍keren abizzzzz, btw semangat buat author udh buat karya sekeren ini. Tetap jaga kesehatan tor, wi lop yu 😘🔥
angradarma
Sejauh ini ceritanya seru banget. Penulisan rapi, dan mudah di mengerti. Tinggal typonya aja yang di perbaiki lagi ya tor😁btw suka juga sama alur ceritanya yang menceritakan tentang wanita2 hebat♥️semangat terus tor.
angradarma
makin seru aja nih. lanjut dong tor🙏
angradarma
LANJUT PLEASE. MANA BOLEH LAGI SALTING GINI DI POTONG!🙄
satya
Good job👍🔥
Doni Nanang
keren lanjutkan..
jangan lupa mampir ya kak...
Yeonjun’s wife
LANJUT PLEASE
Yeonjun’s wife
KETEN BANGET🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!