NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bukti

...🍒🍒🍒...

“Halo Shahara.” Adalah hal yang pertama kali Ara dengar saat ia membuka mata di ruangan serba putih itu.

Ara melihat kakak kelas yang sangat ia ingat namanya, yaitu Arya Lokatara.

“Ada yang sakit Dek? Masih pusing? Lemas?” Tanya ketua osis itu.

“Nggak kak, aku udah nggak apa-apa.”

“Syukurlah, diminum dulu tehnya.”

“Sedang apa kak Arya di sini?” Tanya Ara sambil menerima cangkir teh yang diberikan kakak kelasnya.

“Saya ikut PMR, anggota lain ada kelas, kelas saya tidak ada guru, lalu Luan menitipkan kamu kepada saya, katanya dia juga dititipi sepupunya.”

“Oh begitu.” Ara meminum teh itu setengah batas, menaruh cangkir bekas di atas nakas.

“Iya, begitu.”

“Kalau kakak masih ada keperluan, aku nggak apa-apa kok ditinggal sendirian.”

“Tidak apa-apa, Saya luang sampai jam pulang.”

“Oke deh Kak.” Ara mengubah posisinya menjadi duduk, bersandar ke kepala ranjang UKS itu.

Arya terlihat mencatat sesuatu di meja di seberang Ara

“Kakak sedang apa?”

“Saya?”

“Bukan kak, tiang infus.”

“Hhaha, kamu ini ada-ada saja.”

Ara tertegun tidak percaya, melihat ketua osisnya yang biasa berwajah galak itu kini tertawa, sepertinya moodnya sedang bagus hari ini.

“Saya sedang mencatat persediaan UKS yang mulai berkurang dan harus di stock ulang.”

“Oh.”

Hening lagi, Arya kembali berkutat dengan kegiatannya dan Ara tidak tahu harus berbuat apa, tak lama Kakak kelasnya itu menoleh ke arah Ara seperti hendak mengatakan sesuatu.

“Ada apa kak?” Tanya Ara, sadar akan tatapan kakak kelasnya itu.

“Kamu pacaran?” Celetuk sang ketua osis

“Gimana kak?”

“Kamu pacaran sama Andhanu?” Arya menanyakan pertanyaan yang selama ini ada di kepalanya.

Ara mengernyitkan keningnya, kenapa kakak kelasnya menanyakan hal ini secara tiba-tiba?

“Andhanu yang mana kak?” Tanya Ara memastikan.

“Andhanu yang seangkatan denganmu.” Kata Arya yang kemudian menyesap secangkir Vanilla Latte yang sejak tadi didiamkannya.

“Oh Andhanu yang itu, nggak kok kak, justru aku mikirnya Andhanu yang satunya yang pacaran sama kakak.” Balas Ara tengil.

“Phuuah, uhukk, uhukk, uhuuk.” Arya tiba-tiba tersedak kopi yang tengah diminumnya

“Eh kak, kakak nggak papa.” Tanya Ara panik.

“Ekhem, tidak, saya tidak apa-apa.”

“Kenapa memangnya kakak tiba-tiba nanya?” Tanya Ara penasaran

“Oh itu, saya melihat kalian berciuman di perpustakaan.”

“HAH?!” Pekik Ara.

“Kenapa kamu sekaget itu?”

“Kapan Kak?” tanya Ara menatap kakak kelasnya

“Waktu kalian dihukum membereskan buku, sepulang MOS hari itu.” Jelas Arya

“Kakak serius kakak lihat itu semua?”

“Iya, tanya Luan kalau tidak percaya, dia lihat juga.”

Ara terkejut bukan main ‘jadi kejadian yang waktu itu bukan mimpi ya.’ Batin Ara dalam hatinya.

Arya yang melihat wajah gelisah adik kelasnya itu berucap lagi, “Kalau kamu sudah merasa baikan, kamu bisa kembali ke kelas.” Katanya

“Terimakasih kak, kalau begitu permisi.” Ara bergegas keluar dari ruangan UKS itu.

Ara berlari keluar dari UKS, keadaannya sudah jauh lebih baik, ia sudah tidak demam dan pusingnya juga sudah hilang, sepertinya teh madu itu memang benar manjur menyembuhkan flu.

Waktu menunjukkan pukul 12.15 saat ini, masih jam istirahat kedua di sekolahnya. Ara segera menuju ke kelas, namun tidak ada orang di sana, ia langsung menuju ke kantin dan benar saja ia menemukan Irsyam dan Ari sedang membeli makanan, mungkin baru selesai Shalat dzuhur.

Tanpa banyak bicara Ara segera menghampiri mereka berdua, tatapannya fokus dan tajam pada Irsyam.

“Syamsyi.” Katanya dengan tegas, membuat kedua orang yang tengah memilih makanan itu berbalik

“Ra? Udah baikan?” Tanya Ari yang melihat Ara berdiri di sana

“Udah Ri.” Balas Ara singkat, tapi tatapan tajamnya masih ke arah Irsyam.

“Kenapa? Kenapa lo liatin gue kayak gitu?” Tanya Irsyam bingung

“Ada yang mau aku omongin sama kamu.” Jawab Ara.

“Ya tinggal ngomong.” Kata Irsyam

“Nggak di sini.” Ara kemudian meraih tangan irsyam dan menyeret lelaki itu untuk mengikutinya, Irsyam tidak melawan, sedangkan Ari hanya diam terheran-heran.

 

................

 

“Ada apa? Lo mau bilang makasih?” Irsyam membuka suara sejak Ara menyeretnya ke gedung peralatan olahraga yang jarang dikunjungi siapa-siapa.

“Iya makasih, tapi bukan cuma itu.” Ara menjawab sambil celingukan memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitar mereka.

“Terus apa?” Irsyam semakin bingung dengan apa yang hendak diucapkan Ara.

Hatinya mulai berbunga-bunga, perasaan menggelitik terasa di perutnya ‘Jangan-jangan Ara mau nembak gue.’ Batin Irsyam  dalam hatinya. 🐢Kegeeran kamu Nak.

“Kamu kan yang mencuri ciuman pertamaku.” Todong Ara akhirnya.

“Hah? Lo ngomong apa sih?”

“Jangan bohong! Aku tahu kamu yang menciumku dulu, lalu kamu juga menciumku di perpustakaan.” Tambah Ara

Irsyam’s Point of View

Aku terkejut mendengar ucapan gadis di depanku ini, bagaimana dia tahu? Siapa yang memberitahunya? Aku seterkejut itu sampai tak tahu harus bereaksi seperti apa.

Tetapi untungnya aku bisa kembali menguasai diri, aku tersenyum jahil pada Ara, dan reaksi gadis itu lucu, dia mundur seolah-olah takut padaku.

Dia terus mundur sampai punggungnya menempel ke tembok gedung ini. Sedangkan aku terus maju, memerangkapnya diantara tembok dan kedua tanganku.

“Kenapa lo nyimpulin kalau yang nyuri ciuman lo itu gue?” tanyaku padanya yang tampak sedikit takut

“Aku punya saksi.” Balasnya menatap langsung ke mataku, seolah menantangku.

“Oh ya? Siapa?”

“Rahasia, pokoknya informan terpercaya.” Balasnya mengalihkan pandangan.

“Saksi aja nggak cukup, kalau mau nuduh, lo juga harusnya punya bukti.” Kataku semakin mendesaknya

Teman sekelasku ini tampak menunduk, sepertinya dia berpikir keras, bukti apa yang bisa dia gunakan untuk memperkuat dugaannya.

Namun tanpa disangka Ara menarik tengkukku dengan kedua tangannya hidungnya bersentuhan langsung dengan kulit leherku, membuat darahku rasanya berdesir tak karuan, badanku membatu dan jantungku bertalu-talu.

“Aroma kamu.” Katanya masih mengendusi leherku, membuat tubuhku semakin panas dingin membeku.

“Aroma kamu itu cotton candy, meskipun kamu pake parfume lain di baju, tapi body cologne kamu aromanya tetap cotton candy.” Katanya menatap langsung ke mataku, tanpa sadar kedua tangannya masih menggantung di bahuku.

Author’s Point of View

Ara yang tidak sadar akan posisinya dengan Irsyam, dan Irsyam yang terpana melihat Ara dari jarak sebegitu dekatnya. Keduanya seolah tenggelam dalam tatapan mata masing-masing sampai Ara tersadar, ia segera menarik tangannya dan memalingkan muka.

Irsyam tersenyum melihat wajah Ara yang mulai memerah bak buah Cherry, tidak sadar kalau telinganya tak kalah merah dari wajah Ara, meskipun ia mencoba memasang wajah stoicnya sepertinya sia-sia.

“Bukti lo kurang kuat, gue bisa kasih lo bukti yang lebih konkret.” Irsyam menatap Ara masih dengan senyum di wajahnya

“Bukti apa?” Balas Ara

Irsyam maju lebih dekat pada Ara, tangannya terangkat untuk menyelipkan helaian rambut Ara ke belakang telinga gadis itu, ia mendekatkan wajahnya “Rasa ciumannya, gue bisa bantu lo buktiin rasa ciumannya sama atau beda.” Bisiknya tepat di samping telinga Ara

Ara bergidik merasakan hembus nafas teman sekelasnya itu, jujur ia tidak sebodoh itu untuk menyetujui ide gila laki-laki di hadapannya. Ia masih memiliki harga diri dan juga memakai akal sehatnya.

Tapi tiba-tiba Ara teringat permintaan Ayahnya yang berkaitan dengan keluarga Andhanu, dan Ara pikir ini kesempatan yang bagus untuk ia mengabulkan permintaan Ayahnya yang satu itu.

Maka dengan berani Ara menatap mata kehijauan milik lelaki itu, “Buktikan saja! Aku yakin rasanya sama.” Tantang Ara

...♡🍊🫐🍒♡...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!