NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:324
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam

🌵

.

.

Theo pun kebingungan, bagaimana caranya masuk ke dalam sana. Semua panggilan dan pesannya tidak berbalas. Ia yakin kesayangannya sudah tertidur tapi ia ingin masuk, sejak tadi ia sudah membayangkan foto nakal yang dikirimkan Helena padanya, dan ingin ia praktekkan segera.

Tok tok tok... Ketuknya perlahan, tapi tetap tidak ada respon apapun dari dalam sana. Ia menghela napasnya dan masih enggan menyerah, ia kembali mengetuk pelan.

"Helena... ", serunya.

"Hel... "

Klek... Pintu terbuka.

"ELU !!! Lu ngapain di kamar Helena?!". Serunya setengah teriak di awal lalu merendah kembali karena ia ingat itu susah pukul dua dinihari.

"Ah... Tadi gua di rawat Helena. Kenapa? Lu masih nyuruh dia kerja ngurusin elu malam-malam begini? ", tanya Yogie dengan santainya masih dengan plester demam yang menempel di dahinya.

"Lah apa bedanya sama elu." Timpal Theo tidak terima.

"Gua sakit, lu ngga liat." Balas Yogie menunjuk dahinya.

Lalu muncullah Helena disamping Yogie menyipit-nyipitkan matanya, jelas nyawanya belum sepenuhnya terkumpul.

"Siapa kak?", tanyanya setengah sadar.

"Dia begini aja gua gemes." Batin Yogie.

"Theo... ", kagetnya mendapatkan 100% kesadarannya.

"Minggir, gua mau tidur disini." Putus Theo.

"Lu kan punya kamar sendiri anjir." Yogie kembali mendebat.

"Gua pa... "

Hap... Helena segera menutup mulut Theo dan menyeretnya untuk duduk di tempat tidur.

"Dia harus minum obat tidur kak, kebetulan obat tidurnya ada di aku, hehe. Ya udah kamu tidur sebelah sana, kak Yogie di kiri."

"Jangan sembarangan bawa cowo masuk kamar, bahaya." sindir Theo.

"Ngga, ngga sembarangan. Dia kak Yogie bukan orang asing." balas Helena dengan tenangnya dan menuju Yogie yang masih mematung di pintu melihat Theo begitu mudahnya masuk ke dalam selimut hangat yang tadi ia kuasai sendirian.

Tap, Helena menempelkan punggung tangannya ke sisi kiri leher Yogie. Jantung pria itu spontan berdegup lebih cepat, seolah listrik menyengat lehernya. Darah Yogie berdesir.

"Ah udah ngga demam lagi ternyata." Seru Helena dan menarik plester demam itu, lalu membuangnya ke tong sampah. "Ayo kakak balik tidur."

"Ah... Iya." Jawab Yogie seadanya dan kembali masuk ke selimut yang sama dengan Theo. Tidak ada lagi yang bicara, pikiran kedua pria itu sama. Yogie merasa Theo pengganggu, sedangkan Theo merasa Yogie adalah pengacau. Yogie mengacaukan cita-citanya sejak di pesta tadi. Ia jadi tidak bisa memeluk pacarnya. Yogie dan Theo saling membelakangi, tapi Theo berseberangan dengan pacarnya, dan kini mereka bertatapan, Theo menatapnya kesal, mengomelinya lewat tatapan.

.

.

Padahal jarak mereka hanya dua meter, yang satu di ranjang utama, yang satu di extra bed, tapi mereka bertukar informasi lewat room chat demi menjaga situasi kondusif, apalagi tadi Theo hampir saja keceplosan.

🌵

Setelah konser panjang dan melelahkan yang sudah mereka akhiri dengan baik di Seleste Ville itu, semua staff Huge Ent kembali ke Mithnite, penerbangan yang membutuhkan waktu dua jam itu cukup melelahkan bagi Theo bukan karena lamanya, tapi karena ia tidak bersama kekasihnya. Theo dan ke empat member berada di kelas VIP sementara Helena dan staf lainnya berada di kelas biasa. Belum lagi mereka tidak bisa bertukar kabar.

"Lu kenapa sih gelisah banget dari tadi?", kesal Jimmy karena Theo grasak grusuk.

"Bosen gua." balasnya pendek.

"Tidur kek, apa kek, harus banget lu kayak cacing kepanasan gitu." akhirnya Theo berusaha diam, meski masih sangat tidak nyaman.

"Permisi... ". seru Yogie dari kursinya. Keempat adiknya mendengar, lalu seorang pramugari yang dipanggilnya langsung mendekat.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?".

"Bisa tolong panggilkan manajer saya di kelas ekonomi? Sebenarnya kursi ini kursinya tapi saya lupa bilang tadi, makanya dia duduk disana. Saya sakit, saya butuh dia." seru Yogie yang memang pucat.

"Oh baik pak, siapa nama manajernya? Dan apa bapak tahu beliau seat berapa?".

"Helena Cady, seat 17A."

"Oh baik pak, sebentar. "

Otak Theo rasanya mengering tiba-tiba. Bisa-bisanya Yogie mendahuluinya, ralat, ia tidak tahu sama sekali jika bisa memindahkan penumpang dengan cara seperti itu.

"Emang bisa gitu? ", tanyanya pada Jimmy yang sedang tertidur. "Jimmm... ", serunya sambil menggeplak kepala Jimmy.

"Apaan sih anjir." Kesal Jimmy.

"Emang bisa mindahin penumpang ekonomi ke kelas bisnis?".

"Ya bisalah jamet, kursi di sebelah dia kosong, ditambah itu memang dia udah beli tadi, udah wanti-wanti, gua denger dia ngomong sama staf. Itu masuk ke permohonan pribadi juga kan dia sakit, Helena juga manajer Nemesis kan, ya sah-sah aja. Ganggu aja lu." Kesalnya dan kembali tertidur.

Theo benar-benar kalut saat ini, kekasihnya direbut si kulkas Yogie tanpa ia sadari, sekarang samar-samar ia mendengar suara kekasihnya.

"Kak... Sakit lagi? Demam lagi ya? Aduh... Untung aku bawa banyak plester."

Itulah seruan yang ia dengar dari luar, itu benar-benar Helena yang datang, ia mengkhawatirkan pria lain selain dirinya.

"Uhhukkk uhhuk...", Theo mendengar suara batuk Yogie dan semua percakapan samar mereka, hatinya panas tapi tidak ada yang bisa ia lakukan sekarang.

"Permisi mba." seru Helena pada seorang pramugari yang lewat.

"Boleh minta air lemon madu hangat?".

"Baik bu, mohon ditunggu sebentar."

Theo ingin meledak sekarang, ia ingin menangis juga. Kenapa si Yogie syaland itu malah merebut manajernya? Sekalian pacarnya juga? Ia tidak ingin Helena memperlakukan orang lain sama seperti apa yang ia dapatkan. Pacarnya itu terlalu baik, semua orang ia bantu dengan totalitas. Ia tidak ingin seperti itu. Mau dibuat bagaimana juga kepribadian Helena memang seperti itu. Ia baik kepada semua orang tanpa memikirkan dampak buruk kata 'terlalu'.

Dari waktu dua jam penerbangan baru mereka lalui setengahnya, Theo merasa gerah sekali padahal AC pesawat sudah menginginkan ubun-ubunnya, tapi yang panas kan hatinya? Lalu ia ber inisiatif untuk ke toilet sejenak sekalian mengintip apa yang dilakukan kekasihnya bersama Yogie.

Deg

Untuk ke sekian kalinya sejak se malam entah ini patahan yang ke berapa, waktu kekasihnya itu memberi Yogie susu kotak dan kakak member tertuanya itu tersenyum, ketika di ruang make up Yogie tertawa, ketika di hotel Yogie di rawatnya, disentuhnya, dan sekarang mereka TERTIDUR BERSAMA? Bagaimana nyamannya Yogie yang pucat itu tidur dan Helena juga tertidur bersandar di bahunya? Theo tidak tahu lagi seperti apa perasaannya saat ini. Ia mempercepat langkahnya menuju toilet dan berdiam diri disana.

Tiba lah saatnya landing, Helena terbangun dan terkejut dirinya tertidur dan menyandarkan kepalanya kepada Yogie.

"Aoh... Gua ngapain anjir...", pekiknya dan menegakkan tubuhnya kembali.

Si empu bahu lebar itu pun tersenyum tipis, bahwasanya ia sudah terbangun sejak tadi, hatinya hangat dan berbunga-bunga melihat sosok yang menyadarinya itu.

"Helena, jika bisa, aku ingin hentikan waktu ini." Batinnya.

Pesawat pun akhirnya mendarat sempurna di Mithnite airport, satu per satu member turun dan melewati jalur khusus agar tidak membuat kerumunan yang mengganggu. Sementara Helena dan staf lainnya melewati jalur biasa.

Belum keluar bandara masih di area klaim bagasi ponselnya sudah bergetar banyak sekali. Netranya membulat sempurna melihat apa yang ditampilkan di layar ponselnya itu. Pantas saja prianya cuek dan buang muka ketika turun, ternyata ada pemicunya.

"Aohhh.... "

.

.

.

hallo readers, Terima kasih sudah baca ya, tunggu part selanjutnya. Jangan lupa like, dan komen, Borahae 💜

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!