NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

TURUN RANJANG : Dinikahi Pilot Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Angst / Romansa / Pihak Ketiga / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Dhanvi Hrieya

Aruna Mayswara terpaksa menerima pernikahan yang digelar dengan Jakson Mahendra-mantan kakak iparnya sendiri, lelaki yang sempat mengeyam status duda beranak satu itu bukan tandingan Aruna. Demi sang keponakan tercinta, Aruna harus menelan pahitnya berumah tangga dengan pria yang dijuluki diam-diam sebagai 'Pilot Galak' oleh Aruna dibelakang Kinanti-almarhumah kakak perempuannya. Lantas rumah tangga yang tidak dilandasi cinta, serta pertengkaran yang terus menerus. Bisakah bertahan, dan bagaimana mahligai rumah tangga itu akan berjalan jika hanya bertiangkan pengorbanan semata.

***

"Nyentuh kamu? Oh, yang bener aja. Aku nggak sudi seujung kuku pun. Kalo bukan karena Mentari, aku nggak mungkin harus kayak gini," tegas Jakson menatap tajam Aruna.

"Ya, udah bagus kayak gitu dong. Sekarang tulis surat kontrak nikah, tulis juga di sana perjanjian Mas Jakson nggak akan nyentuh tubuhku," ujar Aruna menggebu-gebu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhanvi Hrieya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23. KABUT MASA LALU

Hujan mengguyur Ibu Kota kaca transparan berembun, uap asap di cup kopi panas mengepul di udara wangi kopi menyeruak di seluruh ruangan apartemen. Tatapan mata Mia beralih dari kaca ke arah buku harian yang tergeletak di atas meja, desahan panjang mengalun. Jari jemari Mia memijit kecil pangkal hidungnya, Mia sudah sangat lama bersahabat dengan Kinanti.

Dia, sosok perempuan yang baik selama ini Mia kenal. Tetapi, semuanya mulai berubah di saat Kinanti jatuh hati pada Jakson pada pandangan pertama, Mia yang tahu usaha seperti apa yang dilakukan oleh Kinanti hanya untuk mendapatkan perhatian Jakson. Rela meniru segalanya dari wanita lain, hanya agar Jakson bisa melihatnya. Awalnya Mia rasa itu masih pada batas wajar, dari sekadar pakaian, riasan, dan sampai cara bicara. Namun, Mia cukup terkejut di saat buku harian yang entah sejak kapan disembunyikannya di apartemennya menguak semua detail-detail gila yang dilakukan oleh Kinanti.

"Apakah hanya karena Jakson, semuanya kegilaanmu setara dengan rasa cinta yang kamu terima, huh? Pada akhirnya. Perempuan itu kembali lagi, dia tidak akan pernah melihatmu. Bahkan berusaha mendepak adikmu. Sekarang Aruna hamil untuk kedua kalinya, kamu tau. Kalau kamu sudah membuat Aruna menghancurkan kehidupannya dua kali, Kinanti," gumam Mia lirih.

Mia meraih buku harian milik Kinanti, sahabatnya ini ketakutan dengan segala perbuatannya di masa lalu. Ketakutan akan dihantui oleh rasa bersalah yang teramat dalam untuk adiknya, serta ketakutan jika Jakson—suaminya tahu jika Mentari tidak lahir dari rahimnya.

Ada kisah kelam yang disembunyikan karena keegoisan Kinanti, ketakutan akan diceraikan oleh Jakson. Apalagi Kinanti sadari perasan Jakson tidak pernah ada padanya, Jakson hanya melihat Kinanti seperti ia melihat bayang-bayang Elena pada Kinanti. Awalnya semua berjalan baik-baik saja, semuanya berubah kacau di saat ia mengetahui jika dirinya tidak bisa hamil. Memanfaatkan adik yang ia sayangi pun dapat Kinanti lakukan, demi menahan Jakson di sisinya untuk selamanya.

...***...

"Apakah perutnya Tante masih sakit?" tanya Mentari dengan polos.

Aruna mengangguk sekilas, ia merasa tidak nyaman. Telapak tangan Mentari bergerak mengusap lembut perut Aruna yang masih datar, Aruna merasa terhibur dengan tingkah Mentari.

"Kalau diusap begini apakah masih sakit?" Mentari melirik ke arah Aruna dengan mata berharap Aruna tidak lagi merasa sakit.

"Rasa sakitnya berkurang," jawab Aruna lembut.

Mentari tersenyum lebar mendengar jawaban Aruna, tangannya masih mengusap lembut permukaan perut Aruna di luar pakaiannya. Tatapan mata Aruna menatap intens wajah Mentari, anak ini sudah sangat lama Aruna berikan sepenuhnya untuk sang kakak. Kesalahan di masa lalu menjadi aib dan noda bagi Aruna, jika boleh jujur Aruna tidak tahu mulai salahnya di mana.

Saat itu ia berlibur ke Ibu Kota, kenaikan kelas dua belas. Libur panjang digunakan untuk main, Jakson yang berprofesi sebagai seorang pilot jarang berada di rumah. Keadaan itu cukup membuat Aruna nyaman, suatu malam Aruna ingat betul keadaannya mendadak aneh. Tubuhnya lemas dan kerongkongannya sakit tidak mengeluarkan suara yang jelas, Kinanti yang khawatir meminta ia dan Aruna tidur di satu kamar dengan alasan Jakson tidak pulang malam itu.

Di saat malam mulai larut Aruna merasa semakin tidak memiliki tenaga, lampu yang dimatikan hanya pencahayaan dari luar yang tembus di balik ventilasi. Saat itulah Aruna kehilangan kesuciannya, Jakson mungkin berpikir jika dia adalah sang kakak. Menyentuhnya, meninggalkan trauma mendalam pada Aruna.

"Tante!" Mentari berseru menyentuh pipi Aruna.

Aruna tersentak dari lamunan panjangnya, atensi Aruna bergerak ke arah Mentari.

"Ya, kenapa Sayang?" tanya Aruna lembut.

"Tante Aruna bertengkar ya, sama papanya Mentari?" tanya Mentari perlahan memelankan usapan tangannya di perut Aruna.

"Hah? Nggak kok," jawab Aruna berdusta.

Mentari menghela napas berat, dan berkata, "Mentari nggak mau lihat Papa dan Tante bertengkar. Kalau Tante bertengkar dengan Papa, nanti Tante diusir sama Papa. Mentari akan jadi sendirian di sini, Mentari nggak mau sendirian di rumah."

Kepala Mentari tertunduk, jari jemari kecilnya terlihat saling bertautan. Usia Mentari sudah mulai menyimak perkataan dan perlakuan orang-orang di sekelilingnya, samar-samar Mentari sering mendengar bisik-bisik lirih dari orang dewasa. Mereka menatap Mentari dengan tatapan mengasihani, lalu berbisik mengatakan jika anak perempuan berambut sebahu ini tidak punya ibu.

Aruna bangkit dari posisi tidurnya, duduk di samping Mentari. Tangannya meraih kedua tangan Mentari menggenggamnya dengan lembut, senyum di bibirnya terlihat.

"Mentari tenang aja, Tante nggak akan pernah ninggalin Mentari. Jangan khawatir kemana pun Tante pergi. Maka di sana pula Mentari berada," tutur Aruna menenangkan Mentari.

Mentari memeluk Aruna, menelusupkan wajahnya di dada Aruna. Aroma tubuh Aruna menenangkan untuk Mentari, ia tidak mengerti apa itu ditinggal mati. Mentari hanya tahu jika ibunya telah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali lagi, hanya Aruna yang Mentari punya saat ini. Kakek dan neneknya tidak menyukai Menteri, terutama ia sering dibentak saat main dengan sepupunya. Berbeda dengan tantenya ini serta kedua kakek dan neneknya yang berada di kampung. Mereka begitu menyayangi Mentari, selalu sabar menghadapi tingkah manjanya.

"Tante! Tante jangan pernah tinggalin Mentari ya," pinta Mentari nyaris berbisik.

Aruna membalas pelukan Mentari, mengusap lembut punggung belakangnya. Anak perempuan ini adalah darah dagingnya sendiri, yang ia kandungan sembilan bulan dengan air mata dan kepedihan. Anak yang saat lahir tidak akan pernah memanggilnya ibu, ia pun selama ini selalu menempatkan diri bertindak sebagai bibi bukan ibu untuk Mentari.

"Ya, nggak akan pernah," sahut Aruna tegas.

...***...

Jakson yang menarik kopernya mengerutkan dahinya saat melihat keberadaan Viera di depan sana, tangan Viera melambai ke arah Jakson tersenyum lebar. Jakson mengayunkan langkah kakinya menuju Viera.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Jakson.

Viera berdecak, "Ngapain lagi coba aku ke sini kalau nggak mau ketemu sama Mas Jakson."

"Bertemu denganku?" Jakson menunjuk ke arah wajahnya sendiri.

Kepala Viera mengangguk sekilas, dan berkata, "Mas Jakson  ada waktu hari ini atau Mas Jakson mau langsung balik ke rumah dulu. Aku cuma mau mastiin Mas punya waktu atau nggak aja. Soalnya kalau bicara lewat chat nggak tau bakalan di balas kapan."

Jakson menghela napas kasar, Jakson tidak begitu suka dengan sepupunya satu ini. Mengingat bagaimana mulut Viera yang tidak bisa menjaga rahasia, terakhir kali Viera membeberkan kedekatan Jakson dan Elena pada Aruna. Hingga wanita berparas ayu satu itu memiliki senjata untuk menghadapi Jakson, selalu mencibir hubungannya dengan Elena di saat ada kesempatan.

"Memangnya ada hal penting apa yang membuatmu terkesan terburu-buru seperti ini?"

"Yang pasti, berita yang bisa bikin Mas Jakson syok berat. Dan punya alasan untuk menceraikan Aruna," ujar Viera memancing Jakson.

Dahi Jakson kembali berkerut, Viera begitu menakutkan sampai tahu apa yang ada di otak Jakson. Kedua kelopak mata Jakson berkedip dua kali, ia mendesah berat.

"Besok, aku ada waktu besok. Hari ini kamu balik aja ke rumah. Aku capek banget hari ini," putus Jakson pada akhirnya setelah terdiam untuk beberapa saat.

"Ya, udah kalau begitu. Besok Mas Jakson kasih kabar aja mau ketemuan di mana. Mau di rumah atau kafe," balas Viera santai.

Jakson mengangguk, ia membalikkan tubuhnya melangkah menuju dari Viera, atensi Viera menatap lambat ke arah punggung lebar Jakson. Viera menerka-nerka bagaimana reaksi Jakson jika tahu wanita yang selama ini ia nikahi tidak bisa memberikannya anak, sementara ia membesarkan anak dari adik iparnya selama lebih dari lima tahun. Bahkan adik ipar yang dinikahi bukan wanita baik-baik, hamil di usia belia dan melahirkan diam-diam. Putrinya diambil alih oleh Kinanti, berbohong pura-pura hamil anak Jakson.

"Hidupmu sial sekali, Mas Jakson," monolog Viera mendesah berat.

Bersambung....

Next bab kilas balik dari kejadian 6thn lalu, ya, kakak-kakak ^^ biar nggak bingung

1
Reni Anjarwani
binggung yaa kisahnya
Mymy Zizan
bagussssss
Suryani Tohir
llanjut
Suryani Tohir
next
Shafa Ayudia
ceritanya bagus, banyak plot twist nya. bagi yg suka cerita seru dan menantang,sangat recommended untuk dibaca.
Dhanvi Hrieya: makasih udah mampir kakak, dan makasih atas ulasannya ❤️☺️
total 1 replies
Shafa Ayudia
ceritanya bagus kak, semangat updatenya yaa
Dhanvi Hrieya: siap, kakak ^^
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!