NovelToon NovelToon
Uang Kaget Bergetar

Uang Kaget Bergetar

Status: sedang berlangsung
Genre:Matabatin
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: samsuryati

bagaimana rasanya ketika kamu mendapatkan sebuah penawaran uang kaget?

Rara di hina dan di maki selama hidupnya.

Ini semua karena kemiskinan.

Tapi ketika dia merasa sudah menyerah, Dia mendapatkan aplikasi rahasia.

Namanya uang kaget.

Singkatnya habis kan uang, semakin banyak uang yang kau habiskan maka uang yang akan kamu kantongi juga akan semakin banyak.

Tapi hanya ada satu kesempatan dan 5 jam saja.

Saksikan bagaimana Rara menghasilkan uang pertama kali di dalam hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon samsuryati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23

Cika masih dengan santainya mengarahkan kamera ponselnya ke arah Rara, siaran langsungnya sudah ditonton lebih dari dua ratus siswa dari sekolah mereka. Sambil menahan tawa, ia berkata ke layar, “ hei guys Live dari lantai tiga, tempat orang-orang berduit... Eh, Tebak siapa yang mau belanja?”

Keduanya langsung tertawa terbahak-bahak dan menimpali, “Rara dong! Eh, kayaknya dia habis menang kuis deh, makanya bisa naik ke lantai tiga. Ciee... mau pura-pura shopping nih ceritanya.”

“Guys, mungkin dia lagi cari diskon,” sahut Vina dengan nada menyindir lalu tertawa lebih keras lagi.

Nadia yang sedari tadi berdiri dengan wajah tak nyaman, kembali berkata, “Cukup, Chika. Tutup videonya, ini nggak lucu. Kalian nggak tahu apa yang sebenarnya dia rasakan.”

“Ah, Nadia kamu baperan banget sih,” sahut Tasya sembari menggulung rambutnya dengan jarinya. “Dia bukannya juga pernah jadi anak orang kaya? Harusnya sih udah tahan mental kan.”

Di tengah suasana itu, Rara menoleh ke arah Nadia, tersenyum tenang,senyum yang tidak dibuat-buat, tapi tulus dari hati.

Sulit untuk bertemu dengan teman yang tulus padamu di saat kau sedang jatuh.

“Biarkan saja nad,” ucap Rara pelan namun terdengar jelas. “Kalau mereka ingin membuang waktu dengan berbicara buruk tentangku, biarkan. Aku nggak akan buang waktuku untuk membalas mereka.”

"Tapi Ra ...

Nadia menatap Rara dengan sedikit ragu.

“Temani aku belanja, ya? Aku yang bayar,” ucap Rara ringan, seolah-olah mereka sedang berbicara di kantin sekolah, bukan di butik internasional berkelas.

"Ehh...

Seketika semua percakapan terhenti.

Tasya dan Vina menoleh cepat. “Pffft! Apa katanya?!” Vina menahan tawa dan menepuk lengan Tasya. “Dia ngajak orang lain belanja padahal dia sendiri nggak punya duit?!”

Hahaha

“Rara, jangan sok pamer, deh. Kita tahu kamu lagi jatuh. Mau ngerayu simpati, ya?” sindir Chika tajam sambil menolehkan ponselnya kembali ke arah wajahnya untuk melihat reaksi siaran langsung dengan senyum puas.

Rara tidak menjawab.

 Dia hanya menatap Nadia sekali lagi dan menarik tangannya dengan lembut, melangkah masuk ke dalam butik Maison Calvé. Wajahnya tenang, matanya tidak menunjukkan rasa marah sedikit pun. Ia sudah terlalu dewasa untuk membalas dengan kata-kata.

Dewasa hanya dengan satu malam saja.

Ibu Ratna mengikuti mereka dari belakang, langkahnya mantap dan anggun.

Sementara itu, di luar butik, tawa ketiga gadis itu perlahan memudar, berubah menjadi bisik-bisik penuh rasa penasaran dan ragu.

“Liat deh, sok banget gayanya. Pura-pura punya duit. Palingan itu ibu-ibu yang bayarin semua belanjaannya,” bisik Cika dengan suara sinis, matanya melirik tajam ke arah Ibu Ratna yang tetap berjalan tenang di belakang Rara dan Nadia.

“Iya, iya, pasti itu sponsornya,” timpal Tasya dengan cekikikan pelan. “Ibu-ibu misterius itu kelihatan kayak.hem.. penjaga atau pengurus rumah tangga yang ngikutin terus. Tapi nggak tahu juga sih, kok gayanya formal banget ya?”

“Mungkin sekretaris pribadi dari seorang sugar... eh, ya gitu deh,” gumam Cika setengah tertawa.

Taulah artinya.

"Yuk ikutin!"

"Ayuk lah siapa takut"

Mereka terus membuntuti langkah Rara dari belakang, ingin memastikan bahwa semua ini hanyalah sandiwara murahan dari seorang gadis yang sudah jatuh miskin.

 Nadia, yang masih dibimbing oleh tangan Rara, hanya menatap wajah Rara dengan bingung namun tidak melepas genggaman itu. Ada sesuatu dalam cara Rara melangkah ,yang membuat Nadia ragu pada semua kabar yang pernah ia dengar.

Sementara itu, Ibu Ratna tidak langsung ikut,dia malah melangkah ke arah sisi lain butik Maison Calvé. Di sana dia disambut oleh seorang pria dengan setelan jas rapi,manajer butik.

Awalnya dia tidak tahu, tapi ibu Ratna menyerah kan kartu nya .Begitu mengenali sosok Ibu Ratna, pria itu tersenyum sopan dan membungkukkan sedikit tubuhnya.

Ibu Ratna mulai menyebutkan tentang Rara sebagai pemilik saham sah dari merek toko.Senyum manager tambah lebar karena nya.

 “Apakah hari ini nona akan melakukan transaksi ?”

“Ya,” jawab Ibu Ratna singkat. “Nona Rara akan berbelanja hari ini. Pastikan semuanya dimasukkan ke dalam akun atas nama beliau.”

“Tentu, tentu.” Sang manajer tersenyum hangat, lalu membuka sistem melalui tablet kecil di tangannya. “Kami hanya perlu melakukan verifikasi singkat terhadap kepemilikan saham yang terkait, sesuai prosedur.”

Pemilik saham akan mendapatkan diskon tertentu, jadi memang harus di cek dulu.

Ibu Ratna menyerahkan kartu identitas khusus,bukan kartu biasa, melainkan kartu pemilik saham prioritas.

Sang manajer memindainya. Beberapa detik kemudian, wajahnya bersinar lega. “Verifikasi berhasil. Nona Rara... ah, beliau memang pemegang saham di perusahaan pusat kami. Sepertinya hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan.”

Ia tertawa sopan, lalu memberi isyarat ke dua orang pelayan butik yang berdiri tidak jauh dari mereka.

“Silakan dampingi Nona Rara, bantu semua kebutuhannya dengan pelayanan tertinggi. Saya pribadi mohon maaf tidak bisa melayani beliau langsung karena saya harus menghadiri rapat sore ini.”

“Segera, Pak,” ujar salah satu pelayan sambil membungkukkan tubuh.

Namun Rara tidak tahu semua itu.

Saat itu, ia justru sedang menjadi bahan tertawaan.

“Eh, jangan ngaku-ngaku bisa belanja di sini, dong. Nanti malu sendiri,” cibir Cika sambil berpura-pura memilih gaun yang tergantung di rak. “Harga satu baju di sini bisa buat kamu makan sebulan, Ra.”

“Iya, kecuali kalau dijual murah kembali ” sindir Tasya, mengikutinya sambil tertawa pelan.

Nadia hanya bisa berdiri canggung di antara mereka. Namun Rara tidak menanggapi satu pun hinaan itu. Ia hanya membiarkan mereka berbicara sesuka hati,karena dalam beberapa menit ke depan, dunia mereka akan berubah arah.

Dari kejauhan, Ibu Ratna masih memperhatikan diam-diam. Dengan tenang ia menyesuaikan jam tangannya dan berjalan ke sisi butik untuk menunggu proses dimulai.

Di sudut butik Maison Calvé, Cika masih sibuk dengan ponselnya, menyiarkan langsung ke akun pribadinya yang punya cukup banyak pengikut dari kalangan anak sekolah elit.

Kamera diarahkan ke wajahnya, lalu berputar sebentar ke arah Rara dan Nadia yang tengah berjalan di antara rak pakaian mewah.

“Yup, itu dia. Si anak bangkrut yang katanya udah jual rumahnya. Tapi hari ini… dia mau bayarin Nadia ? Ckckck Please deh.”

Tasya yang berdiri di sampingnya ikut menyahut, “Eh, kalian lihat nggak ibu-ibu yang ikut dia? Gaya-gayanya formal banget. Mungkin itu utusan sugar daddy-nya.”

Cika menahan senyum geli sambil membaca komentar yang mulai berdatangan. “Eh iya, bisa jadi dong. Gimana mungkin dia bisa masuk ke butik kayak gini? Bahkan aku aja mikir dua kali kalau mau beli sesuatu di sini. Kecuali dia dibayarin orang…”

“Ya,” bisik Tasya licik, “atau mungkin dia pura-pura aja, pengen bikin konten sok kaya. Nanti ujung-ujungnya pulang bawa kantong kosong.”

Mereka saling pandang, senyumnya penuh arti,ada rencana licik yang tengah terbentuk tanpa perlu banyak kata. Mungkin mereka bisa gunakan video ini untuk mempermalukan Rara di forum sekolah. Mereka tinggal tunggu saat yang tepat.

Namun, sebelum sempat menyusun langkah selanjutnya, sepasang pelayan butik berseragam elegan tiba-tiba melangkah cepat ke arah Rara. Salah satunya menundukkan kepala dengan sopan dan suara merdu.

“Selamat siang, Nona.Kami akan menemani Anda berbelanja hari ini.”

Rara sempat menoleh ke belakang, sedikit bingung, namun tetap mengangguk pelan.

Sementara itu, Cika dan Tasya yang masih merekam live-nya langsung terdiam beberapa detik, ekspresi mereka berubah tak percaya.

Sopan banget pelayan nya.

“Ada apa tuh? Kok disambut gitu?” gumam Cika pelan, menurunkan ponselnya sedikit.

“Lah... itu, pelayan tokonya yang datang duluan? Jangan-jangan dia emang udah di pesan...” Tasya masih mencoba menolak kenyataan.

Sekaya apa sugar Daddy Rara ya.

Ketemu di mana sihh.

"Fix. Bukan duit dia sendiri. Pasti si ibu-ibu itu yang bayar,” desis Cika sambil memelototi Ibu Ratna dari kejauhan.

Dan di tengah semua keraguan, siaran langsung Cika tetap berjalan.

Tapi mereka tidak tahu… bahwa live yang mereka gunakan untuk menghina, justru sebentar lagi akan menjadi boomerang yang memalukan mereka di hadapan semua penonton.

Rara menoleh dengan tenang ke arah Cika dan Tasya yang masih berdiri di dekat pintu masuk butik, live streaming-nya kini hanya merekam punggung para pelayan butik. Dengan suara datar namun jelas, ia berkata tanpa amarah sedikit pun, “Ambil saja apa yang kalian suka hari ini. Aku yang bayar.”

Ehh ..

Ruangan yang sebelumnya dipenuhi suara chika yang livestreaming, tiba-tiba sunyi.

Cika dan Tasya saling melirik dengan ekspresi terkejut,bingung antara merasa senang atau justru jijik. Tasya mengangkat alisnya tinggi. “Lo nggak serius kan? Mau bayarin kita? Uang siapa emangnya? Jangan-jangan...”

Cika mencebik. “Ih, geli banget. Udah jatuh miskin, sok baik pula.”

Padahal dia sendiri iri, seandai nya saja dia bisa ketemu dengan sugar Daddy Rara, mungkin saja... ehem...

Cika langsung menuju rak tengah tempat gaun-gaun musim semi dari desainer Italia terkemuka tergantung rapi. Ia menarik satu gaun satin berwarna zamrud dengan potongan rendah dan bordiran tangan halus.

"Berapa harganya ?"tanyanya sombong.

 “Ini harganya dua puluh juta mbak,” bisik pelayan butik yang berdiri di samping.

"bagus,biar tau rasa kamu, hehehe"Chika langsung ambil tanpa peduli cocok atau enggak nya.

Yang penting mahal aja.

Tasya juga memilih dengan cara yang lebih frontal.Dia mengambil coat berbulu dari wol Mongolia dan satu gaun mini dengan payet kristal. “Ini dua puluh lima juta, Nona,” ucap pelayan lain sopan.

Padahal di Indonesia,mantel bulu nggak ada gunanya.Tapi ada gaya Korea gitu jadi lucu juga.

Apalagi ada yang bayarin.Peduli amat dengan harga nya.

“Bawa juga sepatu yang cocok ya, dengan pakaian kami” ujar Cika setengah bercanda tapi setengah serius. Pelayan mengangguk dan membawa dua pasang sepatu hak tinggi berwarna nude dan perak, masing-masing dari rumah mode Prancis.

Sepatu jenis ini cocok dengan Gadis muda yang ingin tampil modis dan terlihat tinggi.

"Harganya...

"Nggak peduli,dia yang bayar "potong Chika yang menunjuk langsung biasa Rara.

Sementara itu, Nadia berdiri canggung di sisi Rara. Dia menelan ludah melihat dua teman nya yang begitu sadis.Dia merasa tidak ingin menambah beban belanja Rara “Rara, aku… aku nggak yakin mereka ini cocok untuk ku. Aku sepertinya nggak butuh apa-apa di sini, sungguh.”

Tapi Rara menggenggam lengannya pelan dan tersenyum, “Untuk acara perpisahan. Kamu harus terlihat cantik. Aku ingin kamu pilih yang benar-benar kamu suka.” Ia memberi isyarat pada pelayan untuk membantu Nadia memilih.

"Ini ..

"Ayolah nad"

Setelah beberapa menit memilih, pelayan menunjukkan gaun berwarna lilac lembut dengan hiasan renda tipis dan sepatu dengan detail kristal halus yang serasi. “Gaun ini tiga puluh juta, sepatunya enam juta, Nona.”

Rara mengangguk puas dan mendorong Nadia dengan lembut ke ruang ganti. “Coba dulu. Aku tunggu di sini.”

Di sisi lain, Cika dan Tasya mulai menumpuk barang di tangan pelayan sambil sesekali melempar pandangan meremehkan ke arah Rara.

“Liat aja nanti, dia pasti nyuruh ibu-ibu itu bayar,” gumam Tasya sambil tertawa pelan.

Tapi beberapa saat kemudian, Ibu Ratna melangkah maju dengan tenang. Wajahnya tetap datar dan profesional saat ia menyerahkan kartu khusus pemilik saham kepada kasir butik. Ia berbicara dengan suara pelan namun tegas.

“Semua pembelian hari ini ditagihkan ke akun Nona Rara. Silakan dicatat dan dikonfirmasi melalui sistem utama.”

Manajer butik yang sedari tadi sibuk menyapa tamu langsung datang menghampiri dan tersenyum sopan. “Verifikasi diterima. Semua akan dicatat atas nama pemilik saham. Terima kasih telah berbelanja di butik kami, Nona Rara.”

Mata Cika dan Tasya membelalak. Wajah mereka yang tadinya penuh percaya diri berubah kaku. Pelan-pelan, tawa mereka menghilang, digantikan bisikan panik.

“Lo… lo denger itu barusan?” Tasya mencubit lengan Cika, memastikan dirinya nggak sedang berhalusinasi.

“Dia... pemilik saham?” gumam Cika, nyaris tak percaya.

Live streaming mereka masih menyala, tapi keduanya sudah lupa. Tatapan mereka kini terpaku pada Rara yang hanya tersenyum tipis, lalu memalingkan wajah tanpa berkata sepatah pun. Kali ini... bukan karena ingin pamer, tapi karena ia tak perlu menjelaskan apa pun.

Tapi apakah mereka percaya.

Jawab nya adalah tidak.

Sugar Daddy Rara yang sebenarnya pemilik saham bukan Rara.

Semakin di pikir semakin jijik saja rasanya.

Dasar tidak tahu malu.

1
Wanita Aries
Duh gemess
Apa mngkin rara menghancurkan bisnis mereka sprt arya lakukan
Wanita Aries
Bagus thor, suka jalan ceritanya
🌻nof🌻
jadi ini target selanjutnya
🌻nof🌻
semoga segera terungkap kalau rara gak punya sugar glider 😂😂😂
Eni Leva
ceritanya bagus saya suka
🌻nof🌻
wah telak banget malunya
Wanita Aries
Awas lhooo kaget dan pingsan 😁
🌻nof🌻
wah pembalasan akan dimulai😂
🌻nof🌻
semoga mama padanya lekas sembuh
Dewiendahsetiowati
semoga dengan kejadian ini membawa Doni menjadi orang yang lebih baik lagi dan bertobat tidak sombong lagi.
🌻nof🌻
pelajaran yang sangat berharga
Dewiendahsetiowati
mampus kamu Doni,makanya jangan kacang lupa kulitnya.waktu susah dibantu giliran yang bantu susah malah dihina.
Disty Aulya Syamlan
dibalas kontan beserta bunganya
🌻nof🌻
bangkrut dalam semalam, mantap
Wanita Aries
Gmn doni rasanya bangkrut? Langsung dbayar kontan yaa
Dewiendahsetiowati
bagus Arya biar mantan temenmu laknat yang bernama Doni segera jadi gembel.
Wanita Aries
Mantap arya..
dasar si doni masa si rara mau dbeli emangnya barang🥴
🌻nof🌻
wih sombongnya
Wanita Aries
Semangat rara selesaikan semua masalah
🌻nof🌻
semoga deposito nya lancar dan bs diandalkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!