Charlotte Hasana, wanita cantik dengan tubuh perawakan mungil, ramping dan cantik. Ayahnya menikah lagi dengan seorang wanita yang begitu materialistis. Ibu Tiri Charlotte berencana menikahkan dirinya kepada laki-laki tua kaya raya namun seorang Gay. Charlotte menentang keras keinginan Ibu tirinya. Karena itu, Charlotte berencana kabur dengan dandanan berbeda dari biasanya. Dia memoles wajahnya begitu jelek.
Namun ketika dirinya kabur, dia bertemu dengan laki-laki yang mengancam hidupnya. Hingga karena suatu alasan, Charlotte terpaksa melakukan hubungan satu malam dengan laki-laki itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
“Kak Charlotte cepat turun!”
Charlotte yang masih berada didalam kamarnya menyernyit heran dengan adik tirinya yang tib-tiba memanggil namanya dengan benar. Tumben sekali tidak datang ke kamarnya dan mencaci dirinya lagi? Habis makan apa tuh anak.
Charlotte menghiraukan penggilan Shinta dan melanjutkan merias wajahnya dengan begitu jelek. Dirinya juga telah memakai gaun mahal milik Shinta dan perhiasaannya. Charlotte tak menyangka akan bisa mendapatkan milik Shinta dengan cara seperti ini. Sejujurnya saja, dia tidak ingin membalas perbuatan kedua wanita itu. Tapi mengingat bagaimana mereka memperlakukan dirinya membuat Charlotte geram. Dia harus menyingkirkan rasa kasihannya pada mereka. Jika tidak, dia yang akan terus ditindas.
“Hei, kau dengar aku bicara gak sih!!”
Charlotte segera membereskan makeupnya yang kebetulan sudah selesai. Dia menghela nafas karena sudah menduga adik tirinya itu pasti akan masuk kedalam kamarnya. Sudah kebiasaan dari dulu jika Shinta tidak suka diacuhkan. Charlotte berdiri dan mendekati tempat tidur untuk mengambil ponselnya, masih mengacuhkan Shinta yang sudah seperti banteng bertanduk.
“Aku akan turun sendiri. Pergilah.” Ujar Charlotte.
“Hah! Kau masih saja pura-pura tidak dengar ya, agar aku datang kesini memarahimu? Dasar wanita buruk rupa.” Ucap Shinta kembali menghina.
“Berhenti menghinaku pagi-lagi sseperti ini. Atau aku akan memukulmu Shinta.” Ancam Charlotte hanya untuk menakut-nakuti Shinta.
“Oh ya, ayo lakukan saja. Biar calon suamimu tahu, wanita apa kau sebenarnya. Dia sudah dibawah dan menunggu perilaku jelekmu itu!” ledek Shinta.
Charlotte tertegun, Xavier sudah ada dirumahnya? Sepagi ini? Bagaimana bisa?
“Dia disini? Kau tidak bohong kan?” tanya Charlotte menyakinkan lagi.
“Lihat sendiri sana! Kau punya mata kan!” setelah mengatakan hinaan lagi, Shinta pergi dari kamar dan menutup pintu dengan keras. Charlotte berdecak kesal pada sikap menyebalkan Shinta yang sama sekali tidak berubah. Ah iya juga, dia pasti memanggilnya kakak karena ada Xavier dirumah ini. Dasar wanita berwajah dua.
Charlotte segera merapikan barang-barangnya yang akan dibawa ke rumah Xavier karena hari ini adalah hari terakhir dirinya dirumah ini. Charlotte turun kebawah dengan membawa kopernya. Di ruang tamu dia melihat Xavier dengan pakaian formal, duduk menunggu ditemani Ayah dan duo serigala. Ketika melihat Charlotte datang membawa koper, Xavier langsung mengalihkan pandangannya pada Charlotte.
“Sudah siap sayang?” ucap Susanto seraya menghampiri Charlotte. Seperti biasa, laki-laki itu selalu mencari muka dihadapan Tuan Muda Xavier. Sedangkan dua wanita rubah itu tampak senang melihat Charlotte akan pergi.
“Sudah yah.” Jawab Charlotte.
“Kalau begitu kita pergi sekarang.” Ucap Xavier seraya pergi lebih dulu.
“Ayah, Charlotte pergi dulu. Jaga diri baik-baik.” Ucap Charlotte sekilas melirik duo serigala.
“Iya. Itu pasti. Hati-hati sayang.”
Setelah berpamitan, Charlotte berjalan kearah mobil mewah Bugatti Veyron hitan dihalaman rumahnya. Charlotte yakin mobil itu milik calon suaminya. Seorang sopir berseragam mengambil alih koper Charlotte dan membukakan pintu untuknya. Charlotte masuk dan duduk disamping Xavier yang sudah lebih dulu disana.
Charlotte memakai gaun indah dengan perhiasan milik Shinta menunjukkan jika penampilannya lebih bagus dari kemarin. Namun wajahnya yang sengaja dibuat jelek, tetap tidak menghilangkan identitas dirinya sendiri. Sedangkan Xavier, laki-laki memakau setelan jas hitam lengkap. Tampak dingin dan berkharismatik. Charlotte sendiri heran, laki-laki berpenampilan sempurna itu kenapa bisa menyukai sesama jenisnya. Benar-benar aneh, pikirnya.
“Nona Charlotte sangat cantik. Perkenalkan saya Dean, asisten Tuan Muda Xavier.” Ucap Dean yang duduk disamping sopir.
“Ah iya. Terima kasih Dean.” Charlotte memalingkan wajahnya ke jendela. Cantik laki-laki itu bilang? Apa dia sudah buta? Kapan wanita jelek seperti dirinya menjadi cantik dengan riasan seperti ini? Dua orang ini benar-benar aneh.
Dean melirik Tuan Mudanya yang justru menatap Charlotte dengan pandangan dalam. Dean melihatnya melalui kaca spion. Sungguh tidak terbayangkan oleh dirinya jika Tuan Muda yang dulu tidak tertarik dengan wanita manapun menjadi suka dengan gadis jelek dan biasa seperti Charlotte. Ah, mungkin karena terpaksa? Tuan Besar Abraham selalu memaksanya bukan. Ya mungkin karena itu.
Charlotte merasa ada orang yang sedari tadi memperhatikannya. Dia menoleh kesamping, dan benar saja. Xavier manatapnya dengan pandangan sulit diartikan. Charlotte mencoba bersikap biasa dan mengacuhkan Xavier yang terus menatapnya. Hingga cukup lama Charlotte diam, wanita itu semakin tak tahan lagi.
“Kenapa kau terus menatapku seperti itu?!”