NovelToon NovelToon
PINK BUBBLES #1

PINK BUBBLES #1

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pernikahan Kilat / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: LeoRa_

Judul kecil: SUAMI KECIL YANG LENGKET DAN MANJA

Sinopsis (pendek saja):
Ini tentang remaja laki-laki yang ingin menikahi seorang gadis yang lebih tua darinya sejak pertemuan pertama. Dengan laki-laki berpostur dewasa dan gadisnya justru kebalikannya.

[Catatan penulis: tidak ada konflik berarti yang mengganggu, hanya cerita yang menghibur saja. sebab penulis tidak mau tambah stress, cukup di dunia nyata saja.]

Buat yang suka alur santai, bisa datang ke penulis. di jamin gak akan nambah beban pikiran. kecuali agak hambar. hahaha. maklum, menulis cerita juga butuh ide dan ide datangnya dari kinerja otak yang bagus. jadi, penulis harus selalu menjaga pikiran tetap tenang dan bersih agar bisa berpikir lebih imajinatif untuk menghibur pembaca semua.

love u😘

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LeoRa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21

"Masuk. Ayo, masuk dan jangan keluar sebelum aku bilang kau boleh keluar." kata Vailla sambil mendorong punggung Qiena kearah kamar gadis dewasa itu.

"Kenapa begitu? Kau ingin berbicara dengan dia tentang aku, kan? Kalau begitu, aku harus mendengarnya!" Qiena mengeluh karena diasingkan saat orang lain ingin membicarakan masa depannya.

Ini sebenarnya bagaimana konsep kehidupan?

Dia yang punya hidup, kenapa orang lain yang sibuk?

"Iya, iya. Ini memang tentang mu, siapa bilang tentang ku. Tapi, kalau kau ada aku tidak bisa fokus. Sudah percayakan saja padaku, kau hanya perlu menerima beres."

"Illa, yang mau menikah itu aku!" Qiena masih tak mau menyerah.

"Iya, aku tahu. Aku mana bisa menikah dalam waktu dekat setelah aku debut. Jadi, tenang saja." Vailla sama kukuhnya.

"Illa..."

"Qiena..."

Keduanya saling memanggil nama secara bergantian dengan dua nada berbeda. Yang satu, nada merengek dan satunya lagi nada menegur.

Pada akhirnya, Qiena di kunci didalam kamarnya sendiri oleh Vailla.

Giass yang melihat seluruh kejadian merasa tidak nyaman dihatinya. Wanitanya diperlakukan seperti itu. Ini menyakitinya yang tak bisa berbuat apa-apa.

"Tenang, Giass. Akan ada hari kau untuk tidak membiarkan siapapun berbuat semena-mena padanya. Tunggu saja saatnya tiba." serunya dalam hati guna menenangkan diri.

Beres dengan Qiena, Vailla pun membawa Giass ke sofa. Mereka duduk berhadapan. Giass duduk dengan santai dan Vailla duduk dengan punggung tegak sambil menatap penuh selidik pada sosok Giass yang menjadi pria pertama yang berani mengusik hidup sahabatnya.

Mereka berbicara dengan suara rendah agar tidak sampai didengar oleh Qiena.

"Siapa namamu?" tanya Vailla dengan nada bicara yang jauh berbeda dengan saat berbicara pada Qiena. Suaranya penuh keseriusan dan ketegasan, seolah sedang membicarakan bisnis.

Sungguh wajah tampan Giass ternyata tak bisa membuat Vailla paling tidak sedikit terpesona. Maklum, sedikit rahasia, itu karena Vailla lebih menyukai pria berkulit hitam. Baginya pria berkulit hitam lebih menggoda daripada yang berkulit putih. Dimatanya, pria berkulit putih terlihat rapuh dan cantik daripada maskulin dan maco.

Kembali ke topik.

Pertanyaan itu tidak langsung dijawab oleh Giass. Setelah hening sejenak Giass malah mengajukan pertanyaan lain.

"Apa yang ingin kau bicarakan?" mata Vailla menyipit lebih serius kala Giass malah mengalihkan pertanyaan dan bukannya langsung menjawab. Ini membuatnya merasa latar belakang Giass haruslah orang yang dia tahu dan pernah dengar. Jadi, Giass tak mau mengatakannya lebih dulu.

Ya, tebakannya benar.

Jadi, tidak masalah. Mari, ganti pertanyaannya dulu.

"Tujuan mu mendekati Qiena. Sebagai orang yang memaksa masuk kedalam hidup orang lain, kau harus tahu bagaimana cara bersikap sopan. Apa maksudmu dengan bersikap agresif seperti ini?" Qiena sudah menjelaskan semuanya, jadi Vailla tidak akan berputar-putar lagi.

Alis Giass terangkat sebelum sudut bibirnya tertarik keatas membentuk sebuah seringai yang memancarkan aura jahat. Padahal, Giass hanya ingin menyeringai. Inilah mengapa sering orang lain salah memahami.

"Aku ingin menikahinya." jedanya dalam 3 hembusan napas. "Aku sudah memberinya ruang paling tidak untuk mempertimbangkan lamaran ku tempo hari, tapi dia tidak melakukannya. Baik, aku bisa mengerti keterkejutannya mendapati lamaran yang mendadak. Tapi, dia memilih untuk diam. Jadi, bagaimana aku bisa ikut diam juga?!" tutur Giass dengan postur bersandar seraya bersedekap dada. Sangat santai.

Vailla cukup terkesan dengan keterus-terangan Giass yang tanpa ragu.

"Tapi, Qiena memang sepolos itu. Jadi, kau harus bersabar." Vailla berbicara tentang pandangan hidup Qiena yang masih bersih.

Perkataan Vailla membuat Giass menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju. "Berapa usianya? Dia harusnya bukan gadis dibawah umur lagi kan?"

Maksudnya, tidak peduli seberapa polos seorang wanita, bila sudah memasuki usia menikah, siapapun wanita itu pasti sudah harus siap.

Berbicara tentang umur, Vailla mengangguk paham. Cukup mengerti maksud Giass mengatakannya.

"Jadi, kau tetap akan melakukannya sampai dia menerima mu?" Giass berdehem sebagai persetujuannya.

Sampai disini, Vailla diam sejenak sambil berpikir sebelum kembali berbicara.

"Kalau begitu beritahu aku seberapa layaknya kau untuk Qiena?" Vailla langsung bersikap superior untuk memberitahu Giass kalau benteng yang harus dia tembus sebelum berhasil mendapatkan Qiena adalah dengan meyakinkannya.

Sedikit saja Vailla tidak yakin, Giass bisa langsung angkat kaki dan menghilang sejauh-jauhnya dari hidup Qiena.

"Aku menyukainya, menginginkannya, dan aku bersungguh-sungguh ingin menikahinya."

Jawaban lugas Giass justru membuat Vailla tertawa. "Hahaha. Jawaban macam apa itu. Kau pikir itu cukup untuk meyakinkan ku? Hahaha... Semua pria juga bisa bicara begitu dengan wajah serius. Tapi, apakah cukup hanya itu? Jangan konyol!" sarkasnya.

Giass tidak terganggu dengan nada bicara sahabat wanitanya. Dia cukup tahu, kalau perkataannya tidak berbobot. Dia sudah belajar banyak dari mereka yang berpengalaman. Harusnya tak sia-sia dia mempelajarinya.

Meskipun, kalimat klise seperti itu memang yang paling jelas kala seseorang ingin meminang pujaan hatinya. Giass tidak akan membuat janji-janji merepotkan dengan orang lain yang akan menjadi beban pikiran. Dia hanya perlu berjanji pada dirinya sendiri bila dia serius dan tidak berniat main-main dengan ucapannya, sisanya dia hanya perlu membuktikannya.

Sebab, pria yang dipegang adalah perkataannya yang di dukung oleh perbuatannya, bukan pria yang hanya tahu membual tanpa bukti nyata.

Jadi, Giass sama sekali tidak muluk-muluk disaat seperti ini. Baginya ini kesempatan untuk bisa membuka pintu lebih lebar agar dia dapat benar-benar masuk dalam hidup Qiena tanpa memberinya pintu untuk keluar.

"Namaku Giass Gianxa Droov. Aku serius ingin menikahi Qiena menjadi istriku." tanpa basa-basi, Giass langsung menjatuhkan bom pada Vailla yang seketika membuat perempuan itu membeku terkejut.

Matanya membesar dan mulutnya terbuka lebar hingga tampaknya muat untuk dimasukkan sebutir telur rebus.

Apa katanya tadi.

Giass...

Gianxa...

Droov...

Droov?!

Droov!!!

Astagaaaaaa...!!!

Otak Vailla mendadak korslet. Sambil memandangi Giass dengan ekspresi kaget dan ngeri. Bagaimana tidak, yang dia tahu Tuan Droov hanya punya satu anak dan anak itu masih duduk di bangku SMA, juga punya nama yang sama dengan yang pria didepannya sebutkan.

Memang, Vailla belum pernah melihat sosok putra Tuan Droov secara langsung sebelumnya. Jadi, dia tak langsung mengenali Giass sejak pertama bertemu. Akan tetapi, nama Giass Gianxa Droov sudah sering disebut-sebut oleh banyak orang dari kalangan atas sebagai generasi muda yang kaya dan tampan juga menjanjikan. Hanya saja lumayan badboy.

Tapi, dengan dunia yang sudah bobrok ini, gelar badboy sudah tak lagi menjadi masalah. Dia tetap digandrungi oleh banyak wanita dari kalangan atas.

Vailla maunya tak percaya, tapi dia juga tahu persinggungan takdir antara Qiena dan keluarga Droov. Jadi, untuk membuat sosok Giass muncul di kalangan menengah kebawah sebenarnya sudah masuk dalam perhitungan. Meskipun kemungkinannya kecil. Hanya saja, jatuh ke dalam skenario seperti ini adalah apa yang tidak pernah Vailla bayangkan.

Dengan kaku Vailla mencoba menyangkal. "Haha... Jangan berbohong! Putra Tuan Droov masih kecil. Dia masih dibawah umur. Jangan kau pikir aku tidak tahu."

Alis Giass terangkat melihat ketidakpercayaan Vailla. Kalau begitu...

Giass merogoh dompetnya dan mengeluarkan kartu tanda pengenal yang sudah didapat sejak memasuki usia 17 tahun. Lagipula Giass sudah mendapatkan tanda pengenal sejak 10 bulan yang lalu.

Giass senang dan puas dengan betapa membantunya benda tipis dan kecil ini.

Jadi, dengan mudah memberikannya pada Vailla sebagai bukti.

Melihat apa yang Giass keluarkan, Vailla punya tebakan yang tak perlu diragukan lagi.

Pertama, tidak ada yang berani menjadi Giass putra Droov.

Kedua, tidak ada gunanya menggunakan tanda pengenal untuk menipu karena di tanda pengenal ada semacam sistem untuk memudahkan masyarakat mengecek keasliannya tanpa harus membawanya ke kantor polisi atau kantor catatan kependudukan.

Ketiga, aura Giass tak bisa di bohongi kalau dia Giass yang sebenarnya. Siapa yang memiliki aura jahat secara alami kalau bukan orang aslinya seperti rumor yang beredar.

Tapi, meskipun begitu. Konfirmasi tetap dibutuhkan.

Sambil menerima kartu tanda pengenal Giass, Vailla mengeluarkan ponsel pintarnya. Lalu, memeriksa keasliannya sebelum dikembalikan kembali pada pemiliknya. Dan semua itu dilakukan dalam sekali jalan tanpa suara percakapan sedikit pun.

Keheningan menguasai ruang tengah yang mungil tersebut. Membuat Qiena yang sudah sulit menguping menjadi semakin sulit karena terlalu hening.

"Apa yang mereka bicarakan? Padahal rumah ini tidak kedap suara." keluhnya.

Kembali ke Giass dan Vailla.

Setelah menenangkan diri, barulah Vailla angkat bicara.

Kali ini nadanya sedikit bersahabat namun tetap serius. "Jarak usiamu dan Qiena jauh. Apa yang kau pikirkan tentang itu?"

"Dia tidak terlihat lebih tua dariku, kan?" tanya Giass dengan sedikit sembrono.

Vailla langsung dikalahkan bila berbicara tentang fisik Qiena. Memang, sosok Qiena membuat orang yang tidak mengenalnya akan berpikir kalau dia masih gadis dibawah umur. Tapi, siapa yang menyangka kalau tampang itu sebenarnya adalah 25 tahun?

"Kau serius tentang tujuan mu?"

"Sangat."

"Kau harus tahu betapa Tuan Droov adalah idaman banyak wanita meski beliau sudah menikah. Kesetiaan dan sikapnya pada Nyonya Droov selalu berhasil membuat orang lain cemburu." Vailla juga suka laki-laki yang seperti itu. Jadi, dia mengatakannya.

Giass mengakuinya juga. Makanya dia sampai pada langkah ini. Racun yang diberikan orangtuanya membuat dia tak tahan melajang lebih lama lagi setelah menemukan yang dia mau.

Vailla melanjutkan. "Jadi, salah satu alasan mengapa kau juga tak lepas dari sorotan mata para wanita adalah karena kau keturunan Tuan Droov. Mereka termasuk aku memiliki ekspektasi tinggi terhadap sikap dan perilaku mu pada pasangan mu. Jika, kau benar-benar menyukai Qiena dan ingin hidup bahagia bersamanya. Kau harus membuktikannya. jangan sampai aku tahu sedikit saja kalau kau menikahi Qiena hanya untuk menyakitinya. Tidak peduli anak siapa kau, aku tidak akan tinggal diam. Kau paham?"

Vailla langsung menunjukkan senioritasnya sebagai orang yang lebih tua. Karena ini demi kebahagiaan Qiena dan tugasnya pada mendiang ayah Qiena.

Giass tidak tersinggung sama sekali dengan nada bicara Vailla karena dia cukup mengerti. Bagaimanapun kehadirannya dalam hidup Qiena adalah baru, sedang Vailla sudah lama mengenal Qiena dan termasuk orang yang amat menjaganya. Jadi, sebagai pria sejati Giass tak mempermasalahkannya, yang penting restu didapatkan dan gerbang pernikahan segera dibuka.

Itu yang penting.

.

.

.

.

.

.

.

1
@train
tetap semangat ya thor
@train
siap thor
Fauziah Tallya
mudah2an qiena nya gpp sama semua bayi nya
@train
ya oke thor maklum aku karena semua pekerjaan itu tidak bisa dikerjakan sekalian
@train
wow,selamat untuk pasangan muda kita
@train
apa mungkin oiena alumni sekolah tersebut
@train
semangat thor
@train
belum banyak yang join ya
@train
wow,semakin seru saja
@train
karya yang bagus
Fauziah Tallya
selamat, sudah sah aja nanti h
@train
wow,bunga cinta bertebaran
Fauziah Tallya
mama stevani ngelamar nya sweet bangett, pengen nabung bab tapi tiap ada notif gak kuat pengen langsung baca...
ditunggu up lagi yah thor
Fauziah Tallya
bagus banget ceritanya, semangat up thor
Fauziah Tallya
ditunggu up lagi ka 😊
anggita
like👍+☝iklan moga novelnya lancar sukses.
anggita
disemua novel tiap pintu dibuka bunyinya.... ceklek🤭
Dewi
Kangen 3Ry (Ryura,Reychu sma Rayan)
Dewi: Slalu di tunggu thor krya krya nya semngat trus ☺️
LeoRa_: makasih dh rindu anak2ku. tapi ada kepikiran bikin keturunan mereka, cuma belum Nemu ide yang pas. semoga aja bisa ketemu segera, biar bisa di proses. thor jg kangen bikin mereka bertiga lagi🥲😌
total 2 replies
Dewi
Di tunggu kak..☺️Semngat trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!