Namaku. Alesha nabila sakhir, aku tinggal bersama ibu tunggal ayah telah pergi meninggal sewaktu usiaku beranjak ke sepuluh tahun. Waktu seakan terhenti, rasa nya semua itu bagaikan mimpi terburuk ku kehilangan sosok ayah terhebat dalam hidup sangat memukul hatiku.
Aku disaat itu masih berusia sepuluh tahun, harus berdiri dengan kuat bersama sang ibu yang tak henti-hentinya ia menangis.Aku mengerti dengan keadaan ibuku, laki-laki yang sangat ia cintai terlebih dahulu meninggalkannya dengan putri kecil mereka.Ibu terus memeluk tubuh ku yang mungil, aku tak mampu berkata-kata untuk menenangkan ibu karna aku juga sama terpukulnya.
Perlahan ibu melepaskan pelukan nya terhadap tubuh mungil ku dan ia juga sudah tak lagi menangis seperti tadi.Menatap diri ku dan tersenyum dengan luka.
"Sayang kamu lapar tidak?"Ujar sang ibu bertanya pada ku, aku menjawab dengan anggukan kepala pertanda ia, memang disaat itu perut ku telah sakit menahan lapar. Tapi aku tak tega mengatakan nya pada ibu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TauFik Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23. Mora Hilang
Haii girls👋
Sebelum baca follow dulu ya akun Author🤓
Mohon maaf apabila ada kesamaan cerita, tempat, tokoh dengan cerita lain ya🙏
...Gimana nih part kali ini??...
...Seru atau biasa aja ya??...
...Vote dan Comment terus buat Author🔥...
...Hargai karya orang lain itu penting pren!!!...
...Semoga kalian suka dengan cerita ke–2 aku y🪷...
...Thankyouuuuu!!!...
...Selamat datang dalam cerita ku guys🦋...
......................
Mora sangat bosan menunggu sang–kakak, gadis itu malah melanggar aturan yang dia ucapan pada kevin. Mora gadis manis tersebut pergi dari toilet pria ia menuju sebuah pertunjukkan sulap yang ada di dalam Mall tersebut.
Gadis itu sangat penasaran dengan keramai–an yang ada di sana, banyak pengunjung yang membawa anak mereka melihat pertunjukkan yang akan Mall itu lakukan setiap hari sabtu.
Dan sangat kebetulan sekali mora. Datang kesini, sangat tidak mengecewakan untuk dirinya. Pertunjukkan sulap terus berlangsung dari hal manis hingga hal menengang kan.
..."WOW! Cangat keren...." ucap mora menepuk kedua tangan nya seperti para penonton lain yang melihat aksi sulap tersebut....
Semua para penonton bersorak bergembira menatap arah pentas aski tersebut. Pesulap dengan aksi terakhir–nya sangat menakjubkan, dan kini pertunjukan tersebut akhir–nya usai.
Mora yang ingin kembali ke tempat dimana kevin berada. Namun gadis itu lupa dengan jalan menuju tempat tersebut, penonton yang mengepung area pentas sulap kini telah pergi. Tingal mora gadis kecil itu sendiran.
Langkah–nya yang mungil terus berkeliling menelusuri Mall tersebut. Namun ia tidak berhasil menemukan kevin, mora berhenti di sudut toko baju ia menangis teriak.
..."Khissss! Abang–cavin. Dimana! Khissss....." tangis mora memangil sang–kakak....
Alesha yang tidak sengaja melewati tempat toko baju tersebut kaget melihat gadis kecil menangis di pojokan toko itu.
Alesha menghampiri anak kecil tersebut. Ia sangat kasihan pada anak perempuan itu, mengapa menangis di pojokan sana. Dan dimana kedua orang tua gadis itu?
..."Haii....." sapa alesha dengan lembut pada anak kecil itu....
..."Khisss........" Mora terus menangis ia tidak bisa berhenti, sudah berapa kali mora menghapus air mata–nya namun tetap saja turun....
..."Adik kecil. Kenapa menangis.....?" ujar alesha ia berusaha menyentuh mora, namun dengan cepat anak kecil itu menghindar....
Meski masih kecil mora sudah sangat pintar, ia tidak akan dengan mudah mengikuti orang yang baru ia kenal. Sama seperti yang ia lakukan barusan pada alesha, menghindar adalah cara–nya.
..."Jangan takut! Kakak bukan orang–jahat." ucap alesha meyakin anak kecil itu....
Sejenak mora menghentikan tangis–nya ia menatap wajah alesha dengan seksama, setelah merasa mora tidak takut pada–nya alesha baru mendekat dan bertanya pada anak kecil itu.
..."Nama kamu siapa! Sayang...?" tanya alesha dengan lembut....
..."Na–nama a–aku mola. Kakak cantik...." ujar mora dengan sesegukan....
Alesha mangut–mangut paham lalu bertanya kembali pad anak kecil itu.
..."Kamu. Kenapa nangis di pojokan situ? Orang tua kamu kemana dik?" ujar alesha kembali....
..."Khissss!.....A–aku terpisah sama. Abang cavin, kak." adu mora pada alesha....
..."Kok bisa....?"...
..."Tadi aku bandel. Ga–gak mau nulut sama abang cavin! Khisssss..... Kakak cantik bantu mola ya cali abang cavin lagi." alesha menganguk setuju ia mengendong mora lagian tubuh anak kecil tersebut sama sekali tidak berat bagi–nya....
..."Baik–lah. Ayo kita cari abang kamu sama–sama...." ujar alesha yang di angguki dengan antusias oleh mora....
..."Kakak cantik! Nama–nya ciapa....?" tanya mora karna sejak tadi ia lupa bertanya pada kakak cantik yang baik hati menolong gadis malang seperti mora....
..."Nama kakak–alesha." ucap alesha dengan senyum tulus....
..."Nama–nya cantik pecis kayak wajah–kakak." ucap mora dengan senyum lebar yang memperlihatkan deretan gigi–putih nya itu berbaris dengan rapi....
Alesha merona di katain cantik oleh seorang anak kecil. Biasanya ucapan seorang anak kecil itu adalah ungkapan yang jujur, sangat bahagia sekali mendengar perkataan itu langsung di. Ucapkan oleh anak perempuan dalam gendongan–nya ini.
TOILET PRIA
Kevin yang baru keluar dari toilet langsung di buat terkejut, pria tampan itu tidak melihat adik–nya sama sekali di kursi yang ia suruh mora tunggu.
Cemas sudah jelas, kevin sangat khawatir pada adik perempuan–nya yang masih kecil tersebut. Kevin tidak ingin mengubungi ibu–nya linzy, wanita tua itu akan sangat marah jika mengetahui mora menghilang.
Kevin terus berkeliling memutari setiap Mall ini mencari sang–adik yang pergi ntah kemana. Hingga kevin mendengar suara teriakan dari arah belakang tubuh–nya yang sangat ia kenali itu suara mora.
..."ABANG CAVIN......" teriak mora dengan kencang, jika bukan anak kecil yang manis mungkin mora sudah di buang dari lantai tiga hingga mendarat ke lantai satu oleh alesha....
Kevin menoleh menatap dengan kaget adik–nya ternyata bersama dengan alesha gadis yang ntah mengapa selalu ada dalam benak pria itu.
Mora di turunkan oleh alesha dari gendongan–nya. Anak kecil itu berlari dengan laju menghampiri sang–kakak yang ada di hadapan–nya. Memeluk kevin dengan erat akhirnya mora di pertemukan kembali dengan kevin yang satu jam sudah mencari–cari anak bandel tersebut.
..."Abang cavin! Maaf–in mola. Udah bandel....." ujar mora dengan isak tangis yang tiba–tiba menyerang mata–nya kembali....
Kevin yang melihat sang–adik menangis tidak tega ingin memarahi anak kecil itu. Ia tidak suka melihat orang–orang tersayang nya mengeluarkan air mata, selain air mata kebahagian saja yang boleh turun.
Sambil menghapus air mata adik kecil–nya kevin, berkata dengan lembut. Yang dimana membuat alesha sedikit terpana dengan lelaki berwajah datar itu ternyata bisa sehangat ini, bagaimana mungkin?
..."Tidak apa–apa. Sekarang mora sudah tidak perlu takut lagi." ujar kevin dengan halus....