NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Terjerat Cinta Wanita Bayaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikahmuda / Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Evita Lin 168

Hanya demi uang, Celline rela menjual dirinya pada seorang CEO perusahaan besar yang bernama James Chandra. James hanya menginginkan seorang anak. Dia rela membayar seorang wanita untuk melahirkan seorang anak sebagai penerus untuknya.
Jika Celline dapat melahirkan seorang anak untuk James, maka Celline akan mendapatkan uang sebesar 1 milyar Rupiah dari James. Dan Celline bisa keluar dari rumah pamannya.
Semenjak orangtua Celline meninggal dunia akibat kecelakaan, Celline harus tinggal bersama dengan keluarga om-nya yang tidak pernah memperlakukan dirinya secara manusiawi. Mereka selalu saja menyiksa Celline baik secara fisik maupun psikis. Kalau Celline tidak mau menurut apa yang mereka katakan dan inginkan.
Bagaimakah kisah Celline bisa bertemu dengan James? Dan bagaimanakah cara Celline bisa keluar dari rumah om-nya itu? Apakah Celline bisa merubah sikap dingin James pria itu? Ikuti perjalanan hidup Celline yang penuh dengan lika-liku kehidupan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evita Lin 168, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

"Tumben sekali Kak James olahraga pagi?! Biasanya tidak pernah.” Denny masih merasa kurang yakin.

“Aku juga tidak tahu, tuan. Kalau begitu, Celline permisi dulu, mau bantu bibi di dapur.” Ucap Celline.

Seketika itu Celline langsung pergi meninggalkan Denny. Sebenarnya dia hanya mau menghindar saja, takut ketahuan karena dia tidak pandai berbohong.

Selama di dapur, Celline terus mengintai kamarnya. Saat terlihat sepi, cepat-cepat dia masuk ke dalam kamarnya.

Ceklek…….

Langsung saja Celline mengunci kamarnya itu. Dia tidak mau ada yang tahu kalau James sedang tidur di kamarnya. Matanya yang kecil membulat sempurna kaget.

“Lho, Tuan James kemana? Kenapa tidak ada di sini?”

Celline merasa aneh. Sejak tadi dia mengamati kamarnya terus. Namun, tidak ada yang keluar dari dalam kamarnya itu.

Karena belum sempat mandi, Celline pun memutuskan untuk mandi sekarang. Tubuhnya juga sudah lengket dan gerah.

Dengan santainya, Celline pun mulai mandi. Selesai membersihkan dirinya, dia berjalan menuju lemari, hanya dengan memakai handuk saja.

Dia membuka lemari pakaiannya, saat ingin mengambil pakaian ganti di dalam lemari. Namun, tiba-tiba saja jantung Celline berdetak cepat. Dia sangat terkejut bukan main.

Spontan saja, dia memeluk tubuhnya sendiri. Dia sangat malu karena hanya memakai selembar handuk yang membalut tubuhnya.

Celline pun memundurkan langkahnya, namun tangan James justru meraih tubuhnya. Karena panik, Celline bergegas mundur jauh, sehingga membuat James jatuh dari lemari.

”Tuan James!” Pekik Celline.

Saat melihat James jatuh tersungkur, diraihnya tubuh James untuk membantu pria itu. Celline mengecek suhu tubuh James. Rupanya James masih kurang enak badan.

“Tuan….. Tuan James, bangun!” Celline menepuk kedua pipi James dengan lembut.

James hanya membuka matanya sebentar saja, kemudian kembali terpejam. Selain karena merasa tubuhnya lemas, dia sebenarnya sangat malu akibat kejadian barusan, terjatuhnya dirinya dari lemari.

Sementara itu, Celline merasa sangat cemas melihat James yang tidak sadarkan diri. Entah karena polos atau apa, Celline malah meletakkan kepalanya di atas dada bidang suaminya itu. Seolah-olah sedang memeriksa denyut jantung James. Celline meletakkan telinganya.

“Sial! Apa yang dia lakukan padaku?” Ujar James yang berpura-pura pingsan menahan rasa malu.

Kemudian Celline memundurkan kepalanya. Dia merasa ada yang aneh. Saat Celline dengan perlahan menahan menarik diri, namun tangan James justru merengkuh pinggangnya yang ramping itu. Sehingga, membuat Celline langsung mendarat di atas dadanya yang bidang.

James menarik Celline tanpa memberikan aba-aba terlebih dahulu. Hal itu membuat Celline hilang keseimbangan. Kini mereka saling bertumpuk, dicapur dengan rasa canggung yang menggunung.

Mereka sama-sama bisa merasakan deru jantung mereka yang saling memburu, bergemuruh mengusik hati masing-masing.

“Sial!” Umpat James dalam hati. Meskipun tubuhnya merasa sangat lemas, namun jiwanya seolah-olah mendapat tenaga yang entah berasal darimana.

Kini fokusnya James beralih ke bibir ranum milik Celline, yang beraroma mint, karena sehabis mandi. Merasa tidak nyaman dengan posisi seperti itu, apalagi merasa ada yang mengganjalnya.

Celline pun mencoba menarik dirinya. Bukannya lepas, tapi malah semakin diikat oleh lengan kekar James. Sudah dapat dibayangkan, hati Celline jadi kalang kabut.

Hawa panas juga sudah menyeruak di seluruh wajah Celline. James sudah berhasil membuat hatinya terus berdebar dan berdesir terus. Mungkin dikarenakan terbuai oleh suasana, James tak lagi bisa menahan hasrat yang sudah terlanjur membara.

James langsung saja meraup bibir ranum itu. Sepertinya sakit yang semula dia rasa, sekarang lansgung hilang seketika. Terlihat dari semangat James mencium istrinya itu. Bagaikan sengatan lebah, Celline menjerit pelan. Kemudian suaranya berubah jadi lirih dan menghilang.

*****

Beberapa menit kemudian……….

James duduk di pinggir ranjang, sedangkan Celline sudah berganti pakaian. Keduanya terlihat seperti habis melakukan sebuah kesalahan. Terlihat sama-sama enggan menatap. Hawa canggung ketara setelah kejadian barusan.

“Periksa ke depan! Kalau tidak ada Denny, kamu laporkan pada saya!” Perintah James dengan nada sebiasa mungkin.

Padahal jantungnya masih terasa deg-degan. Celline membuatnya seperti naik rollercoaster, yang selalu memacu adrenaline-nya.

Kemudian Celline mengintip dari balik pintu. Kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri. Dia mengintai sekitar kamarnya. Karena sudah merasa aman, Celline pun kembali menghampiri James.

“Sepi, tuan. Tidak ada orang.”

“Hm……….!” Tanpa banya tanya lagi, James pun langsung meninggalkan kamar Celline.

Begitu James keluar dari dalam kamarnya, Celline langsung mengambil oksigen banyak-banyak. Satu ruangan dengan pria itu, membuat Celline jadi sulit bernapas.

Sementara itu, karena kata Celline sudah tidak ada orang, James pun berjalan menuju kamarnya.

“James……..!” Panggil mamanya.

“Mama…..!” James diam sejenak, mematung sebelum berbalik.

“Kamu dari mana saja? Dari tadi mama telepon, kamu tidak menjawabnya. Mana Celline?!”

Sang mama langsung memberondong dengan berbagai pertanyaan pada putranya yang masih terlihat diam membisu.

“Kapan mama datang?” James membalikkan badannya, memasang wajah tenangnya.

“Baru saja. Dimana menantu mama?”

“Celline sedang ada di kamar, ma.”

“Kenapa adikmu bisa ada di sini? Bahkan, dia tidak langsung balik ke mansion papa dan mama, malah menginap di rumahmu.” Gerutu Mama James.

“Denny bilang dia tidak mau dimarah mama kalau pulang nanti. Makanya, dia lebih memilih menginap di sini.”

“Dasar anak kurang ajar! Padahal mama hanya mau dia kembali ke jalan yang benar, malah dibilang dimarah mama.”

“Memangnya mama sudah ketemu dia?”

“Tentu saja mama sudah bertemu dengan dia. Tadi mama berpapasan dengan dia di pintu depan, saat dia mau keluar.”

“Ya sudah. Aku mau panggil Celline dulu, ma.”

“Ya sudah kalau begitu. Mama tunggu di ruang tamu saja.”

Setelah itu, Mama James berjalan menuju ruang tamu, meninggalkan James sendirian. James berjalan kembali ke kamar Celline.

Tok…… Tok….. Tok……..

Celline mendengar suara ketukan pintu kamarnya, kemudian berjalan menuju pintu kamar dan membukanya.

“Tuan……. Ada apa, tuan?” Celline bingung saat melihat James kembali ke kamarnya.

“Mama datang dan ingin bertemu denganmu.”

“APA??!! Nyonya datang??!!” Celline terlihat bingung.

“Cepat kamu keluar dan temui mamaku di ruang tamu.” Pinta James.

“Baik, tuan.”

Celline keluar dari dalam kamarnya mengikuti James dari belakang. “Tuan, apa Tuan Denny tidak akan curiga nanti? Kalau melihat saya mengobrol dengan mama tuan?”

“Kamu tenang saja. Denny sedang pergi keluar, jadi untuk sementara semuanya aman.”

“Huh! Syukurlah kalau begitu.”

James dan Celline berjalan menuju ruang tamu. Dilihatnya Mama James sedang menyeruput teh hangat yang dibawakan pelayan.

“Celline, sini duduklah di samping mama.”

Celline pun berjalan menuju sofa dan duduk di samping Mama James.

“Ada sudah ada tanda-tanda cucu mama hadir di rahimmu?” Tanya Mama James.

Celline membulatkan matanya dan kaget menatap Mama James. Bagaimana bisa secepat itu? Apalagi James belum lama menyentuh dirinya, jadi bagaimana bisa secepat itu tumbuh di rahimnya.

“Ma, kenapa mama tiba-tiba menanyakan hal itu?”

“Kenapa memangnya? Memangnya salah kalau mama bertanya mengenai masalah itu? Kalian sudah menikah hampir sebulan. Mungkin saja Celline langsung hamil.”

“Tidak secepat itu juga, ma. Kan butuh proses. Kayak mama tidak pernah hamil saja!” James mencoba membantu Celline memberikan alasannya.

“Dasar kamu ini, jawab saja bisanya!”

Setelah itu, mereka pun membahas mengenai masalah lain sampai sore hari. Mama James pamit pulang. Untungnya selama mereka mengobrol, Denny belum kembali ke mansion. Kalau tidak akan menjadi masalah bagi James dan Celline.

Bersambung……

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!