Aku Gadaikan Harga Diriku Demi Ibuku

Setibanya di meja kerjanya, Syafa tidak langsung selamat begitu saja . Ada banyak pertanyaan yang mencercanya, mulai dari Tania hingga teman teman yang lainnya.

Syafa sampai bingung mau menjawab apa , karena memang tidak biasanya Syafa berangkat sesiang ini .

" Syafa kamu kemana saja jam segini baru datang , untung saja pak Ray juga baru datang , aman kamu " ucap Tania sambil merapikan meja kerjanya.

Uhukkkk

Seketika Syafa tersedak membuat Tania panik dan segera memberikannya segelas air mineral.

" aduh, untung tidak ada yang curiga kalau aku dan pak Ray semalam menginap di apartemennya" batin Syafa .

Sementara itu di dalam ruangan tak jauh beda dengan Ray yang terus dicerca pertanyaan oleh Alan yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanannya di perusahaan.

Ray sampai bingung beralasan , karena tidak biasanya juga dia datang terlambat apalagi sampai sesiang ini .

" Wah Ray , kamu memang keterlaluan, cari sekertaris juga seirama , masa bos sama sekertarisnya datangnya barengan sama sama mau Dzuhur baru datang " ucap Alan.

Uhukk

Seketika Ray juga tersedak .

Alan melotot tajam dan bergegas mengambilkan segelas air mineral untuk Ray sambil menepuk punggungnya " kamu kenapa sih Ray, apa ada yang merindukanmu , jangan jangan Sasa sedang merindukanmu "

Ray menepis tangan Alan dan kembali menatap layar laptopnya " enak saja !".

Alan pun ikut duduk di depan Ray " Ray, terus bagaimana?"

"bagaimana apanya?" tanya Ray sambil terus menatap layar laptopnya.

Alan mendekat sembari berbisik " bagaimana dengan sekertarismu yang cantik itu , jadi gak kamu jadikan dia wanita simpananmu ? Kalau kamu gak tertarik biar aku saja yang mendekatinya toh istriku sangat mempercayaiku tidak mungkin dia curiga kalau aku memiliki wanita simpanan"

Ray menghentikan kegiatannya dan melotot menatap Alan " jangan pernah berpikir untuk mengusik sekertarisku apalagi menghinanya atau aku patahkan tulang tulangmu!".

Alan mengeryitkan keningnya kemudian terkekeh " Ray Ray , sudah akui saja kamu ada hati sama dia , gak masalah kok selama dia mau ".

Ray menarik nafas dalam-dalam " Alan , kamu bisa diam gak , sekarang juga pergi dari sini dan bawa arsip ini , satu jam lagi kamu dan Tania pergi temui klien kita"

Alan mendengus perlahan" kok sama Tania, kenapa juga tidak sama Syafa dia kan sekertarisnya " Alan berusaha protes agar lebih dekat dengan Syafa .

Ray menatap tajam membuat Alan berubah pikiran dan patuh dengan bosnya itu " baik baik aku pergi sekarang".

Ray merebahkan tubuhnya di sandaran kursi dengan kepala menengadah ke atas langit langit.

Ceklekkk

Syafa masuk dengan setumpuk arsip .

"Pak Ray " panggil Syafa .

Ray pun tersentak karena tidak menyadari kehadiran Syafa .

" Syafa , ada apa ?" jawab Ray dengan tersenyum sangat manis .

Syafa pun berbinar melihat senyum manis Ray yang sangat langka .

" pak Ray tumben senyum senyum sendiri " ucap Syafa yang membuat Ray menunduk malu .

" iya Syafa , aku memang sangat bahagia dan sudah satu tahun ini hatiku mati rasa , tapi semenjak kehadiranmu seakan jiwaku telah kembali" jawab Ray .

Syafa pun menunduk dengan senyum sendiri

" kok pak Ray gombal sih , baru kali ini Syafa melihat pak Ray tersenyum dan ternyata bisa juga ngegombal"

Ray beranjak dan berjalan mendekati Syafa kemudian mengusap lembut pipi mulusnya

" karena kamu yang sudah membawa jiwaku kembali cantik ".

Syafa pun semakin malu dan tertunduk

" apaan sih "

Ray menarik tubuh Syafa mendekat dan duduk di pangkuannya " tapi kamu suka kan ?"

Dengan senyum manisnya Syafa pun mengangguk dan mencium singkat pipi Ray sembari melingkarkan kedua tangannya di leher Ray.

Ray tidak terima Syafa sudah mencuri ciumannya , dia pun memegangi pipi Syafa dengan satu tangannya dan menciumi bibir Syafa berkali kali.

Keduanya sangat bahagia seakan lupa kalau saat ini mereka sedang berada di kantor .

Syafa pun bangkit dari pangkuan sang kekasih hati kemudian tertunduk di samping Ray.

Ray pun bingung dengan sikap Syafa " kamu kenapa ?"

"Pak Ray , apa yang sudah kita lakukan adalah salah , anda sudah beristri sebaiknya kita hentikan saja perasaan ini sebelum terlalu dalam " ucap Syafa yang membuat Ray menatapnya tajam tidak terima .

"apa maksudmu Syafa ?" ucap Ray.

" aku aku aku , entahlah aku tidak tahu apa yang aku bicarakan, sudah pak Ray aku sebaiknya keluar dan menyelesaikan pekerjaanku " ucap Syafa kemudian berjalan ke luar dari ruangan Ray.

Sementara Ray masih diam mematung dengan pikirannya.

Syafa duduk di meja kerjanya dengan tertunduk .

" apa sih yang aku lakukan, aku butuh uangnya pak Ray , baru saja dia memberiku 1 M masa iya kita putus begitu saja , aduh bodoh bodoh Syafa tentu saja pak Ray tidak mau , pasti pak Ray tidak mau rugi " gumamnya .

"tapi kenapa juga aku sangat menikmati ciuman pak Ray, ach kenapa dengan hatiku ini, aku tidak boleh mencintai pak Ray ,tapi aku harus menerima konsekuensinya dan siap melayaninya kapanpun dia mau, ya Alloh ampuni dosaku , saat ini aku sudah menjadi wanita simpanan pak Ray " batin Syafa.

Sore harinya sepulang kerja , Ray memberikan sebuah paper bag kepada Syafa yang ternyata berisi baju baju baru untuk ganti Syafa di apartemen karena tidak mungkin Syafa mau memakai baju bekasnya Sasa.

Syafa terdiam sesaat " pak Ray , malam ini apa kita akan menginap di apartemen lagi ?"

Ray mengangguk dan meminta Syafa segera naik ke mobilnya sebelum ada yang lihat.

Sepanjang perjalanan Syafa nampak terdiam membuat Ray kebingungan dengan sikap gadisnya yang tidak biasa .

Setibanya di apartemen, Syafa nampak tidak mengerti mengapa Ray membawanya ke apartemen yang berbeda dan lebih mewah .

" pak Ray, ini apartemen siapa ?" tanya Syafa penasaran.

Ray tersenyum dan membukanya perlahan

" masuklah, ini milik kita , lebih tepatnya aku dan kamu yang akan menempatinya "

Deg ( jantung Syafa seperti berhenti berdetak)

" Syafa , kamu sudah terlanjur masuk ke dalam lembah hitam , kamu sudah menerima uang besar darinya jadi kamu harus siap menyerahkan tubuhmu kapanpun dia mau " batin Syafa yang membuatnya berkaca-kaca.

Ray menatap lekat wanitanya " hei, kamu kenapa?"

Syafa menggeleng perlahan dan segera pamit ke toilet.

Ray menarik nafas panjang dan menatap Syafa yang berjalan menuju kamar mandi.

💞💞💞

Hari hari pun berlalu , sudah satu Minggu Syafa tinggal bersama Ray , tanpa status .

Meira sama sekali tidak keberatan mendapatkan kabar dari Syafa karena walaupun anaknya tidak pulang tapi uang terus mengalir dan hutang hutangnya bisa terlunasi.

Ditambah lagi Nathan yang sering datang ke rumahnya dan memberikan barang barang mewah untuk Meira yang dianggapnya sebagai calon mertuanya.

Nathan pun sering datang ke kantor Ray hanya sekedar melihat Syafa yang semakin hari semakin cantik .

Syafa menjalani perannya sebagai wanita simpanan tapi tidak untuk masalah ranjang, karena Ray benar benar sudah jatuh cinta padanya jadi tidak mungkin dia memaksa Syafa menyerahkan kegadisannya, walaupun setiap malam Ray tersiksa karena hasratnya tidak pernah terlampiaskan sebagai mana mestinya.

hubungan yang unik , tinggal satu atap dalam satu kamar tapi masih menjaga untuk tidak berhubungan badan .

Di kantor pun mereka saling menyembunyikan hubungan meskipun terkadang saling bercumbu di sela sela padatnya pekerjaan dan itupun hanya sekedar saling berpagutan .

...💫💫💫...

Siang itu di kantor Ray.

Seorang wanita cantik berpakaian seksi mini dengan dada sedikit terbuka hingga nampak separuh melonnya yang mencuat seperti minta dikeluarkan.

Wanita cantik itupun tanpa mengetuk pintu langsung masuk ke ruangan Ray .

Syafa pun terkejut dan mengikuti wanita itu

" maaf nona , sebaiknya anda mengetuk pintu dulu "

Wanita itu adalah Sasa yang tidak memperdulikan ucapan Syafa.

Ray pun terkejut dengan kedatangan Sasa dan meminta Syafa untuk keluar .

" sayang , sudah berapa hari kamu tidak pulang ke rumah besar , di apartemen juga tidak ada ke mana saja kamu " ucap Sasa .

Ray menyeringai" apa pedulimu "

Sasa mendekati Ray dan mengusap lembut jakunnya yang naik turun melihat tubuh Sasa yang menggoda , walau bagaimanapun juga jiwa lelakinya masih aktif .

" aku tahu sayang kamu sudah memiliki wanita simpanan dan sering menghabiskan waktu bersama , tapi harus kamu ingat kak Rania harus tahu semuanya, dan kau tahu tahu resikonya bukan?" ancam Sasa yang sudah mengetahui tentang kondisi Raina yang menderita penyakit jantung.

Ray melotot tajam dan mendorong tubuh Sasa " awas kau berani membuat kak Rania kenapa kenapa aku tidak akan tinggal diam "

" itu tergantung sayang, kita harus berpura pura harmonis di depannya '' ucap Sasa dengan tatapan penuh pengharapan.

"Ray aku mohon dengarkan penjelasanku sekali saja setelah itu terserah apa yang akan kamu lakukan padaku " tambah Sasa memohon sambil meraih tangan Ray untuk digenggamnya , namun lagi lagi Ray menghempaskannya membuat Sasa tertunduk bersedih .

" pergilah, atau aku panggil sekuriti" ucap Ray dingin .

Sasa pun melangkah meninggalkan ruangan Ray dengan mengusap airmatanya.