Kematian sang kekasih membuat Anna memutuskan untuk mengasingkan dirinya di tempat yang sangat jauh dari negaranya. Ia berdiri di ujung tebing curam sambil melihat ke dalam lembah itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie menangkap gambar Anna sebagai background dari foto mereka karena berada di seberang di tempat mereka melakukan selfie.
Yang menyadari keberadaan Agatha hanya pria tampan sedangkan kekasihnya tidak. Pria tampan yang bernama Wira itu membalikkan tubuhnya untuk memastikan apa yang dilihat di kameranya bukan mahluk jadi-jadian.
Namun sang gadis berjalan pulang kembali ke villanya dan sempat terlihat oleh Wira yang begitu penasaran dengan Anna.
Siapa sebenarnya Anna? mengapa dia selalu mendatangi tebing curam itu? apakah Wira rela meninggalkan kekasihnya demi mencari siapa sosok Anna yang telah mencuri perhatiannya?
"Ayo kita ikuti bagaimana pertemuan Wira dan Anna selanjutnya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Kemesraan Pasutri
Wira membantu Anna untuk duduk dalam posisi yang benar. Anna bersandar di kursi ayunan itu dengan pikiran menerawang ke mana-mana.
Apakah dia harus bahagia setelah tahu suaminya sudah kembali lagi padanya atau menolaknya karena wajah suaminya sudah berubah. Itu yang saat ini sedang berkecamuk di pikiran Anna.
"Mengapa datang ke sini sendirian Anna? Mengapa tidak mengajakku? Apakah kamu berniat menginap di sini, sayang?" tanya Wira lembut.
Diperlakukan suaminya dengan lembut seperti itu membuat Anna salah tingkah sendiri. Apalagi kata sayang terselip di setiap kalimatnya.
"Aku tidak bisa tidur semalaman. Aku tadi iseng jalan-jalan dan tidak sadar melintas di area perumahan ini. Jadi aku memutuskan untuk mampir karena aku belum sempat ke sini setelah kita menikah dan kamu...-"
"Tidak apa sayang. Rumah ini milikmu karena itu adalah maharku untukmu. Aku sangat senang jika kamu datang dan menempati rumah ini. Apa lagi ada aku sekarang yang sudah menjadi diriku sendiri dan menjadi suamimu lagi, hmm!" mengecup kedua tangannya Anna yang terlihat tersipu malu.
Anna seakan baru jatuh cinta lagi pada suaminya sendiri. Entah seperti apa jantungnya berdetak kencang saat ini.
"Boleh aku memelukmu, Anna? Aku sangat merindukanmu, sayang," pinta Zidan yang tidak tahan lagi memeluk istrinya.
"Tapi kita sudah lama terpisah dan aku ...-"
"Hanya memelukmu, sayang. Bukan mengajakmu bercinta walaupun aku sangat ingin melakukannya. Apa lagi istriku masih tersegel, bukan?" goda Zidan makin membuat wajah Anna memerah bak kepiting rebus.
Tanpa menunggu jawaban Anna, Zidan menarik tubuh Anna lalu membawanya ke dadanya. Memeluk tubuh ramping itu hingga tanpa sadar tubuh Anna sudah pindah posisi diatas pangkuan suaminya dengan posisi berkoala walaupun mereka sedang duduk di atas ayunan kursi itu.
Ayunan itu bergerak sendiri di mana tubuh sepasang suami-isteri itu sudah menyatu untuk meleburkan kerinduan mereka. Anna merasa sangat nyaman saat punggungnya diusap suaminya hingga tanpa sadar ia kembali tertidur diatas tubuhnya suaminya. Zidane sengaja mengayunkan ayunan itu agar Anna merasa sedang di nina bobokan oleh suaminya sendiri.
Zidane tersenyum melihat tingkah Anna yang tidak pernah berubah jika hatinya nyaman maka gadis ini akan gampang tidur.
"Tidurlah sayang karena kita akan tinggal lagi bersama. Aku akan membawamu ke kamar kita. Aku berjanji tidak akan menyentuhmu sampai kita menikah lagi dan juga atas ijin kamu." Mengusap lagi punggung Anna yang saat ini sudah terdengar mendengkur halus.
Tubuh Anna mulai terasa lebih berat karena terlihat sangat pulas. Seperti anak kecil, Zidan menggendong tubuh istrinya lalu bangkit berdiri secara perlahan agar tidak menganggu tidurnya Anna.
"Kita ke kamar ya sayang..!" lirih Zidan berjalan perlahan menuju kamarnya yang ada di lantai atas.
Zidan membaringkan tubuhnya Anna perlahan lalu menyalakan mesin pendingin. Zidan mengunci pintu utama dengan menggunakan aplikasi perintah google tanpa harus repot turun ke bawah untuk mengunci secara manual. Beruntunglah Zidan sudah merapikan rumah itu atas bantuan beberapa OB
Zidane mengambil tempat disamping istrinya untuk ikut tidur menemani Anna. Anna sempat bergerak mencari lagi lengan suaminya dan dijadikan bantal olehnya tanpa mengerjapkan matanya. Zidane malah senang sekali Anna mencari kenyamanan pada dirinya.
"Jika tidak ingat aturan syar'i Islam, aku tidak akan melepaskanmu Anna. Apalagi aku sudah berpuasa bertahun-tahun karena kita belum sempat unboxing," desis Zidan tersenyum puas mendekap erat tubuh istrinya.
...----------------...
Sekitar tiga jam lebih Anna dan Zidan tidur bersama. Merasa cukup puas tidur, Anna mengerjapkan matanya dan melihat dada suaminya.
"Ya Allah. Sejak kapan aku sudah ada di kamar ini dan tidur dalam dekapan suamiku? aku seperti sedang memiliki dua wajah suami dalam satu tubuh. Kesannya seperti sedang selingkuh tapi sama suami sendiri," batin Anna tersenyum sendiri sambil menatap wajah tampan suaminya.
Yah. Dibandingkan dengan paras Zidan yang asli, paras Wira lebih tampan diatas Zidan. Itulah yang membuat Anna sempat terperangkap dalam kesetiaan nya sendiri. Beruntunglah dia cepat menyadari kalau dirinya masih terikat pernikahan dengan Zidane.
Saat Anna menikmati ketampanan suaminya, tiba-tiba saja Zidan bergumam." Apakah kamu sedang terpesona dengan ketampanan ku, sayang?" desis Zidan membuat Anna terperanjat spontan bangkit namun Zidan langsung mengunci tubuhnya.
"Jangan beranjak pergi sayang. Tetaplah seperti ini karena aku masih kangen padamu." Mengecup kening Anna dengan lembut tanpa membuka matanya agar Anna tidak merasa malu padanya.
"Cihh..! Ternyata dia sangat licik dalam menjebakku. Tapi, bagaimana kalau tiba-tiba dia ingin bercinta denganku? Lelaki mana tahan dengan urusan ranjang kalau sudah sekamar dengan wanita muda sepertiku.
Walaupun dia adalah suamiku sendiri. Tapi bukankah kami harus menikah lagi?" batin Anna menimbang-nimbang atas hubungan mereka yang cukup kacau jika dilihat dari kacamata Islam.
"Aku mau pipis Zidan. Bisakah kamu membebaskanku sebentar saja?" rengek Anna yang sudah kebelet pipis.
"Mau antar ke kamar mandi?" goda Zidan yang langsung mendapatkan cubitan dari Anna karena malu.
Anna buru-buru berlari ke kamar mandi. Zidane terkekeh melihat tingkah istrinya yang kian menggemaskan dirinya.
"Lihat saja nanti Anna...! Setelah ijab qobul, aku tidak akan membiarkan kamu bangun dari tempat tidur ini..! Itu adalah sumpahku. Wira beranjak keluar kamar untuk memasak sesuatu buat mereka berdua. Bahan-bahan makanan mentah yang sudah dia masukkan ke dalam kulkas itu masih terlihat rapi.
"Lebih baik masak pasta saja yang lebih gampang diolahnya," gumam Wira yang sudah meracik bumbu dan mengiris bawang bombai dan bahan lainnya sebagai pelengkap untuk pasta spaghettinya.
Sementara itu, Anna memilih untuk mandi lagi agar terlihat lebih segar karena ia tidak ingin tampil kusam di depan suaminya walaupun hubungan mereka belum dikatakan membaik sepenuhnya.
Anna harus mengenakan lagi baju yang sama karena ia tidak membawa baju ganti. Ia harus tampil polos karena tasnya pasti masih tertinggal di taman bawah sana. Karena wajah Anna aslinya sudah cantik, membuat ia tidak perlu memoles wajahnya dengan makeup.
Baru saja ia keluar dari kamar mandi, sudah tercium bau aroma spaghetti yang sangat lezat di lantai bawah sana.
"Apakah Zidan memasak? Setahuku Zidan tidak bisa memasak dan paling malas berurusan dengan wilayah dapur. Ternyata ada bagusnya juga Zidan menghilang selama tiga tahun ini karena aku lihat banyak sekali perubahan dalam kebaikan yang dijalani oleh Zidan.
"Terimakasih ya Allah. Semoga suamiku selalu Istiqomah," gumam Anna hendak keluar kamar tapi melihat suaminya memutar kenop pintu, Anna buru-buru kembali ke kasur.
"Kita makan dulu ya sayang. Aku sengaja membuat spaghetti untukmu. Semoga kamu menyukai masakan buatanku tentunya penuh cinta hanya untukmu, Anna," ucap Zidan lalu meletakkan diatas meja makan ala rumah sakit.
Anna terpaksa duduk lagi karena Zidan saat ini sedang melayaninya.
Dida
memang cinta itu buta bisa membuat orang jadi jahat ataupun sebaliknya menjadi lebih baik.
dan kamu Zidan lebih baik cepat berterus terang kepada anna