NovelToon NovelToon
Tanah Bangsawan

Tanah Bangsawan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Murni
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: lunar crimson

Kahisyana jatuh hati pada Carlio seorang bangsawan Belanda dari keluarga Fredinand, seorang penjajah yang menjajah bangsanya ratusan tahun. Kahisyana berusaha mengelak dan meninggalkan cintanya, namun takdir terasa selalu mengembalikannya pada Carlio.

Di samping itu, ia adalah wanita kuat yang selalu berusaha meninggikan derajat wanita, menjadi seorang relawan sebagai guru melawan protes dari pihak penjajah dan pihak bangsanya sendiri. Akankah Kahisyana berhasil atas dirinya dan bangsanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lunar crimson, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

023 — Cerita Kilam

Entahlah sudah berapa lama Kahis tidak melihat Kilam sewaktu ia masih berada di Gresik, sekenalnya pada Kilam ia adalah anak rajin dan tekun. Awalnya Kahis mengira Kilam sengaja berhenti mengikuti pelajarannya dan belum sempat ia dan Mas Giri datang menemui Kilam di rumahnya.

Secara tak sengaja dan dunia yang terasa sempit ia bertemu lagi dengan Kilam di Surabaya dengan tubuh yang jauh lebih ringkih dan kurus tak terawat. Ada apa dengan Kilam selama ini?

“Ya Gusti, kenapa badan kamu kayak gini semua, Nduk?” Mbok Nur bertanya histeris, Kahis yang sedang mengantarkan air untuk mengobati Kilam segera ia menghampiri Mbok Nur yang sedang mengobati Kilam.

Kahis tampak terkejut melihat luka - luka yang ada di badan Kilam, anak itu tampak bingung untuk menjawab. “Kamu kena keroyok anak Londo juga, toh?”

Kilam mengangguk, pandangannya mengarah ke arah Kahis. “Kamu kok bisa sampai sini?” Kahis akhirnya membuka pertanyaan.

Flashback on …

Kilam tak pernah tahu rahasia yang ada di hari esok, apa benar ia menyetujui untuk hidup di dunia ini? Hari di mana saat ia kabur bersama adik perempuannya membuka lembaran baru, ia sudah tak kuat menghadapi ayahnya yang pemabuk akut ditambah lagi tekanan kerja paksa Londo yang selalu menyiksanya.

Seperti mimpi saat ia bertemu dengan wanita paruh baya berdarah belanda, senyumnya amat tulus hingga Kilam dan adiknya merasa tak lagi menyesal untuk dilahirkan ke Bumi. Namanya adalah Madam Chiroussa dengan senang hati wanita mengulurkan tangannya pada Kilam dan adiknya, Ratni.

Awalnya berjalan baik - baik saja tanpa keraguan oleh Kilan dan Ratni. Madam Chiroussa adalah wanita paruh bahaya hidup sebatang kara, ia dengan senang hati memperbolehkan Kilam dan Ratni tinggal bersamanya. Mereka diperlakukan dengan baik layaknya anak sendiri.

Mereka mulai hidup di rumah megah milik Madam Chourissa. Wanita itu memang merindukan orang - orang dalam hidupnya, terutama anak perempuannya yang tiba - tiba menghilang tak berjejak beserta suaminya. Dunia sungguh tak adil baginya.

“Saya enggak punya siapa - siapa, kalian saya anggap sebagai anak sendiri,” ujar Madam Chourissa yang membuat Kilam dan Ratni sangat percaya.

Apalagi Ratni dianggapnya sebagai anak perempuannya sendiri, begitu sangat dekat dan selalu dmanja oleh Madam Chourissa. Ratni semasa kecil sama sekali tidak pernah merasakan hangatnya sapuan halus dari seorang ibu untuknya.

“Mama, apakah selamanya Mama menjadi Mama untukku?” tanya Ratni yang sedang asyik bermain boneka sedangkan Madam Chourissa tengah menyisir rambut milik Ratni.

“Tentu saja, Sayang. Mama tidak akan pernah meninggalkanmu dan membuatmu sedih,” ujar Madam Chourissa dengan senyuman tulus.

“Apakah Mama bersungguh berkata seperti itu?” tanya Ratni lagi mengumpulkan kepercayaan pada wanita di belakangnya itu.

“Lihat di kaca dan pertemukan matamu dengan mata Mama,” pinta Madam Chourissa, Ratni dengan senang hati mengangguk dan mulai memantulkan irisnya pada Madam Chourissa dengan tersenyum.

“Aku sangat mempercayaimu, Mama.”

Kilam berdiri di belakang mereka berdua, tepatnya di ambang pintu menyaksikan obrolan hangat di antara mereka. Ada setitik keraguan yang Kilam rasa namun ia tak pernah bisa menyangkal apa keraguan yang hatinya maksud.

“Kilam, kau sudah lama berdiri di sana, Nak?” Kilam terperanjat saat Madam Chourissa menyadari ada dirinya mendengar obrolan mereka. Kilam memutuskan untuk memasuki kamar, bergabung dengan mereka.

“Nak, bolehkah aku memintamu untuk mengambilkan obat milik Mama? Di kamar sebelah, di laci tempatnya,” pinta Madam Chourissa, tanpa tolakan dan penuh kesetujuan Kilam langsung beranjak untuk pergi mengambilkan obat yang dimaksud.

Sekalian ia ambilkan segelas air minum untuknya, Madam Chourissa ternyata membutuhkan obat sebanyak ini yaa? Punya penyakit apa sebenarnya?

“Mama, kalau saya boleh tahu kenapa Mama meminum obat itu setiap hari?” tanya Kilam penasaran. Sembari menunggu Masam Chourissa meneguk sebuah pil lalu dengan penuh senyum wanita paruh baya itu merespon pertanyaan Kilam.

“Obat depresan, Mama tidak bisa sekali saja meninggalkan obat ini lama lama. Sudah seperti menjadi bagian hidup dari Mama,” balas Madam Chourissa secara spontan.

Kilam sadar beberapa hari kemudian setelahnya hubungan Mama dan anak perempuan itu semakin dekat, sangat dekat. Hingga adik perempuannya itu terkadang melupakannya, lebih mementingkan membagi waktunya untuk Madam Chourisaa yang ia anggap sebagai ibunya sendiri.

“Umurmu sudah cukup untuk sekolah, Ratni. Akan Mama daftarkan Hollandsch-Inlandsche, jangan menolak untuk bersekolah ya, Ratni.” Anak perempuan itu sangat kegirangan, berteriak ke sana kemari.

“Ratni tidak akan pernah menolak Mama. Terima kasih, Mama,” ujar Ratni lalu tersenyum pada Kilam. Kilam bahagia? Tentu saja, apalagi Ratni dengan keadaan jauh lebih baik dari sebelumnya. Bertumbuh sangat cepat.

Omong - omong tentang bersekolah, Kilam jadi teringat seorang Mbak geulis yang merelakan dirinya menjadi guru, mengajarkan pada kalangan pribumi kolot seperti dirinya. Ratni pun juga berpikir demikian, ia merindukan Ibu Kahis.

Praaangggg!

Duaghh!

Kilam langsung terlonjak dari tidurnya, ia menatap jendela yang menembus pandangan memperlihatkan langit dengan kilatan menyala - nyala.

Praaakkk!

Kilam lagi - lagi berusaha mengumpulkan kesadarannya dengan sangat cepat, ia langsung menuruni ranjang penasaran dengan asal usul suara yang memekakkan rumah megah itu dengan keras.

Saat Kilam menuruni tangga perlahan, Kilam melihat Madam Chourissa terduduk di meja makan sembari bersama seseorang yang kusut.

“Mama?” panggil Kilam memastikan itu adalah Madam Chourissa bukanlah hantu yang selalu ia bayangkan. Kilam mengucek matanya berkali - kali berusaha untuk memfokuskan pandangan sehabis tidur yang samar.

“Nak, kenapa anakku diam saja ya?” tanya Madam Chourissa dengan menggeram keras. Secara jelas itu dilihat oleh Kilam, bagaimana Madam Chourissa menyingkat rambut urakan seseorang di sebelahnya. “Kok enggak buka mulutnya sih, Sayang?”

Kilam terhenyak darahnya berdesir, sakit ingin mengamuk namun hatinya terasa beku. Badannya terasa mematung, bibirnya kaku sangat kaku untuk mengeluarkan sepatah katapun.

Ratni … darah! Semuanya berdarah!

Di malam penuh kilatan cahaya yang sekejap menerangi permukaan ternirsinar milik Gaia, Kilam berlari asal meninggalkan kediaman Chourrisa. Madam Chourissa dengan panik mengejar Kilam meminta pertanggung jawaban atas kematian putri kecilnya.

“Kau juga harus mati, sialan! Kau membunuh putri kecilku! Manusia biadab, keparat!” teriakan Masam Chourissa menggema sangat keras.

Kilam tanpa alas menapaki tanah kasar nan tandus, hatinya hancur begitu hancur menerima kenyataan pahit. Orang satu - satunya yang ia miliki untuk menjadi alasan dirinya bertahan hidup telah tiada.

Kilam akan menghukum dirinya sendiri, coba saja dalam tempo yang lalu ia bisa memecahkan keraguan yang sempat ia rasa. Kenapa, Tuhan? Dengan cara bagaimana lagi aku berharap dengan dirimu? Semuanya membohongi dirinya.

1
Arlingga Ve Mustafa🇮🇩🇹🇷
hadir,,,, semangaat ea,,, 💪💪
Yi Yid
siapa ini? carlio kh
Zizi
smngt kak up nya🌹🌹
lunariesse van der hourver: terima kasih semangat juga 💗💗💗
total 1 replies
hazelsgn
p
Ikhsan
bagus kak,keren
Ikhsan: sama sama kak
lunariesse van der hourver: terimakasih
total 2 replies
Bilqies
gak kurang sih cuma udah kewajiban kamu sebagai orang tua untuk membesarkan dan membiayai anaknya
Bilqies
1 kata egois
sama aja jual anaknya untuk kepentingan dia yang tak mau jadi gelandangan
Mhila izuna
mampir thor
si ciprut
dua dulu😁
si ciprut
saya sih bukan mau mencela atau bagaimana. cuma untuk sesi bab awal lebih baik fokus pada tokoh utama dulu. entah itu perkenalan dari tokoh protagonis. dari segi pendidikan atau visual ataupun yg lainnya. fokus itu dulu. baru bab selanjutnya adalah jalan cerita kisah yg akan disampaikan.
maaf saya juga orang baru di dunia novel. tapi itu semua pernah saya alami dan juga ditegur oleh auditor NT. dan untuk 'kata' lebih baik 1000- 1200 kata, agar bisa mencakup cerita di satu bab.
tetap semangat kak. semoga sukses🤗
lunariesse van der hourver: baiklaaa terima kasih krisarnya kakk
total 1 replies
Yiab Yoje
thorrr
lunariesse van der hourver: apaaaa
total 1 replies
husnia wahidah
prolognya bagus bgt, heran
lunariesse van der hourver: makasih ya sengku
total 1 replies
husnia wahidah
kapan up nya thor? seru banget baru kali ini nemu cerita kaya gini
lunariesse van der hourver: ditunggu ya seng
total 1 replies
Legiyan Lyn
keren
niara kahishaa
mantap bgt thor
hazelsgn
hehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!