NovelToon NovelToon
TA'ARUF KELUAR JALUR

TA'ARUF KELUAR JALUR

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Hamil di luar nikah / Selingkuh / Beda Usia / Keluarga / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: cerryblosoom

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan atau menikah, menjadi beban sejak aku menerima surat kelulusan SMA. Ditengah kegundahan hati, kepercayaan keluargaku, membawa penerimaan hatiku akan kehadiranmu yang asing.

Meski perkenalan kita hanya singkat, janji yang kamu ucapkan kala itu begitu manis.

"Gpp, aku tungguin kamu sampai lulus kuliah kok. Kita tunangan saja dulu. Nanti aku juga akan membantu biayanya."

"Tapiiii-"

"Udahlah, nduk percaya sama, Rian. Niat nya kan baik mau mengikat kamu. Dari pada kalian pacaran-pacaran yang gak bener, loh."

"Tapi bu, aku masih ingin kuliah."

"Iya kan bener kalian tunangan dulu, kamu lanjut tuh kuliahnya. Itu nak Rian juga mau bantu biayai, benar kan, nak."

"Iya bener, Bude."

Masih kuingat pancaran mata berapi-api tanpa keraguan yang menatapku. Mata itu pula yang membuat aku jatuh hati. Karena seolah hanya aku di matanya. Saat itu aku hanya bisa menggangguk pasrah.

"Baiklah."

Tanpa kutahu badai yang menerpa akan begitu dasyatnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cerryblosoom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 MULAI POSESIF

Tapi takdir memang selalu tak bisa ditebak. Yang mereka harapkan akan segera selesai. Mereka malah tinggal lama di rumah sakit.

Bu Lina mengalami keracunan makanan. Sehingga harus di infus selama beberapa jam.

Dengan kabar itu semuanya tentu saja panik. Hingga pemikiran untuk mengabari keluarga Ameera dilupakan. Sampai hari semakin sore, kondisi Bu Lina membaik, barulah mereka keluar dari rumah sakit.

Adrian yang pastinya pertama sadar. Bahwa hari ini adalah hari pertunangannya. Tapi Bu Lina menolak, sambil merengek kesakitan, memaksa untuk pulang. Adrian tentu tak tega, tapi dia juga tak ingin begitu saja menyerah. Ini hari yang penting, dia tak ingin mengecewakan Ameera dan keluarganya. Adrian pun berusaha membujuk ibunya. Dengan dibantu sang kakak.

Pada akhirnya sang ibu memberi beberapa persyaratan. Yang harus dipatuhi oleh Adrian.

Syarat yang pertama adalah Adrian harus menyerahkan separuh gaji pada Bu Lina. Bu Lina beralasan agar uang nya bisa ditabung bukan dihabiskan sembarangan. Padahal jelas maksudnya adalah uangnya tidak boleh dihabiskan untuk Ameera.

Kedua Adrian harus pindah dari kos dan tinggal di rumah. Untuk yang kedua adalah agar memudahkan Bu Lina memantau, serta mengatur nantinya.

Tapi tentu Adrian tak mengetahui tujuan tersembunyi ibunya. Dia hanya bisa dengan patuh menuruti.

Akhirnya keluarga bisa kembali bergerak ke rumah Ameera.

Flashback end.

...----------------...

Setelah pertunangan kehidupan Ameera menjadi sedikit berbeda. Selain kesibukannya mempersiapkan ujian masuk universitas atau sekadar membantu ibunya dalam pekerjaan rumah tangga. Hari-hari nya diisi dengan kehadiran Adrian yang semakin melekat. Sadar atau tidak dalam 24 jam sehari, separuh waktunya, terselip kehadiran Adrian. Entah itu secara fisik maupun maya. Apalagi Adrian yang memperlakukannya layaknya seorang ratu. Semakin dalam lah Ameera jatuh hati.

Yang awalnya hanya satu orang yang mencintai. Kini menjadi hubungan timbal balik yang setara.

Jika orang mengatakan carilah orang yang mencintaimu dengan setara. Karena cintamu tak akan terasa lelah. Maka Adrian mematahkan ungkapan itu. Usahanya mencintai Ameera dengan tulus selama ini membuahkan buah yang sangat manis.

Seperti pada saat ini misalnya. Di tengah pekerjaan yang melelahkan. Ada seseorang yang perhatian mengantarkan bekal makan siang. Bahkan bukan hanya sekedar mengantarkan saja. Tapi sampai repot-repot memasak sendiri.

Di ruang istirahat para karyawan. Adrian dan Ameera duduk berdua di salah satu bangku yang ada.

Tempat Adrian bekerja, memang menyiapkan ruang istirahat, yang difungsikan untuk menikmati makanan, juga area untuk merokok. Hal ini agar ruang kerja tak terganggu dengan aroma-aroma yang menyengat. Tapi karena kebanyakan orang jarang membawa bekal. Dan lebih suka makan langsung di warung atau resto terdekat. Ruangan ini jarang digunakan sesuai fungsinya. Hanya digunakan segelintir karyawan yang memang perokok aktif.

Ruangannya tak begitu besar, hanya berisi beberapa meja berbentuk lingkaran, yang ditempatkan secara acak. Ruangan itu juga memiliki balkon berbataskan pintu kaca yang biasa menjadi tempat merokok. Meski begitu tempatnya terbilang sangat bersih. Tak ada puting rokok berserakan. Mungkin karena ada cctv, sehingga karyawan tak berani sembarangan.

Jadi saat ini di dalam ruangan yang kosong itu hanya ada Ameera dan Adrian seorang.

"Benar tak apa jika aku disini?" tanya Ameera untuk yang kedua kalinya. Tangannya bertumpu pada meja memperhatikan Adrian yang tengah menyantap masakan buatannya.

Ini adalah kali pertama dia membawakan kekasihnya makan siang. Awalnya dia berpikir akan langsung pergi. Tapi malah sang kekasih memintanya untuk menemani makan. Tak ayal dia memiliki kekhawatiran sebagai orang luar perusahaan.

"Gak apa-apa sayang. Lagipula ini jam istirahat. Selama tak mengganggu pekerjaan tak masalah-"

Setelah menjawab, Adrian kembali menyuap sesendok makanan. Tangannya tak bisa ditahan untuk terus memasukkan makan ke dalam mulut. Bukan hanya karena dirinya lapar. Tapi makanan di depannya benar-benar lezat.

Selama ini dia terlalu terbiasa dengan masakan di luar. Jarang baginya makan masakan rumahan. Tak disangka masakan rumahan sangat cocok dengan lidahnya. Yahh, terutama karena sang pujaan hati yang memasak.

"-Pokoknya kamu gak perlu khawatir. Gak akan ada yang mempermasalahkan kamu disini."

Ameera mengangguk mengerti. Dengan konfirmasi yang kedua kalinya. Kekhawatiran di dalam hatinya sirna.

"Enak tidak?" tanya Ameera.

"Aemm,, enak banget. Beneran kamu yang masak sendiri."

"Iya dong," kata Ameera dengan bangga. Kali ini perdana dia memasak sendiri, tanpa diawasi ibunya. Biasanya sang ibu akan tinggal di samping saat dia memasak. Lalu akan mengomel saat dirinya salah memasukkan bahan. Tapi berkat omelan sang ibu itu pula. Masakannya ini tak gagal.

"Spesial loh, baru kamu yang makan masakanku."

Adrian tersenyum sumringah, "Makasih sayang."

"Sama-sama. Kalau suka aku akan sering-sering masakin deh," ucap Ameera senang hati.

"Boleh? Tapi kantorku kan jauh sayang?" tanya Adrian ragu-ragu.

Ameera mengangguk semangat. "Boleh. Gak jauh, kan aku bisa sambil jalan-jalan."

Baginya permintaan Adrian bukanlah masalah besar. Apalagi saat ini dia belum terlalu sibuk dengan kuliah. Dia masih memiliki banyak waktu luang, jika hanya untuk menyiapkan makan siang, dan mengantarnya ke kantor. 

"Makasih," Adrian tersenyum lembut. Hatinya begitu tersentuh. Dia tahu alasan jalan-jalan Ameera hanya dibuatnya untuk menenangkan dirinya saja. "Tapi tak perlu sering-sering, okey. Aku gak mau kamu kecapekan. Sekali-sekali saja."

"Umm, yasudah," Ameera tak menolak perhatian dari Adrian.

"Ohh, ya. Bagaimana dengan persiapan tesnya. Ada yang tidak kamu kuasai?"

Sambil menanyakan itu, Adrian menyuap sesendok makanan terakhir. Makan siang yang dibawakan Ameera habis tak bersisa.

"Yahh, abiss. Masakan bener-bener enak banget. Top markotop deh," kata Adrian mengancingkan jempol.

Ameera yang melihat diam-diam senang, melihat hasil kerja kerasnya dihabiskan. 

Entah pujian makanan nya enak itu bohong atau tidak. Yang namanya wanita jika dipuji pastilah senang.

"Ada beberapa yang aku masih belum mengerti. Niatnya aku akan kerja kelompok bersama teman sekelas, emm, boleh tidak?"

"Ya tentu boleh. Masa orang belajar malah dilarang," Adrian terkekeh kecil. Menganggap lucu pertanyaan gadisnya.

"Tapi temenku cowok," ucap Ameera jujur.

"Cowok!? Tapi ceweknya bukan kamu saja kan."

Ameera menggaruk pipi, merasa gatal secara fisiologis. "Cuma aku sih. Tapi kita gak berdua,, terhitung empat orang-"

"Kamu cewek sendiri," sela Adrian.

"Iyaa," jawab Ameera. Dia bukanlah gadis yang tak peka. Meskipun hanya belajar bersama. Terkadang bisa saja terjadi salah paham. Itulah kenapa dia putuskan untuk meminta izin dahulu.

"Untung sebelumnya aku berguru pada Cherry. Jika tidak pastilah ada masalah," batin Ameera lega.

Sebelumnya Ameera akan meminta izin saat Adrian apel ke rumahnya di hari minggu. Niatnya sekalian memintanya menemani. Tapi rupanya Adrian malah membahas topik kuliah lebih dulu. Jadi langsung saja Ameera mengutarakan rencananya.

"Kenapa hanya kamu ceweknya. Temen yang lain kemana?" tanya Adrian dengan nada lembut.

Sebagai sesama pria tentu dirinya tau pikiran pria lain. Tak mungkin niat mereka hanya belajar saja. Pastilah ada sesuatu di belakangnya. Tapi meski begitu, bukan berarti dia akan keras pada gadisnya. Karena jelas niat mereka tak ada hubungannya dengan gadisnya.

"Emm, aku gak deket sama temen cewek lainnya."

"Boleh, tapi aku temenin ya," kata Adrian. Kata-katanya jelas bukanlah pertanyaan melainkan keputusan.

1
cerry
Tanpa sadar seminggu gak up/Grievance//Hammer//Smug/
cerry: Hehehe/Blush/
Ig : moon.moon9921: emang kok, othornya sungguh annu /Grievance/
total 2 replies
cerry
Detail yg hampir terlupa/Toasted/. Adrian sdh pernah melihat Amy tanpa kerudung/Facepalm//Pray/
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf
tolong /Facepalm/... minum air putih dulu
🍟Xiao Hanꪶꫝ୧⍤⃝🍌❤️⃟Wᵃf: lagi cari hiburan /Facepalm/
cerry: Han kok ad disini 👀👀
total 2 replies
NurAzizah504
Hai, Kak. Ceritanya keren. Mau saling dukung ga, Kak?
cerry: Semangat berkaryanya/Determined/
NurAzizah504: Oalah, baiklah, Kak /Joyful//Good/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!