Di Asing Kan Dengan Bola

Berkat mawar jingga dengan tipsnya,mari dua bab lagi.Oh aku harus bergadang demi menyelesaikan dua bab ini.Tapi nggak apa-apa demi tips Hahaha.

Semangat...

******

Ketika manusia di hadapkan dengan kebaikan dan keuntungan diri sendiri, kebanyakan dari manusia itu benar-benar melupakan hati nurani demi melindungi milik mereka.

Apalagi yang terjadi saat ini adalah tentang kehidupan dan nyawa manusia itu sendiri.

Tapi dua anak di bawah umur,benar benar berjuang untuk menarik wanita tua yang tidak sadar kan diri.

Gu winjia tidak tahu kepentingan apa yang sedang diperjuangkan oleh dua anak tersebut. Tapi saat ini hatinya sudah mulai tergerak.

Dua anak itu masihlah remaja tanggung yang labil.Tapi mereka masih memiliki hati nurani untuk sendiri.

Gu winjia menggelengkan kepalanya sambil berdecak dengan kesal.

Di saat ini adalah Gu winjia sendiri. Ada sebab dan akibat di dalamnya. Tuhan pasti tidak akan melakukan segalanya secara sia-siakan.

Semakin kuat seseorang maka semakin besar juga tanggung jawab yang dipikulnya.

Dia Gu winjia dan ini adalah keluarga nya juga."Oke, aku tidak ingin disebutkan sebagai orang yang tidak memiliki hati nurani tapi ini hanya sekali oke, sekali saja"

Gu winjia masuk ke dalam semak semak,para penjaga melihat itu, mereka berpikir dia akan kabur. Dua penjaga sudah bersiap-siap untuk menariknya kembali agar masuk dalam barisan.

Tapi Gu winjia yang baru saja masuk sebenarnya keluar lagi dengan sepotong kayu.

Gu winjia tidak terkejut melihat reaksi penjaga tapi dia juga tidak berniat untuk menjelaskan.

Karena orang nya sudah masuk lagi ke barisan, penjaga segera berjalan lagi untuk berjaga jaga.

Perginya Gu winjia hanya satu menit tapi ini cukup untuk dia mengambil sebatang kayu panjang dan sepotong kain.

Sebenarnya ada begitu banyak kayu di mana mana.Tapi Gu winjia tidak yakin jika dia bisa menemukan sepotong kayu yang cocok

Lagipula ada begitu banyak hal di dalam luar angkasanya sehingga dia sendiri tidak menyadari dari manakah asal sebatang kayu tadi. Yang jelas dia benar-benar membutuhkan itu dan mengambilnya dengan santai.

Ada juga sepotong kain yang tidak tahu dari jenisnya apa.Tapi dia menyempatkan diri untuk menjahitnya menjadi kain karung sebanyak dua lapis.

Bedebuk.

Kebetulan sekali nenek dan cucu itu jatuh lagi untuk kesekian kalinya.Jelas anak kelima hampir saja menangis karena dia memang benar-benar tidak kuat menopang tubuh tua neneknya tersebut.

Gu winjia menghampiri keduanya. Hal itu benar-benar mengundang tanda tanya dari dua saudara laki-laki ini.

"Kakak tertua"Sapa anak ke lima dengan mata berlinang namun di tolak untuk jatuh.Tapi jauh di dalam hati,dia dan anak ke enam masih bersyukur.

Kakak tertua yang sudah tidak lagi peduli dengan keluarga ini benar-benar menghampiri mereka.Beda banget dengan keluarga lain yang cuek .

Ini benar-benar mengharukan sekali.

Tapi tunggu dulu kita belum tahu niat apa yang ada di benak Kakak tertua. Apakah dia datang untuk menertawakan nenek tua yang setiap kali hanya merendahkan dia?

Jadi di hati keduanya mereka merasa tidak mungkin jika Kakak tertua berniat untuk membantu.

"Ehem Hem, masih kuat?"tanya nya pada dia saudara laki-laki itu.

Meskipun Gu winjia di remeh kan di rumah sendiri tapi dia lahir dari istri sah dan anak pertama.Selain anak anak Murong Bai, biasa nya anak anak selir tidak akan mau meremehkan dia.Seperti yang terjadi saat ini.

Di tanya seperti itu, secara tidak sadar, keduanya menganggukkan kepala.

"Bagus sekali, sekarang lakukan ini"kata Gu winjia dengan nada sedikit memerintah

Dia meminta agar nenek tua itu di letak kan di dalam kain.Setelahnya kayu tadi di masuk kan juga.

Keduanya tidak mengerti apa yang diinginkan oleh Kakak tertua ini. Tapi mereka masih bersyukur jika Kakak tertua masih peduli. Karena itu mereka melakukan apa yang dia perintahkan tanpa menanyakan atau lebih dulu.

Namun jujur di dalam hati mereka bertanya apa yang sedang dilakukannya.

"Oke sekarang,angkat kayu nya di bahu,kau di depan dan kau di belakang" perintah nya lagi.

Ketika di angkat ke bahu, tandu alternatif selesai.

Untung saja adik ke enam cukup tinggi, jadi masih seimbang dengan kakaknya yang ada di depan.

Dan lagi, posisi wanita tua itu di jepit sedemikian rupa,dia tidak lagi panas terbakar matahari tapi justru di lindungi di sana.

"Kakak tertua, terima kasih,ini tidak berat"katanya dengan memamerkan senyum terbaiknya.

"Ya dengan begini,aku bisa berbagi beban dengan kakak laki laki hehe"kata si kecil pula.

Rupanya Gu winjia membuat tandu sederhana dengan dua bahan ini.Memang tidak bagus tapi masih lebih baik jika di bandingkan dengan memikul nenek di punggung.

Ini lebih dari lumayan.

Keduanya segera memamerkan gigi mereka yang putih.Dalam penderitaan ternyata mereka masih bisa tersenyum seperti itu.

Dasar bocah yang mudah di puas kan.

"Hem Ayo jalan pejaga pasti tidak akan puas jika kalian terus berhenti di sini"kata Gu winjia yang entah kenapa merasa hangat dengan senyum yang diberikan oleh keduanya.

Mereka berdua masih anak-anak.

Kasihan sekali.

Gu winjia mendesah dengan hati baik yang dia miliki saat ini. Dia juga tidak bisa menghentikan dirinya untuk memberikan sekantong air.

"Ambil dan minum lah"katanya.

Anak kelima dan adiknya tidak mengambil tapi melirik sebentar.Sekarang kantong air ini adalah sebuah kemewahan.Tidak mudah untuk Kakak tertua menyimpan ini dari mata ibu Murong Bai.Jadi mereka segera menolak.

"Tidak usah,aku belum haus"bisik Anak ke enam dengan menelan air liur nya sendiri.

Tapi Gu winjia tidak bodoh,dia malah senang dengan jawaban ini .Bukan kah ini artinya mereka berdua masih memiliki hati nurani.

Paling tidak mereka masih bisa di perbaiki.

Dan sekarang dia juga tidak kekurangan bahan makanan apalagi air.

Bukankah dia sudah membeli banyak kantong air semacam ini yang sebenarnya sudah diisi penuh sebelumnya.

"Jangan bohong,ambil dan minum dengan cepat.Jangan sampai mereka tau.Lagipula aku masih ada yang lain di sini"Katanya dengan sengaja menepuk nepuk perut nya, seolah olah dia menyimpan beberapa hal di sana.

"Kakak?"

Mereka berdua terkejut melihat Gu winjia masih menyerahkan kantung air tersebut. Beberapa orang pernah memarahi diri sendiri karena tidak membeli kantong air sebelumnya di ibukota.

Ini memang bukan musim panas tapi jelas mereka yang berjalan di alam liar seperti ini merasakan kepanasan. Selain dari makanan mereka juga butuh dengan air.

Tapi siapa sangka Kakak tertuanya sebenarnya menyembunyikan harta itu. Pantas saja dia masih terlihat segar bugar jika dibandingkan dengan orang lain.

"Kakak tertua, terima kasih."kata Gu lenglei yang tidak lagi menahan diri.Kapan dia tidak tau jika Kakak tertua sebenarnya sebaik ini.

Bukan saja membenci tapi dia berinisiatif untuk membantu n

Tapi sekarang dia juga menyerahkan kantong air penyelamat hidup ini pada mereka tanpa berpikir.

Oh apakah mereka selama ini buta?

Kakak tertuanya sebenarnya adalah orang yang baik.

"minum saja sebelum aku berubah pikiran"

Kedua Kakak adik itu masih tidak percaya mereka akan diberikan berkah dengan kantong air yang masih terisi penuh. Tapi sekarang bukan saatnya untuk munafik dan menolak bantuan orang lain.

Jadi mereka menggangguk kepala dan diam-diam berpikir untuk membalas jasa Kakak tertuanya ini di lain waktu.

Keduanya tidak sempat untuk menangis mereka meminum airnya secara diam-diam. Hanya beberapa teguk,setelah itu mereka menyimpannya lagi dalam pakaian.

Sementara Gu winjia berjingkrak jingkrak di sepanjang jalan dengan semangat.

Ini bukan dia di hari biasa oke.

Hatinya sudah tergerak oleh kebaikan dua anak. Jadi dia tidak akan tanggung-tanggung dalam memberikan bantuan.

Nenek tua yang bau itu sebenarnya kelaparan, di samping dia mengalami serangan panas.

Dia ingin memberi makan dua anak laki-laki tersebut .Tapi tidak mungkin juga mengambilnya dari ruang angkasa. Meskipun dia sedang berbaik hati tapi tahukah kau jika hati nurani manusia ada sesuatu yang tidak bisa ditebak.

Karena itu dia pasti tidak melakukan segala sesuatu yang bisa membuat orang-orang menjadi curiga.

Jadi ketika dia berjalan sebenarnya dia menemukan beberapa tanaman liar yang bisa dimakan.

Ini mirip seperti pakis liar dan sebagainya.

Kau tahu ada juga beberapa bunga yang bisa di makan dengan sedikit rasa manis.Akar ilalang juga bagus untuk serangan panas.

Jadi dia mengambil segala sesuatu yang dia kenal di masa lalu sambil bersenandung kecil.

"Kakak tertua, untuk apa ini?"Tanya anak keenam yang penasaran.Dia masih berkeringat karena sedang mengangkat tandu.

Gu winjia menatap nya sebentar dengan iba.Dia berkata,"Ini semua makanan.Nanti rebus ini sebentar, setelah mendapatkan jatah mu, tinggal di campur dan kau bisa kenyang"

"Ah apakah benda benda ini bisa di makan?"Bukan Gu lenglei yang bertaya tapi orang lain yang mendengar Gu winjia berbicara.

Dia juga tidak cukup makan, melihat benda benda ini sebenarnya adalah sayuran liar,dia merasa tidak yakin tapi masih ingat mencoba.

Gu winjia tidak pelit,dia segera mempopulerkan nama nama sayuran liar tadi.Meski rasanya sedikit pahit dan astringent tapi masih bisa di cerna oleh tubuh kok.

"Jika khawatir pahit, rebus lah dua kali dan buang air nya setelah itu.Baru tambah kan bubur bagian mu.Pasti rasanya tidak akan buruk" jelas nya lagi.

Beberapa orang merasa itu masuk akal.Mereka segera berlari kecil di pinggir jalan.Pada akhirnya beberapa orang merasa kagum dengan pengetahuan Gu winjia.

Termasuk dengan Gu lenglei dan adik nya yang tidak bisa ikut mencari sayuran liar karena masih harus memegang tandu.

Gu lenglei dan adik nya lahir di mansion. Meskipun mereka lahir dari seorang selir tapi perawatan mereka cukup bagus karena mereka adalah laki-laki.

Tapi di benak mereka,mantan Gu winjia sebenarnya memiliki Ibu yang berasal dari kalangan bawah. Entah apa yang terjadi , tapi kakak tertua itu benar-benar mengenal beberapa sayuran liar yang bisa dimakan.

Apakah ini pengetahuan yang sudah diajarkan oleh ibunya dulu ?

Entah lah .

Sementara itu keluarga gu yang sudah berjalan jauh di depan, sama sekali tidak menyadari keberadaan Gu winjia dan yang lain.

Seperti Murong bai, saat ini dia sedang memegang sejumlah uang sebagai tugas. Jika 4 orang yang tertinggal itu mati artinya uang tersebut bisa menghidupi mereka lebih lama lagi.

Jadi sebenarnya tidak ada yang dirugikan jika wanita tua itu mati lebih awal.Oh juga anak laki-laki keluarga Gu.

"Keluarga Gu apa? sekarang aku harus menyingkirkan bibi Fang dan nona ketiga, mereka orang rendahan , sudah sewajarnya memberikan jalan untuk anak anak ku"pikir nya dalam hati.

Dipikirannya saat ini dia sudah benar-benar menyingkirkan 4 orang dari keluarga Gu tersebut termasuklah ibu mertua nya.

Saat ini dia benar-benar sedang menyusun rencana bagaimana caranya bisa dia menyingkirkan dua yang lain.

Siapa suruh mereka tidak mau mengalah dengan Gu furong?jika mereka begitu tidak berguna, maka tidak ada pentingnya untuk mempertahankan mereka lagi di sisi.

Setelah itu kehidupan mereka di perbatasan nanti dijamin.

Hanya dia dan anak-anaknya dan juga uang ini.

Bibi Fang dan nona ketiga,hum.

Segera sebuah rencana yang bagus sudah disusun rapi di otaknya yang encer. Dia juga sudah berpikir untuk membeli sebuah rumah sederhana dan menjalankan toko kecil dengan uang ini.

Intinya segalanya harus di hemat sedemikian rupa.