Rhea tak pernah berpikir bahwa dia akan menjalani biduk rumah tangga bersama pria yang telah menyelamatkan adik nya. Edgar, pria misterius dengan identitas ganda yang terlibat skandal kumpul kebo dengan Rhea akibat kecemburuan dan jebakan tetangga jahat di komplek kediaman Rhea, harus menikah dengan Rhea setelah dijebak tidur satu malam dengan gadis itu.
Identitas Edgar yang tidak biasa mempersulit keadaan, sedang Rhea sendiri memiliki banyak masalah dalam hidupnya. Semuanya terkuak perlahan-lahan bersama dengan perjalanan cinta mereka yang mengejutkan.
Mereka memiliki dendam yang sama terhadap seorang wanita yang telah menghancurkan kehidupan mereka.
Benih-benih cinta tumbuh tanpa di sadari.
" Aku tidak percaya cinta! aku tidak akan pernah jatuh cinta!" ucap Edgar yang tanpa sadar menatap Rhea penuh cinta.
"hahahah... apa itu cinta? sejak aku lahir aku tidak mengerti dan tidak mau mengerti!" ucap Rhea sembari menyiapkan bekal penuh rasa cinta untuk suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 23
"Arrkhhhh..... toloooong aku!!!!" teriakan menggelegar Xavier sampai ke telinga Edgar, David dan para medis di rumah sakit itu.
Rhea tampaknya tidak sadarkan diri, dia seperti perempuan yang kehilangan kewarasannya sampai dia menggigit lengan kekar milik Xavier.
" Uwahah...roti empuk!!!" teriak Rhea sambil membuka mulutnya dan...
Hap!! Krekk!!!
digigitnya kuat-kuat lengan pria itu sampai berbekas.
" Arrkhhh dasar wanita sinting, lepaskan aku!!!" pekik Xavier yang berusaha keras mendorong tubuh Rhea dari dirinya.
" Roti... Hihihi... Roti... Roti.... Aku mah Roti!!!!" gumam Rhea sambil tertawa cekikikan.
Brukkk!!!
Xavier mendorong tubuh gadis itu dari dirinya, " Apa-apaan dirimu, dasar perempuan sinting!!" kesalnya sambil mencengkram wajah Rhea.
Namun sialnya, Xavier malah terdiam membeku kala menatap wajah Rhea.
Rhea terpaku bagai kehilangan rohnya, matanya terbuka, pandangannya kosong, tapi dia terus bergumam seolah tidak sadarkan diri.
"Othottt... Otot.. otot enak..otot empuk... Aku mau...nyam.. Nyam nyam..."
"Kesurupan!! Dia kesurupan!!!" Xavier sontak menjauh dari Rhea dengan wajah panik. Badan nya saja yang kekar, melihat perempuan kesurupan dia sudah ketakutan.
" Rhea, Xavier, ada apa ini!!!" Suara Edgar terdengar.
Tampak Edgar berlari menuju kantin bersama Dokter Red, David dan beberapa petugas rumah sakit.
Mereka terkejut bukan main melihat kondisi Xavier yang berantakan, tanpa pakaian atas, bahkan dada, perut, dan lengannya penuh bekas luka akibat ulah nona cantik berambut biru yang entah terkena setan apa.
Edgar segera menghampiri Rhea dengan wajah panik," Xavier, apa yang kau lakukan padanya!?" tanya Edgar sambil menatap pria itu dengan tajam.
Xavier menggelengkan wajahnya dengan raut cemberut," ma-mana ada, aku malah di serang perempuan sinting ini!"
" Dari mana dia datang, kenapa menyerang ku, arrkhhh sialan, sakit tau di gigit monster gila!!" protes Xavier.
" Dia hampir memperkosaku kalau kalian tidak datang!!" protes Xavier seraya menyilangkan kedua tangannya di depan dada, dan meringkuk seolah dia korban padahal dia juga menggoda Rhea barusan.
Edgar menatap wajah Rhea, gadis itu sudah menutup matanya lagi, tetapi mulutnya terus bergumam dan kedua tangannya terus bergerak seolah sedang berusaha menjangkau sesuatu.
" Otot... Otot... Heheheh... Otot enaaakk.... Otot... Aku mau otot!!" gumam Rhea di tengah mimpinya yang menghanyutkan.
Edgar terhenyak, dia mengedipkan kedua matanya berkali-kali saat dia mengetahui penyebab gadis itu bertingkah aneh.
" Apa yang terjadi padanya!? Periksa dia Red!" ucap David seraya menatap gadis berambut biru itu.
Red mendekati Rhea dan memeriksa keadaannya.
Red terkejut, ini cukup mengejutkan," Somnabulisme atau biasa disebut sleep walking, gadis ini benar-benar membuat kericuhan bahkan saat sedang tidur hahahhahahaha....." Red tertawa terbahak-bahak sambil melemparkan pandangannya ke arah Xavier.
" Prrffhhh hahahahhahah...." bahkan Edgar ikut tertawa. Dia sudah mengetahui hal ini. Namun yang dia saksikan di kediaman Rhea tidak sampai separah ini.
Rhea memang memiliki gangguan tidur berjalan, tetapi biasanya Rhea hanya akan berdiri mendekati pintu kamar lalu kembali tidur dan bergumam tentang otot kesukaannya.
" Bahahahhahaha......" Edgar tertawa terbahak-bahak, melihat dia tertawa yang lain juga jadi ikut tertawa selain Xavier yang benar-benar syok karena serangan mengerikan dari Rhea tadi.
" Siapa dia !? kenapa dia jadi gila! Jangan-jangan dia berpura-pura!!" protes Xavier sambil menatap Rhea dengan kesal.
Edge menggelengkan kepalanya sambil tertawa cekikikan," Aku sudah melihat ini, tapi kali ini lebih parah hahahah...."
" Kang Asep, asal kau tahu dia ini pecinta otot, otot apapun akan dia lihat dengan mata berbinar-binar, jadi saat berada di dekatnya, kusarankan kalian memakai pakaian longgar kalau tidak mau jadi korbannya," ucap Edgar seraya mengangkat tubuh Rhea dalam pangkuannya.
Xavier mendengar kesal, cepat-cepat dia memakai kaosnya, betapa apes dirinya saat diserang oleh pecinta otot itu.
" Hahahah.... Sepertinya musuh alami si pecinta beha sudah muncul," celetuk Red sambil mengejek Xavier.
Pertemuan pecinta bra dan pecinta otot yang sangat mengejutkan. Membuat seisi rumah sakit tertawa karenanya.
" Sialan, dasar gadis gila, awas saja kau berani menyentuhku!!" kesal Xavier.
Grepp!!
Tiba-tiba tangan Rhea mencengkram lengan pria itu, sambil bergumam tak jelas memanggil otot kesukaannya.
" otot... otot....aku mau otot yang banyak ahhahahaha...."
ptass...
Xavier menepis tangan Rhea dari lengannya, ditatapnya gadis itu dengan tatapan horor," dasar gadis mesum!!!" kesal Xavier sambil berlari dari sana dengan langkah terbirit-birit.
Di saat yang sama beberapa gadis melewati Xavier, membuat mata Xavier terbelalak melihat mereka.
Senyuman manis muncul di wajahnya," Hellow para ladies, bolehkah aku melihat bramu!?" goda nya sambil melambai dan mengedipkan sebelah matanya.
pranggg... Plakk.. Bughh!!!
" DASAR PRIA MESUM BERENGSEK!!!" Pekik para gadis itu setelah berhasil memukuli Xavier hingga babak belur.
" Prrtthh bahahhahahaha...." Tawa menggelegar terdengar di sepanjang lorong rumah sakit.
" Kau juga sama pekoknya dengan gadis ini!!" ucap Edgar.
Pria itu sangat jarang tertawa, sampai membuat David, Red dan Xavier menyadari perubahan kecil pada diri Edgar.
Edgar yang selama ini hidup dalam dendam dan polemik keluarganya tidak pernah tertawa sepuas ini. Tetapi hanya karena tingkah gadis berambut biru itu, gunung es yang sudah membeku ribuan tahun itu berhasil cair menjadi bentangan samudera yang menghanyutkan.
"Dia benar-benar bisa tertawa," batin David.
" Ku pikir aku tidak akan bisa melihat tawa si keparat ini untuk selamanya, tapi dia tertawa bahagia karena gadis itu, " Xavier menatap Edgar sambil tersenyum penuh haru.
" Hahh... agar-agar jelly drink, sepertinya aku memang menemukan partner Lamaku dalam membuat kerusuhan!" celetuk Xavier.
Edgar mengernyitkan keningnya sambil menatap Xavier," Dari mana kau tahu panggilan konyol itu!?" tanya Edgar heran.
" Kau cocok dipanggil seperti itu hahahhaha..." Balas Xavier.
" Kang Asep, sepertinya kedepannya hidup kita akan penuh warna," ucap David.
" Heheheheh... Aku tidak sabar, aku ingin membuatnya menyesal atas apa yang dia lakukan padaku tadi!!" geram Xavier seraya tersenyum dengan tatapan jahat sambil menggeretakkan jemarinya.
" Awas saja kalau dia sampai terluka Asep!" balas Edgar dengan nada dingin.
Edgar menggendong Rhea menuju kamar di mana Rhea beristirahat. Kamar khusus yang disiapkan untuk Rhea agar gadis itu dekat dengan adiknya yang masih belum sadar sejak terakhir kalinya dia berbicara dengan Rhea.
" Bagaimana kondisi Ahin?" tanya Edgar setelah menutup pintu kamar inap Rhea.
" Kerusakan parah pada pencernaan, juga paru-parunya, selain itu, benturan di kepalanya mempengaruhi kesehatannya, kami sudah melakukan operasi berkali-kali, kita hanya berharap keajaiban datang," terang Red.
Edgar menghela nafas kesal, dia mengepalkan kedua tangannya, di tatapannya kamar itu satu per satu, " Sialan, para keparat itu tidak akan kubiarkan tenang!" ucap Edgar penuh dendam.
Sementara itu di komplek perumahan di mana Rhea tinggal, para penduduk sudah mengetahui berita yang menimpa Ahin.
Kejadian ini menjadi topik pembahasan yang hangat di antara para tetangga. Banyak yang kasihan dengan kondisi Kakak beradik itu.
Kala ibu-ibu sedang bergosip, kebetulan si Jono pria mesum yang diberi pelajaran oleh Abel dan anak buah lainnya lewat dari sana dan tak sengaja mendengar kabar itu.
" Ahin dibully!?" Jono mengerutkan wajahnya.
" Bos... Ini kesempatan besar untuk membalas perempuan itu, dia telah membuat ayah anda mengamuk pada anda, bagaimana kalau kita tambahi penderitaan nya!!" bisik anak buah Jono.
Jono tersenyum jahat, dia mengangguk setuju," Hihihi...kau benar, kita jebak dia, hihihi...salahkan dirimu yang menolak lamaran ku Rhea, akan kubuat kau dipermalukan dan kehilangan kehormatan yang kau jaga-jaga itu, hihihihi....lihat saja!!" geram Jono.
Dendam Jono harus terbalas agar dia merasa puas. Dia tidak akan melepaskan Rhea yang telah dengan berani menolak lamarannya dan sampai membuat ayah Jono memutus semua fasilitas yang dinikmati Jono selama ini.
semangat selalu
author nya memang pintar dalam mengaduk aduk perasaan pembaca nya.
🤭 suka slogan nya no cuan no life, bener nggk nih ya saya nulisnya
semangat berkarya thor