Bukan Dia Tapi Aku Lawanmu

Selama dua hari berkeliling aku belum menemukan toko yang cocok untuk memulai usaha yang akan ku rintis.

Tapi walaupun begitu desain perhiasan yang di inginkan oleh pak James tetap aku buat.

Aku membuat beberapa mode baru yang terinspirasi dari  beberapa hal yang aku lihat akhir - akhir ini.

Ternyata model perhiasan di negara J ini sedikit berbeda dari negara P, jadi aku ingin merombak beberapa hal dan akan menciptakan hal yang lain dari yang lagi viral.

Aku ingin memodifikasi dan mencampur mode dari dua negara tersebut.

Mana tau lebih menarik kerna tidak terlalu menonjolkan ke dua sisi negara.

Aku mengambil jalan tengah.

Setelah selesai menggambar beberpa mode. Aku mengambil poselku dan mencoba melihat - lihat berita apa yang lagi booming di negara ini.

Banyak berita kriminal. Dan ku coba buka akun teman - teman yang dulu aku kenal.

"Ohh, ternyata sudah pada menikah mereka ya" ucapku sambil melihat status mereka yang terbaru.

Bagaimana Bela dan Rio ya, apakah mereka sudah menikah juga? Pikirku.

Setelah lama aku bermain ponsel, ndak terasa perutku sudah berbunyi.

"Ck, aku lupa belanja ke supermarket. Barang - barang yang aku perlukan belum aku beli semua.

Bahan makanan belum lengkap dan juga perabotan dapur masih ada yang kurang" Ucapku pelan karena aku hanya berbicara kepada diriku sendiri.

Ku lihat jam di ponselku, sudah jam 4 lewat,

Aku lupa makan siang.

Setelah aku selesai makan mie instan, aku berganti pakaian karena aku berencana ke supermarket beli perlengkapan dapur.

Aku membuka garasi untuk menaiki mobil baru yang di berikan kepadaku.

"Shit" ucapku spontan.

"So cute " ucapku tersenyum. Aku menatap

Honda Brio kuning di depanku.

Wah, mereka tau aku suka mobil mini.

Hmmm, tunggu? Apakah semua ini ulah bos george atau pak James?

Aku bertanya dalam hati.

"Ck, aku lupa mengabari mereka berdua di sana. Nanti malam aku coba menghubungi, apakah semua ulah mereka? Aku agak curiga."

Aku masuk ke dalam mobil, semua masih terbungkus plastik.

Aku mulai membuka plastik di stir dan kursi kemudi.

Nanti aja yang lain, aku buru - buru.

Dengan santai ku lajukan mobilku di jalan menuju supermarket yang akan aku tuju.

Aku sengaja mencari market yang besar agar kebutuhan yang kucari lengkap di sana.

Awalnya aku mencari penggorengan dan peralatan dapur lainnya.

Kemudian ke bagian sembako dan terakhir di bagian sayuran.

Wah, tidak terasa tiga troli memenuhi belanjaanku.

Ketika hendak ke kasir seorang anak kecil kira - kira berumur 6 tahun hampir menabrakku.

"Hai, gadis kecil, kamu tidak apa - apa?" Tanyaku.

"Tidak apa - apa tante, maaf aku hampir menabrak tante, aku mau sembunyi dari mama makanya aku berlari"

"Lho, kenapa harus sembunyi dari mamanya?"

"Ndak apa - apa tante, cuma main - main saja" jawabnya dengan sedikit menunduk.

"Sheira, sheira !" Teriak seorang wanita.

Anak kecil itu langsung menoleh dan berlari mendekati wanita yang memanggil tadi.

Suaranya seperti aku kenal. Dan ketika aku melihatnya aku terpana.

Sudah lama sekali aku tak melihatnya. Pikirku

"Bella ?!" Tanpa sadar aku memanggil namanya.

Dia pun menoleh dan tak kalah shok denganku tadi.

"Rena, rena, ucapnya sambil mendekat seolah tak percaya."

"Bela, ini benar kamu" ucapku sambil memeluknya yang telah mendekat denganku.

Sementara anak kecil tadi terbengong dengan apa yang kami lakukan.

"Mama, apakah mama mengenal tante ini?"

Tanya nya masih sedikit bingung.

"Ya, ya, ini teman mama dulu semasa sekolah menengah dan saat kuliah"