NovelToon NovelToon
Sang Mantan Istri

Sang Mantan Istri

Status: tamat
Genre:Tamat / Janda / Cerai / Wanita Karir / Kaya Raya / Keluarga / Fantasi Wanita
Popularitas:7.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

Mereka dijodohkan dan berani membuat komitmen untuk berumah tangga. Tapi kabar mengejutkan di ucapkan si pria di usia pernikahan yang belum genap 1 bulan. Yudha meminta berpisah dengan alasan cinta masa lalunya telah kembali.

Delapan tahun berlalu Yudha kembali bertemu dengan mantan istrinya.

Tidak ada yang berubah. Wanita itu tetap cantik dan bersahaja tapi bukan itu yang menjadi soal. Matanya memaku pada seorang gadis kecil berambut pirang yang begitu mirip dengannya.

"Bisa kau jelaskan?"

"Tidak ada yang perlu ku jelaskan!"

"Aku sudah mencari tahu tentangmu tujuh tahun terakhir dan tidak ada catatan kau pernah menikah sebelumnya selain..... apa itu anakku?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Saya tidak menyuruh anda masuk!" tajam kalimat Nilam dengan tatapan dingin menghujam manik Ruliana yang lancang datang ke kantornya hari ini.

Bisa dilihat Nilam jika rahang wanita itu mengeras.

"Jangan sok suci kamu!" tuding Ruliana melangkah anggun melewatinya dan meneliti sekitar.

"Jangan bawa masalah pribadi kesini!"

Ruliana tidak suka dengan tuduhan Nilam meskipun kebenarannya memang demikian.

Semua menatap pada dua orang wanita yang terlihat berselisih paham.

"Ini perusahaan. Saya niat bekerja, bukan adu ego sama kamu."

"Jauhi suami saya!" ucap Ruliana tajam.

Seketika bisik-bisik langsung memenuhi seisi lobi.

Tidak bisa disembunyikan raut penasaran dari wajah-wajah karyawan Nilam.

Merasa menang Ruliana semakin berani untuk menyuarakan isi kepalanya.

"Apa anda tidak malu mendekati laki-laki yang sudah beristri, harusnya anda bisa menjaga marwah anda, masak sosok pemimpin seperti anda berniat menjadi seorang pelakor."

Nilam masih bisa mengontrol diri. Dengan raut datar wanita itu menjawab tanya sinis dari wanita yang menjadi istri mantan suaminya.

"Sikap anda di masa lalu telah mengajarkan saya yang sekarang."

"Apa yang anda katakan?" rona kemenangan itu sedikit berubah.

Nilam menatap pada kuku-kuku jari tangannya.

"Anda takut dengan karma? Sampai berpikir bahwa saya akan membalas apa yang sudah anda lakukan?"

Apa,?

Senyum manis diberikan Nilam pada Ruliana.

"Sayangnya saya memiliki harga diri, tidak seperti anda yang rela melakukan apapun demi merebut suami saya."

Hening.

Suasana lobi yang tadinya riuh karena ucapan Ruliana sebelumnya kini seketika hening.

"Yang harus anda ketahui saya tidak pernah mengemis waktu pada suami anda. Tapi suami anda sendiri yang ingin menghabiskan waktunya dengan putrinya, apa salahnya? Bahkan sebagai ibunya saya merasa tidak berhak melarang anak saya bertemu dengan ayah kandungnya."

Sungguh. Nilam tidak ingin lagi bertemu dengan Ruliana setelah kejadian beberapa minggu saat wanita itu menggila dan melukainya. Sekarang apalagi yang dilakukan wanita itu?

Masih berada di lobi, Nilam mendapat telepon dari Alfaaro. Tidak mungkin Nilam mengabaikan rekannya. Tapi masalah dengan Ruliana juga harus diselesaikan.

"Lanjutkan," titah Nilam saat ponselnya kembali gelap.

"Saya dengar sistem kerja anda cukup menawan di negara orang."

Nilam mendengarkan.

"Di negara sendiri anda lupa, diri." kasar saat Ruliana menjuluki Nilam demikian.

Ucapan Ruliana tidak begitu berpengaruh, sekarang Nilam tahu cara menghadapi wanita dihadapannya cukup diam dan skakmat begitu ada kesempatan.

Ruliana melanjutkan. " Sekalipun suamiku memiliki anak darimu bukan berarti kamu bisa memonopoli suamiku sesuka hati mu."

Tidak lagi anda melainkan kamu.

Wah, wah.

Apa wanita itu waras?

"Anda sedang bernegosiasi?" Nilam tidak menyukai kalimat yang diucapkan Ruliana, sangat ketahuan jika dia begitu ingin dinomor satukan.

"Jangan lupa jika aku ini masih istri sah Yudha."

Nilam tidak marah, dia juga nggak mempermasalahkan hal ini.

Sebuah firasat menang sudah dirasakan sejak pertama kali bertemu dengan wanita ini, angkuh dan ingin menang sendiri.

"Berhenti mendekati suamiku."

"Untuk apa aku melakukannya? Tidak ada untungnya," sahut Nilam.

"Tindakanmu sudah menjadi bukti."

Masih banyak pekerjaan, sudah cukup waktu yang dilayangkan Nilam.

Nilam berlalu setelah merasa selesai.

Tatapan dingin Ruliana mengiringi langkah wanita itu.

Saat sebuah benda berkilau Ruliana lemparkan tubuhnya di dorong seseorang dari belakang, yang membuat benda di tangannya jatuh tak sesuai harapan.

"Daraah!!!" jerit seseorang.

Nilam kaget dan segera memutar tubuhnya.

Seorang wanita dengan tumpukan map ditangannya tersungkur dalam keadaan memprihatinkan.

"Sekuriti!!"

Keadaan lobi kantor mendadak begitu mencekam.

Nilam tidak menyangka jika baru saja menghadapi wanita sakit jiwa.

Wanita itu benar-benar merencanakan untuk melukai Nilam.

Apakah ini termasuk dalam kategori kasus pembunuhan berencana?

********

"Aku mencium aroma dendam disini."

"Jangan membuat suasana semakin panas, David."

"Ini sudah keterlaluan Pak Yudha, istri anda bisa dijerat dengan pasal berlapis, tidak hanya melakukan pencemaran nama baik tapi juga dengan pembunuhan berencana."

Yudha menatap tidak suka pada David. Tapi yang dikatakan pria itu tak sepenuhnya salah.

Lantas bagaimana sekarang?

"Aku yakin ada hal yang memancing kemarahan istriku."

"Semua ada prosedur, jadi tunggu kepastiannya saja."

"Kamu disini untuk membuatku semakin pusing?"

Yudha merasa kejadian ini tidak sepenuhnya salah Ruliana tapi mengingat kejadian beberapa hari terakhir dia juga merasa ragu jika kemarahan Ruliana sebab tekanan Nilam, terlebih disini istrinya yang mendatangi kantor Nilam bukan sebaliknya.

Dua hari berselang, Ruliana masih berada di kantor polisi. Statusnya sudah naik menjadi tersangka.

Tapi wanita itu terus mengamuk membuat petugas lapas kewalahan.

"Istrimu sungguh kekanakan." Maulida melirik putranya yang duduk di ruangannya.

Tidak butuh jawaban. Maulida akan menyelesaikan dengan caranya. Sudah cukup rasanya kelakuan istri Yudha ia sudah kehilangan kesabaran. Wanita paruh baya itu tidak akan membiarkan Ruliana berkuasa dan mendapatkan keinginannya. Tidak akan pernah.

*******

Ditinggal bukan lagi sebuah trauma. Sejak Yudha memilih cinta pertamanya, Nilam bangkit. Masih muda dan harus melewati kehamilan dalam sebuah luka tidaklah mudah. Namun semangat itu datang Kala dari rahimnya lahir seorang anak perempuan yang sangat cantik. Sejak itu Nilam memiliki banyak alasan untuk hidup.

Hari ini Yudha diminta datang ke kantor polisi.

Adalah Yudha yang pertama kali melihat ekspresi Nilam ketika dirinya duduk berhadapan dengan Ruliana.

Bersama Ruliana laki-laki itu berdiri, Yudha sudah mewanti-wanti Ruliana agar tidak bertindak gegabah, kedatangan Nilam kesini untuk negosiasi sebelum kasus ini naik ke pengadilan.

Ruliana menahan napas melihat tatapan suaminya untuk Nilam.

Sementara Nilam bersikap biasa saja, tapi wanita itu tahu Ruliana merasa terganggu.

Tapi tatapan Yudha berubah seketika beberapa detik kemudian pria muda yang kerap ditemuinya di rumah sang mantan istri ikut memasuki kantor polisi.

Alfaaro memegang tangan Nilam ketika langkah mereka sejajar. Dalam balutan dress dengan mode ternama, wanita itu terlihat sangat sempurna. Gulungan rambut memamerkan keindahan leher jenjangnya yang begitu indah.

Yudha melihat juga memperhatikan.

"Anda disini juga?"

Tampak sekali Yudha tidak menyukai kehadiran Alfaaro, sapaannya hanya formalitas belaka.

Alfaaro membentuk sebuah senyum.

"Sebenarnya ini hanya masalah keluarga." Yudha menyindir status Alfaaro.

"Istrimu bukan keluargaku!" sangkalan Nilam membuat rahang Yudha mengerat.

Tujuannya hanya ingin mengusir Alfaaro secara halus tapi Nilam justru membuat lelaki itu semakin merasa menang.

"Karena ini tentang Nilam, dia juga Keluargaku."

Bravo!

Luka terdalam adalah ketika kamu tak mampu melihat dengan mata, dan kesedihan terpendam adalah ketika kamu tak mampu mengucapkan dengan kata-kata.

Tangan Yudha mengepal kuat melihat Nilam membalas senyum pria itu.

Rasanya Yudha ingin menghadiahi rahang keras yang sayangnya terlihat kokoh itu dengan Bogeman.

Tapi Yudha sadar dimana dia sekarang.

1
Nur Yanah
setuju. ibunya sangat bijaksana 🥰🥰🥰
Naila Sakielaputri
polisi kalah sama retno..
evni arie
nilam biikin emosihhh,udh dpt yg baek msh aja galau
Rima baharudin
babang alfa, sepertinya bukan cuma hati nilam yang meleleleh tapi hati para reader juga ikutan meleleh.
so sweet
Ma'e Tinok
ksh kembar thor biar bahagianya dobell 😘😘
Rima baharudin
hah..... enak aj bilang anak haram
lu yang udah ngerebut ayahnya PA
sorry tor ikut emosi
Rima baharudin
ko aku curiga ya, kalo sebenernya si jenar ini udah naksir sama bu boss nya dan sebenernya dia cuma menyamar aja
Alvia Inayati
Luar biasa
Ma'e Tinok
baru x ini bca novel pas sama mau ku sampe ga aku skipp🤭🤭🤭😘
Umi Yanah
Luar biasa
Neni marheningsih
kawus si Yudha... timpuk aja kepalanya Bu pakai teflon
Neni marheningsih
wuuiih Yudha amnesia apa...dasar pasangan gila , si istri gila si suami tak tahu maluu😬😬
Nurhayani Nadasania
Luar biasa
Neni marheningsih
baca dr awal pengin banget nonjok ruliana SM si Yuda Thor 😬😬
Nur Yanah: Aku titip Bogeman wajah dua kali Jambakan rambut sampai botak ☺️☺️☺️
total 1 replies
74 Jameela
ceritanya bagus...
Umun Munawaroh
Luar biasa
3sna
bc sampai bb ini alurnya bagus bahasa percakapn gk kaku,tata bahasa untuk penjelsan jg keren jd kesanny gk bertele2
3sna
jgn lupa jg kalo ada kt kesalahn dr kt lahirny
3sna
tdk dekat tp tak kuat yaa pak lakinya
Yunti Wibowo
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!