Mencinta Suami Cacat

***

"Ada apa kamu kemari?" tanya Pras dengan nada dingin dan datar pada Monica.

"Kenapa? Bukannya dulu juga aku sering kemari? Apa ada yang salah?" Tanya balik Monica yang tidak terima dengan respon yang ditunjukkan oleh Pras.

Respon yang seolah olah tidak menyukai kehadiran wanita itu di dalam rumah nya.

"Mas, lebih baik kita sarapan dulu yuk, sebelum Mas dan Mas wahyu pergi ke kantor," ucap Alina menengahi perdebatan diantara Pras dan Monica.

"Iya sayang, ayo. Tolong bawa aku ke meja makan, ya?" jawab Pras menatap lembut ke arah Alina.

Deg....

Jantung Aline kembali berdetak dengan kencang saat Pras mengucapkan kata 'sayang' dari mulut nya.

Namun, dengan sekuat tenaga Alina pun mencoba bersikap biasa saja. Memperlihatkan jika hal seperti itu sudah biasa mereka lakukan.

Wahyu yang berdiri tidak jauh dari pasangan pasutri itu sempat dibuat tertegun dengan apa yang terjadi pagi ini.

Di mana keduanya majikan nya tiba-tiba saja bersikap romantis dan begitu manis. Ada apa dengan mereka? Apa, mereka sudah baikan? Wahyu bermonolog.

Alina sendiri langsung membawa Pras menuju ke arah meja makan untuk sarapan. Di atas meja makan sudah tersedia beberapa menu yang akan mereka gunakan untuk sarapan pagi ini.

Bahkan di sana sudah ada si kecil Alesya yang tengah duduk di kursi bayi miliknya, tengah menunggu kehadiran orang tuanya untuk sarapan bersama.

Sedangkan Bu Ijah sendiri masih tampak sibuk menyiapkan beberapa perlengkapan untuk para majikannya bersarapan.

"Ayo nona Monic, kita juga kesana untuk ikut sarapan bersama." ajak wahyu pada Monica yang masih berdiri di dekat pintu kamar Pras.

Mendengar ajakan dari Wahyu Monica pun langsung beranjak dari sana mengikuti Ke mana arah Alina pergi dengan membawa Pras bersamanya.

Seperti biasa Alena akan melayani Pras layaknya suami istri sungguhan. Alina menyiapkan terlebih dahulu makanan yang akan menjadi menu sarapan pagi ini untuk Pras.

Sementara Monica dan Wahyu hanya bisa menonton adegan romantis keduanya itu dari jarak satu meter.

"Mbak Monica, Mas Wahyu, Ayo duduk. Kita sarapan bersama," Ajak Alina saat melihat Wahyu dan Monica Hanya berdiam diri di dekat meja makan.

Wahyu langsung mengangguk patuh lalu mengambil duduk tepat berseberangan dengan Pras.

Sementara Monica sendiri duduknya berseberangan dengan Alina. Monica benar-benar tidak bisa memalingkan tatapannya dari sosok pria yang dulu begitu Mencintainya itu.

Wanita tidak menyangka jika posisinya akan digantikan oleh wanita lain yang jauh lebih mudah dari dirinya.

Dulu setelah mendengar kabar meninggal Alisa, Monica berpikir jika kesempatan untuk kembali pada Pras kian besar.

Namun saat Monica kembali, Alangkah terkejutnya Monica saat mendapati jika Pras sudah kembali menikah dengan wanita yang tidak lain adalah adik iparnya sendiri.

Monica benar-benar dibuat kesal dan marah saat mengetahui jika Pras sudah menikah kembali dengan adik iparnya sendiri.

Monica tidak menyangka jika kepergian Alisa masih saja menutup jalan untuk dirinya kembali bersama dengan Pras, karena adanya Alina di antara mereka.

*

*

"Sayang, Mas berangkat ke kantor dulu ya. Ingat kalau ada apa apa segera hubungi Mas,"

Deg...

Pras kembali membuat Alina senam jantung. Dengan mengucapkan kembali nama panggilan yang teramat sangat aneh saat di ucapakan oleh seseorang yang sangat membenci dirinya.

"Iya Mas, hati hati,"

"Sini, bisa menunduk sebentar?" pinta Pras sebelum dirinya benar benar pergi.

Alina menurut, Alina pun berjongkok tepat didepan Pras yang masih duduk di kursi roda nya.

Tangan kekar Pras langsung menangkap wajah Alina lalu tanpa aba aba, Pras membenamkan satu kecupan di kening lalu dibibir Alina.

Sebuah kecupan sekilas namun mampu membuat tubuh ALina menegang sempurna lengkap dengan mata yang membulat sempurna.

"Aku pergi,"

Ucap Pras lagi yang tidak ada respon apapun dari ALina saking shock nya saat Pras tiba tiba saja mencium kening dan bibirnya.

Sementara Monica sendiri hanya bisa menatap penuh rasa geram saat melihat adegan romantis itu. Bahkan kedua tangan nya terkepal kuat hingga buku buku jari jari tangan nya memutih saking kuatnya dia mengepalkan tangan.

"Kenapa kamu malah memilih perempuan itu Pras? Padahal aku masih mencintaimu dan seharusnya posisi itu, adalah milikku," gumam Monica saat melihat bagaimana romantisnya Pras memperlakukan Alina.

Dengan membawa rasa kecewa dan sesak didada.Monika pun akhirnya pergi mengikuti jejak Pras dan Wahyu yang sudah lebih dulu meninggalkan rumah mewah itu.

Sementara Alina sendiri masih Diam membeku di tempatnya. Alina benar-benar sok mendapatkan perlakuan yang begitu manis dari Pras pagi ini.

Alina tidak menyangka jika pria dingin dan menyebalkan itu bisa bersikap semanis itu. Bahkan Alina sampai menyentuh kening dan juga bibirnya untuk memastikan jika apa yang barusan terjadi bukanlah mimpi atau hanya halusinasi dia Semata.

Lamunan Alina tentang apa yang dilakukan Pras pagi ini membuyar seiring dengan sapaan salam dari seseorang yang baru saja tiba di rumah itu.

"Assalamu'alaikum, sayang. Kok pagi pagi sudah bengong di teras? Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" tanya mama Widia yang saat itu tengah mampir untuk memastikan jika ke adaan rumah tangga anak dan menantunya itu baik baik saja.

"Waalaikumsalam, eh mama. Maaf, Mama kapan datang? Kok nggak ngabarin kalau mau ke sini?" tanya Arina sembari melangkah maju menyalami dengan takzim mertuanya itu.

"Tadi Mama ada urusan di dekat sini, ya jadi apa salahnya kalau mamah mampir dulu ke sini. Nggak apa apakan kalau Mama datang?"

"Tentu saja tidak Ma, Alina malah senang Mama datang. Jadi Alina punya teman untuk ngobrol saat menjaga Alesya,"

*

***