Mencinta Suami Cacat
***
"Alin awas,,,"
"Aaaawwwww,,,"
Braaakkkk
Braaakkkk
"Ka_Ka_Kak,,," lirih seorang gadis di penghujung kesadaran nya.
Seketika penglihatan gadis itu pun mulai mengabur lalu detik kemudian semua nya tampak menggelap dan gadis itu pun kehilangan kesadaran nya.
.
***
Di rumah sakit...
Sepasang mata itu mulai mengerjapkan lemah dan perlahan mulai membuka. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah langit langit ruangan dengan cat warna putih dan juga bau desinfektan yang begitu menyengat memasuki indra penciuman nya.
"Eeuuuggghhhh,,,"
Suara lenguhan nya menjadi pusat perhatian dari tiga orang yang kebetulan ada di ruangan itu, yang tengah menunggui nya.
"Sayang, kamu sudah bangun Nak?" suara lembut dari sang Mama mengembalikan kesadaran gadis itu sepenuhnya.
"I_ini dimana Ma? Kenapa kepalaku pusing sekali?" tanya nya dengan suara yang sangat lirih.
"Kamu di rumah sakit sayang, apa ada yang sakit? Mama panggilkan dokter ya,"
Gadis itu pun hanya mampu mengangguk lemah karena memang kepalanya yang berdenyut nyeri saat terbangun tadi.
Dan tidak lama, dokter pun datang bersama dengan satu orang suster yang mungkin akan membantunya dalam melakukan pemeriksaan.
"Bagaimana dokter? Bagaimana keadaan putri saya?"
"Pusing yang terjadi itu adalah efek benturan yang terjadi pada saat kecelakaan. Namun, semua sudah baik baik saja dan keadaan Nona Alin juga sudah mulai stabil. Kini kita hanya tinggal menunggu sampai kondisi nona Alin benar benar pulih,"
"Syukurlah kalau begitu. Terima kasih dokter,"
"Kalau begitu, saya permisi ya Bu. Semoga nona Alin segera pulih dan bisa segera pulang ke rumah."
"Aamiin dok, terima kasih,"
Dokter yang menangani gadis yang baru saja mengalami kecelakaan lalu lintas bernama Alina Dwi Putri Hartono itu pun meninggalkan ruangan rawat inap dimana Alina dirawat.
"Kecelakaan? Aku kecelakaan ya Ma?" tanya Alina yang masih bingung dan masih belum mengingat kejadian naas yang menimpa mobil yang dia bawa malam tadi.
"Iya sayang, mobil yang kamu bawa tergelincir hingga menabrak pembatas jalan lalu terguling Nak. Apa kamu tidak mengingatnya, sayang?"
Alina pun termenung sejenak, mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam pada dirinya hingga berakhir di rumah sakit.
Dan seketika mata Alina pun membulat sempurna kala ingatan itu kembali dan Alina mengingat apa yang terjadi pada dirinya semalam.
"Kakak, Ma, Kakak Ma. Tolongin Kakak, kakak berdarah Ma, Kak Pras juga semua nya berdarah Ma," mama Tari langsung memeluk Alina yang langsung menangis histeris saat mengingat kejadian tadi malam
Dimana mobil yang dia bawa tergelincir ke bahu jalan dan menabrak pembatas jalan hingga membuat mobilnya terperosok masuk kedalam tebing yan cukup curam dan tinggi.
Beruntung saat itu mobil itu nyangkut di ranting ranting pohon yang tumbuh liar di sana. Hingga mobil yang Alina bawa tidak sampai masuk kedalam jurang.
Evakuasi korban kecelakaan itu pun sedikit mengalami kesulitan karena medan yang memang sulit dijangkau oleh manusia. Namun beruntung, mereka dibantu oleh tim sar yang terus bekerja keras dan berusaha menyelamatkan korban.
Meski hasilnya, satu orang dari tiga korban tidak bisa diselamatkan karena mengalami pendarahan hebat saat tiba di rumah sakit. Namun tiga yang lain nya bisa diselamatkan termasuk bayi yang ada didalam kandungan sang ibu yang saat itu mengalami pendarahan.
Setelah mengingat kejadian yang membuat nya masuk ke rumah sakit, Alina pun terus saja menangis histeris dan susah untuk ditenangkan, hingga membuat Mama Tari akhirnya memanggil kembali dokter untuk menenangkan sang anak.
*
*
Sementara di ruangan lain, tampak seorang ibu masih terus saja menangisi putra tunggalnya yang masih terbaring tidak sadarkan diri pasca mengalami kecelakaan saat akan mengantarkan istrinya yang akan melahirkan.
"Bagaimana ini Pa? Kenapa Pras masih belum sadarkan diri?" tanya mama Widia pada sang suami yang selalu setia menemani nya menunggui sang anak yang masih belum juga sadarkan diri.
"Tenanglah, semua pasti akan baik baik saja. Kamu harus kuat, sekarang ini,bukan hanya Pras yang membutuhkan perhatian kita. Tapi juga cucu kita Ma, jadi kamu harus kuat dan tegas demi mereka berdua," bujuk sang suami yang sebenarnya merasakan hal yang sama dengan sang istri.
Namun dia mencoba bersikap tenang dan tegar. Toh dengan menangis tidak akan merubah apa yang sudah terjadi saat ini.
"Lalu, bagaimana keadaan Alina Pa? Mama belum sempat melihat gadis itu. Dia pasti shock banget saat tahu jika Alisa sudah tiada,"
"Alina mengalami depresi ringan dan saat ini tengah ditangani oleh dokter dan juga psikolog. Gadis itu terus saja menangis menyalahkan dirinya sendiri atas insiden ini. Melihat Alina yang seperti itu, Papa jadi kepikiran dengan Pras. Tidak bisa Papa bayangkan, akan bagaimana nantinya dengan Pras saat dia tahu jika istri yang sangat dia cintai sudah tidak ada lagi di dunia ini."
"Mama juga masih memikirkan bagaimana cara kita menyampaikan berita duka ini, Pa,"
Kedua orang tua dari pria bernama Prasetyo Hadi Wiratama itu tampak menghela nafas panjang mereka. Entah akan semarah apa nanti Pras saat tahu jika sang istri tidak bisa di selamat kan dari kecelakaan yang menimpa mereka.
*
*
"Sayang, makan dulu yuk. Kamu harus makan agar bisa minum obat Nak," bujuk mama Tari yang lagi lagi dijawab sebuah gelengan kepala oleh putri bungsu mereka, Alina.
"Adek mau ikut Kakak Ma, Kakak pasti kesepian dan ketakutan di sana sendiri." lirih Alina yang mulai meracau aneh lagi.
Hubungan kakak beradik itu memang sangat baik dan sangat dekat. Keduanya saling bergantung pada masing masing. Bahkan, setelah Alisa menikah pun Alina dan Alisa tetap terlihat kompak dan masih selalu bersama sama disaat mereka bepergian. Itulah yang membuat Alina begitu shock saat mendapati kabar jika sang Kakak yang lebih tua dua tahun darinya itu sudah meninggal dunia, hingga membuat gadis itu sedikit depresi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-08-01
2
Dia Amalia
maraton kk baca bab karya²mu☺️☺️☺️
2024-07-10
0
Hilmiya Kasinji
ijin baca kak. baru awal SDH mewek ak
2024-07-08
0