Hi Kak .... Aku hadir lagi nih, jangan bosan ya untuk selalu ikuti cerita aku🥰🥰🥰🥰
Kehamilan di usia lanjut membuat Sonia harus angkat kaki dari rumah suaminya. 20 tahun dirinya mengarungi bahtera rumah tangga bersama Dion Wiratama akhirnya harus berujung pahit, gara-gara suatu malam yang Sonia pun tidak tahu menahu dan tidak ingat sama sekali, kapan dia berhubungan dengan seorang pria, sedangkan Dion sendiri sudah di vonis impoten karena sebuah kecelakaan tiga tahun yang lalu.
Apakah Sonia mampu membawa kehamilannya ini sendiri ataukah ada pengeran berkuda putih yang nantinya akan menerima Sonia??
Nantikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sonia Kelelahan
Keesokan harinya, mentari di pagi hari turut menyambut semangat pagi ibu hamil itu, di pagi ini Sonia sudah bersiap mendatangi lokasi yang sudah diarahkan oleh temanya itu, di sini Sonia menyewa tempat yang memang cukup strategis lokasinya.
Dia bukan sekadar wanita paruh baya saja, akan tetapi dia juga seorang ibu hamil yang dipaksa kuat seperti bumi yang menumbuhkan kehidupan,
dan langit yang dipaksa tetap biru meski hujan badai datang bergantian.
Mereka bilang aku harus kuat.
Bahwa perut yang membuncit tak boleh menghalangi langkahku meniti tangga kesuksesan. Menekankan aku untuk mengerti, bahwa rasa mual bukan alasan untuk mundur,
dan letih bukan pembenaran untuk berhenti bermimpi.
"Aku harus tetap kuat mesti pada kenyataannya hatiku rapuh dan aku tidak akan menjadikan hal ini sebagai alasan diriku untuk terpuruk, hidup masih terus berjalan dan akan ada angan yang nantinya akan aku rajut bersama anak-anak," gumamnya tanpa berisik.
Di sini Sonia langsung menyuruh tukang untuk membersihkan tempat jualannya dan juga sedikit memoles dinding-dinding tersebut agar terlihat lebih fresh kembali.
"Ibu, ini barang-barang sudah mulai datang sebaiknya di taruh dimana dulu?" tanya Pak Karsa dengan sopan.
"Sebaiknya di taruh dulu di luar, karena di dalam masih tahap renovasi Pak," sahut Sonia begitu ramah.
"Baik Bu," ucap pria paruh baya itu.
Sonia pun mulai ikut andil mengecek semua barang-barang yang datang, karena khawatir ada yang kurang sesuai, setelah semuanya sudah di cek Sonia mulai merasa barangnya sesuai dengan apa yang di pesannya.
Setelah semuanya hampir selesai Sonia mulai menyuruh anak buahnya untuk menata bangku di pelataran outlet nya dan dia juga menyuruh sebagian karyawan untuk memasang lampu balon yang menggantung agar ketika malam tempatnya ini menjadi indah.
Segala hiasan dinding dan juga lampu-lampu yang menjuntai indah sudah hampir selesai di pasang, dan tukang cat yang ada di dalam sana sudah selesai tinggal tunggu kering saja.
Saat ini anak buah Sonia bertugas untuk membersihkan lantai di dalam outlet tersebut hingga bersih karena semua perkakas dan juga bangku-bangku cantik ada di tata di dalamnya.
"Ayo semua, setelah lantainya bersih kita pasang bangku-bangku cantik itu di dalam, dan juga perkakas untuk peralatan masaknya nanti," tutur Sonia dengan semangat yang membara.
*******
Sore itu mentari mulai bersembunyi di balik awan kelabu, dan semburat jingga pun mulai menyembur, Sonia pun mulai merasa lelah, sebenarnya wanita hamil seperti dia tidak boleh kelelahan, akan tetapi semangat juang yang haus akan kesuksesan tengah memenuhi jiwanya.
Sonia pun mulai meninggalkan tempat kerjanya yang besok sudah siap dibuka, bahkan satu Minggu sebelumnya Sonia sudah melakukan promosi di berbagai sosial media dengan harga promo.
Ketika Sonia hendak melangkah menuju mobilnya tiba-tiba saja tubuhnya terjatuh begitu saja di lantai paving.
Orang-orang yang ada di sekitarnya mencoba untuk menolong Sonia, meskipun tubuhnya sudah terjatuh dan matanya sulit untuk dibuka akan tetapi dia masih bisa mendengar suara orang-orang di sekitar yang sedang menolongnya.
Saat ini Sonia mulai dibaringkan ke kursi panjang, setelah itu mereka ada yang menaruh minyak aroma terapi di pelipis ibu hamil tersebut, suara Sonia tercekat, dia tidak sepenuhnya pingsan akan tetapi mulutnya masih terbata.
"To- long hubungi keluargaku," ucap Sonia dalam keadaan setengah sadar.
Orang-orang tersebut mulai membuka tas Sonia untuk menghubungi keluarganya, beruntung nomor Sonia tidak menggunakan kode sehingga mereka bisa membukanya dan mencari nomor di dalam kontak ibu hamil tersebut.
Setelah di gesek salah satu pria itu menemukan kontak yang bertuliskan suami, sehingga orang tersebut mulai menghubungi nomor tersebut.
"Sonia, ada apa kau menelponku?" tanya Dion dengan nada yang cukup datar.
"Pak, apa anda suami dari ibu yang sedang pingsan ini," ucap suara pria di seberang sana.
"Memangnya kenapa?"
"Tolong Bapak, sayang di jalan Mawar, di sini istri Bapak sedang pingsan, mungkin karena kelelahan," ujar pria asing itu.
"Oh baiklah kalau begitu tunggu saja," sahut Dion dengan cepat mematikan telepon tersebut.
Dion merasa terkejut akan kabar tersebut, tanpa basa-basi pria itu langsung berlari ke bawa untuk menuju garasi mobil
Setelah itu Dion langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, dalam benak pria itu menyimpan penyesalan yang tidak bisa terungkap, meskipun dia sadar ini tidak bisa terulang kembali bahkan diapun tidak berhasil meluluhkan kembali hati wanita yang pernah singgah di dalam hidupnya selama 20 tahun itu.
"Son, maafkan aku mungkin hanya dengan ini caraku menebus kesalahanku," ucap Dion sambil fokus ke arah jalanan.
******
Mobil Dion sudah sampai di depan outlet Sonia pria itu langsung terkejut melihat kerumunan orang-orang yang sedang menolong istrinya itu, sehingga membuat dirinya harus melewati kerumunan tersebut agar bisa mendekati istrinya.
"Pak tolong minggir dulu wanita pingsan itu istriku," ujar Dion.
Seketika orang-orang tersebut mulai membelah jalanan membuka akses jalan untuk Dion agar bisa melihat istrinya dan membawanya ke rumah sakit segera.
"Pak lebih baik di bawa saja ke rumah sakit, agar Ibu ini segera mendapatkan pertolongan," ujar salah satu orang tersebut.
"Baiklah Pak, kalau begitu tolong beri saya jalan agar bisa membawa tubuh istriku, dan sekali lagi aku berterima kasih kepada kalian semua yang sudah menghubungi ku," pinta Dion.
Saat ini Dion mulai membaringkan tubuh Sonia di kursi depan yang sedikit agak si turunkan agar sejajar dengan punggung Sonia, setelah di rasa cukup aman Dion pun langsung mengendarai mobilnya.
Di perjalanan ... Sejenak tatapan Dion mulai beralih ke wajah istrinya. Ada rasa bersalah tatkala dirinya mulai memandang wajah teduh Sonia, segala bayangan pengkhianatannya kini mulai menari-nari di dalam ingatannya, dan rasa bersalah itu kembali muncul.
"Son maafkan aku," ucapnya seolah menggantung.
Akan tetapi di sisi lain ego itu kembali menyerang tatkala ia teringat sikap keras istrinya yang menolak untuk bersama lagi.
"Sonia, andai kau tahu, aku sudah benar-benar menyesali semuanya, tapi apalah daya, kau terlalu menghakimi kesalahanku sehingga kau tidak melihat kebaikanku selama ini," gumam Dion yang terdengar begitu egois
Mobil sudah berhenti di res area rumah sakit, segera Dion membawa tubuh istrinya itu sambil berteriak.
"Suster ... Tolong bawa istriku," ucap Dion.
Dan tidak lama kemudian suster datang langsung membawa brangkar, untuk membawa tubuh Sonia ke ruang UGD.
********
Saat ini Sonia sudah dibawa ke ruang UGD, tim medis mulai memberikan penanganan pertama untuk memeriksa tubuh wanita hamil itu.
Setelah pemeriksaan Sonia mulai membuka matanya perlahan.
"Aku di mana?" tanya nya dengan pandangan yang sedikit kabur.
"Kau ada di rumah sakit Son," sahut Dion.
Seketika Sonia mulai membelalakkan matanya ketika mendengar suara yang dulu pernah singgah di hatinya bertahun-tahun.
"Kenapa ada kamu?" tanya Sonia, datar.
Dion merasa tersinggung ketika melihat wajah Sonia yang seakan tidak menginginkan kehadiran dirinya yang sudah menolongnya.
"Tadi aku di telepon oleh salah satu warga yang menolong mu katanya kamu pingsan dan akhirnya aku langsung datang, Son ... Jangan seperti ini terus aku tahu aku salah akan tetapi aku juga berhak menolong mu, apalagi sekarang kau tengah mengandung anakku," ucap Dion.
Seketika Sonia hanya bisa menatap nanar wajah pria yang masih sah menjadi suaminya itu.
"Terima kasih sudah menolong, dan sekarang kamu boleh pulang, aku bisa jaga diriku sendiri kok," ujar Sonia, dengan santai.
"Kau mengusirku?"
"Bukannya kamu sendiri yang bilang tidak mau terlibat dalam urusanku, jadi lebih baik kamu pulang saja," sahut Sonia.
"Aku tahu aku salah Son, tapi aku benar-benar menyesalinya, dan tolong beri aku sedikit ruang untuk memperbaiki semuanya," pinta Dion.
"Sudah terlambat Mas, aku sudah belajar mencoba melupakan, karena biar bagaimanapun kau merupakan pria yang pernah bertahta di hatiku, akan tetapi rasa cintaku sudah pergi bersamaan kau mengusir ku di saat aku sendiri saja bingung siapa sebenarnya pemilik janin ini," ungkap Sonia.
Dion pun merasa menyesal, bahkan penyesalan ini tidak mampu mengobati hati Sonia, yang begitu terluka karena ulahnya.
'Jika memang keberadaanku membuat hatimu terluka, lebih baik aku pergi saja jauh dari hadapan mu, tenang saja Son, sebentar lagi aku akan pergi bersama anak kita,' batin Dion.
Bersambung .....
bonusan dong ya...xixi
sehat selalu n terus berkarya Thor....