Sekuel Need A Bride
🍂🍂
.
Menikah dengan kakak angkatnya sendiri, tentu tidak pernah ada dalam bayangan seorang Quuenara Angelistya, biasa dipanggil dengan sapaan Ara. Gadis yang masih duduk di bangku sekolah tersebut terpaksa menerima takdirnya yang tiba-tiba saja sudah menikah dengan kakak angkatnya sendiri.
Sementara itu, pria yang tiba-tiba saja dipaksa menikahi adik angkatnya sendiri, jelas memberontak. Akan tetapi orang tuanya memegang rahasia besar Ryu, yang jelas tidak ingin terbongkar. Sehingga Ryuga Antonio Rayyansyah, putra tunggal dari pebisnis terkemuka tersebut tidak bisa berkutik selain menerima pernikahan tersebut.
Akankah rumah tangga mereka berjalan lancar? Sementara Ara sendiri tidak tahu suaminya siapa dan seperti apa. Di tambah lagi Ryu dan Ara tidak pernah bertemu selama sepuluh tahun terakhir. Sebab, Ryu memilih tinggal bersama tantenya yang ada di Kanada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMKA. Di Rumah Komik
Bab. 23
Jelas saja Ara menekuk wajahnya, begitu kesal dengan pria setengah mateng itu. Benar-benar tidak sesuai dengan penampilan juga usianya.
"Ck! Beraninya rebutan sama anak kecil," gumam Ara melirik sinis. Lalu membalikkan badan dan ingin mencari Citra yang entah berada di lorong sebelah mana. "Nggak laki banget jadi orang," gumam Ara lagi seraya melangkah menjauh dari tempat kasir.
Pendengaran Ryu masih sangat normal. Sehingga ia bisa mendengar ucapan Ara dengan begitu jelas. Meskipun gadis itu mengucapkan dengan nasa lirih.
Greb!
Ryu menarik tas Ara hingga membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan hampir saja terjengkang ke belakang. Kalau saja tangan Ryu tidak kuat menahan tubuh Ara.
"Apa lo bilang tadi? Nggak laki?" tanya Ryu seraya menaikkan alisnya. Tatapan begitu kesal mengarah ke Ara. Bisa-bisanya gadis ini mengatai dirinya seperti tadi. "Coba ulangi." tekan Ryu melangkah maju hingga membuat Ara melangkah mundur.
Sampai-sampai gadis itu menabrak ke rak komik yang berada di belakangnya. Ketika ingin kabur, tangan Ryu bertumpu pada rak dan menghalangi jalan Ara. Sehingga gadis itu benar-benar terkunci sekarang.
"Ulangi lagi," suruh Ryu dengan tatapan yang begitu intens. Membuat Ara panik seketika.
Bukan karena takut, pasalnya ia tidak bisa kabur ke mana-mana kalau sampai mengatakan kalimat tadi. Di tambah lagi tangan pria ini juga terlalu kuat. Ara tidak mau keningnya disentil untuk yang ke sekian kalinya oleh pria ini. Pria yang begitu berani melakukan kekerasan fisik terhadap dirinya. Padahal yang lain juga tidak berani melakukan hal itu kepada Ara.
"Om ... banyak orang loh. Diliat orang, nggak enak. Ntar Om dikira orang jahat beneran. Meskipun memang jahat sih," ujar Ara dengan suara lirih di kalimat terakhirnya.
Membuat Ryu semakin diuji jika berhadapan dengan gadis ini. Lantas, pria itu melangkah satu langkah lebih dekat, hingga Ara begitu mepet ke rak komik yang ada di belakangnya. Bahkan Ara sampai menahan napas, takut-takut jika ia bernapas dan dadanya bergerak, takutnya akan bersentuhan dengan pria yang ada di depannya.
Sementara itu Ryu dengan sengaja melakukannya. Ingin melihat sampai mana gadis ini bisa bertahan. Karena ia tidak percaya begitu saja, jika Ara benar-benar masih polos. Seperti apa yang dikatakan oleh sepupunya.
"Kenapa? Nggak berani? Hmm?" desak Ryu dengan tampang yang sangat menyebalkan di mata Ara. Andai saja kalau tidak ada norma dari tata Krama, mungkin sudah Ara pukul sedari tadi.
Ara pun berusaha sekuat mungkin menahan rasa kesal dan sikap nakalnya. Namun, jika pria ini lebih dulu bersikap kurang ajar, maka jangan salahkan Ara jika dia juga bersikap nakal.
Tanpa pernah Ryu bayangkan, bahkan Ara sendiri juga tidak pernah menduga jika dirinya sangat berani sekali dalam situasi mendesak seperti sekarang.
'Bodoh amat. Salah sendiri dia yang mulai.' batin Ara ketika perasaannya menolak apa yang ia lakukan saat ini. Namun pikirannya benar-benar tidak terima jika dirinya diperlakukan seperti ini.
Dengan perhitungan yang matang, menurut Ara. Gadis itu memberanikan diri mengangkat tangan lalu melingkarkan tangannya di leher Ryu. Meskipun tinggi Ara seratus enam puluh delapan, merupakan tinggi ideal bagi seorang gadis yang masih dalam masa pertumbuhan, namun karena tinggi Ryu lebih tinggi darinya, membuat Ara sedikit menjinjit hingga posisi wajahnya hampir sejajar dengan Ryu. Membuat Ryu terdiam dan menatapnya penuh intens. Apa sebenarnya yang mau dilakukan oleh gadis ingusan ini.
Tidak sampai di sana saja tingkah nakal Ara. Bahkan gadis itu mendekatkan bibirnya ke telinga Ryu dan membisikkan sesuatu. Di mana mereka dalam posisi ini menjadi pusat perhatian pengunjung rumah komik. Mereka tidak berani menegur, hanya perlu menikmati adegan romantis yang sering kali muncul pada komik bergenre romance seperti yang mereka baca.
"Om ... memang kekanak-kanakan. Nggak laki banget," bisik Ara dengan nada sangat pelan namun penuh dengan penekanan di setiap kata yang terucap dari bibir ranum tersebut.
Setelah mengatakan itu, Ara perlahan menjauhkan wajahnya dan menatap wajah Ryu dengan rahang yang semakin tegas. Serta tatapan pria itu begitu dalam ke arahnya.
Ara tersenyum miring mendapat ekspresi Ryu yang seperti ini. Ia merasa sangat puas karena berhasil mengerjai om setengah matang yang bersikap kurang ajar kepada dirinya. Tanpa memikirkan konsekuensi yang dia dapat setelah ini.
Sudah Ryu duga. Jika gadis ini tidaklah sepolos seperti apa yang dikatakan oleh sepupunya. Sebab, jaman sekarang sangat susah sekali menemukan gadis yang benar-benar masih sangat polos. Terlebih lagi penampilan Ara terbilang cukup menarik. Menarik perhatian dan menarik emmm ... anunya.
"Menarik juga," ucap Ryu seraya mengangkat sebelah alis serta tersenyum tipis. Kemudian pria itu melakukan sesuatu kepada Ara.
Bukan hanya Ara saja yang terkejut serta membeliakkan matanya dengan apa yang Ryu lakukan. Bahkan beberapa pengunjung serta kasir rumah komik yang melihatnya pun di buat berteriak histeris di dalam hati mereka. Sungguh, adegan romantis yang begitu nyata ada di hadapan mata mereka sendiri.