Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 23 - Detective Ara
"Aaaa..." teriak Ara seraya menjauhkan tangannya. "Kenapa kau menciumnya seperti itu?"
Ara mengibas-ngibaskan tangannya ke udara, berharap bekas ciuman Zester hilang.
"Dan apa tadi? mencegahmu menikah? Apa kau gila!" kesal Ara.
"Memangnya kenapa aku harus melakukan hal semacam itu?"
Ara melihat jam di pergelangan tangannya, tidak ada waktu lagi, dia buru-buru pergi supaya tidak terlambat karena jam mata kuliahnya kurang dari tiga puluh menit lagi.
Tertinggal Zester sendirian di parkiran, lelaki itu membenturkan kepalanya di kaca mobil ketika Ara sudah pergi.
Zester tengah gamang dengan pernikahannya dan meminta hal bodoh pada Ara.
"Tuan..." panggil asisten Mike yang baru saja sampai.
"Kita langsung pergi!" Zester langsung masuk ke dalam mobil.
Asisten Mike tidak mau terlalu banyak bertanya, dia ikut masuk ke dalam mobil dan menyetir mobil itu ke perusahaan.
Karena sebelumnya asisten Mike sudah memberitahu para staff, mereka datang pagi-pagi untuk menyambut kedatangan Zester.
Saat sampai, salah satu security membukakan pintu dan Zester langsung turun. Lelaki itu melihat para staffnya sudah berdiri berjajar untuk menyambut kedatangannya.
"Selamat pagi, Pak Direktur," sapa mereka.
Zester tidak membalas sapaan para staffnya seperti biasa, dia terus saja berjalan sampai masuk ke dalam lift yang khusus untuknya dan staff tertentu.
"Hah, kenapa sih pak direktur cepat sembuh," gerutu para staff.
Walaupun menggerutu mereka tetap kembali bekerja.
Zester melanjutkan pekerjaannya yang sebelumnya dia kerjakan di apartemen, masa penyembuhan sunatnya terganggu karena para jajaran dewan direksi membuat jadwal rapat darurat untuk membicarakan karyawan yang meninggal karena kecelakaan kerja sebelumnya.
Berita itu sudah berhasil ditutupi jadi mereka harus mencegah hal itu terulang kembali.
"Jam rapat sudah di reschedule setelah jam makan siang, Tuan," lapor asisten Mike.
Zester menganggukkan kepalanya. "Kalau begitu, kau jemput Ara ke kampusnya. Dia harus sudah ada di sini sebelum rapat dimulai!"
"Ruangannya sudah ada, 'kan?"
"Sudah, Tuan," jawab asisten Mike.
Membayangkan melihat wajah Ara saja membuat Zester begitu excited.
Sementara Ara sendiri menjadi tidak konsen saat jam mata kuliah berlangsung. Dia jadi memikirkan permintaan konyol Zester.
"Dasar aneh!" kesal Ara.
Ketika mata kuliahnya selesai, Ara ingin makan di kantin tapi asisten Mike sudah datang menjemputnya.
"Tuan Zester meminta saya untuk menjemput anda, Nona," ucap lelaki itu.
"Aku ingin makan dulu," Ara ingin menolak dan meminta asisten Mike untuk pergi duluan.
"Sepertinya tuan Zester sudah mempersiapkan makan siang," Asisten Mike sedikit memaksa.
"Makan siang? Seharusnya dia memperlakukan aku seperti pegawai magang, dasar tidak profesional," gerutu Ara.
Tidak mau asisten Mike menunggunya, Ara akhirnya mengikuti orang kepercayaan Zester itu.
Ini waktu yang tepat untuk memberitahu Ara mengenai kutukan Zester itu. Lebih cepat gadis itu tahu, lebih cepat masalah impoten tuannya selesai.
"Um, Nona..." Asisten Mike meminta perhatian Ara ketika mereka dalam perjalanan.
"Ada apa?" tanya Ara. Sepertinya ada hal serius.
Dan asisten Mike mulai bercerita tentang hari di mana Zester dikutuk tapi lelaki itu menyangkalnya sampai sekarang.
Sebenarnya Ara juga tidak percaya tentang takhayul seperti itu. Tapi, mengingat adiknya yang mempunyai sixth sense dari kecil, membuat Ara menimbang kembali cerita asisten Mike.
"Bisakah aku minta profil korban kecelakaan kerja itu?" pinta Ara.
"Saya akan memberikannya saat sampai di kantor," jawab asisten Mike.
Lantas kenapa ular Zester hanya bereaksi padanya?
Ara harus memecahkan kasus ini satu persatu.
signature bukan sih?