My Geeky Genius Broker

Beberapa hari berlalu, saat ini Kayra sedang berada di salah satu pusat perbelanjaan di tengah kota bersama Jeni.

Jeni baru saja menunjukkan desain perhiasan yang rencananya akan dia tampilkan saat pameran nanti. Kayra memberi beberapa saran dan masukan yang tentu saja di angguki oleh Jeni.

Usai membahas desain perhiasan Jeni mengajak Kayra untuk berkeliling mall, mencari kafe untuk hang out menikmati cemilan dan minuman segar.

Saat sedang berjalan menuju lantai atas tiba tiba saja terasa seseorang menepuk pundak Jeni dari belakang.

Jeni menoleh dan ternyata si pelaku adalah,

"Kamu ? apa yang kamu lakukan ?" kata Jeni ketus.

"Kebetulan sekali aku melihatmu disini, apa kalian juga ingin masuk ke dalam kafe ?" ternyata itu adalah asisten Jack yang menepuk pundak Jeni, dia bersikap ramah seperti biasanya.

"Ah iya benar, mau bergabung sekalian ? ayo.. " ucap Jeni begitu saja.

Padahal Kayra selalu berusaha menghindari bertemu Jimin dan asistennya, karena pria itu tahu masa lalunya yang hanyalah seorang gelandangan kumal.

Kebetulan Jimin yang baru saja menemui klien di tempat yang sama, bersama asisten Jack juga ingin menyegarkan diri dengan minum es kopi americano favorit mereka.

Jeni dan Kayra duduk bersebelahan, berhadapan dengan Jimin dan asisten Jack yang juga bersebelahan.

Jimin memesan satu cup es kopi americano dan juga cemilan kur aroma kopi, asisten Jack menyamakan apa yang dia pesan dengan Jimin.

Sedangkan Kayra dan Jeni sama sama memesan es capucino rasa jeruk dan beberapa cemilan kue buah.

Sambil menikmati cemilan Jeni membuka percakapan,

"Hari ini senang sekali bisa bertemu kak Jimin dan asisten Jack, " ucap Jeni sopan.

"Kalian berteman ?" tanya asisten Jack pada Jeni, dengan sorot mata tertuju sebentar pada sosok Kayra.

"Ya.. ini Kayra salah satu member ekslusif tokoku, sekaligus teman hang out bareng dan yaa.. kami sangat akrab akhir akhir ini. " ucap Jeni terdengar sangat polos ramah.

Kayra sedari tadi hanya diam dan menikmati apa yang dia pesan, dia tidak menunduk untuk menyembunyikan dirinya, Kayra hanya tidak ingin memancing percakapan yang bisa saja justru jadi boomerang baginya.

"Cuek sekali kamu Kay.. " batin Jimin yang memang sedari tadi mencuri pandang pada Kayra.

Jeni berteman akrab dengan Jack, dan Jack sendiri meski bekerja sebagai asisten Jimin tetapi sejatinya mereka adalah teman kuliah yang seumuran dan seangkatan.

Jadi banyak orang yang menganggap sosok Jimin dan Jack ibarat kombinasi idola muda didunia bisnis.

Jeni sesekali tertawa saat asisten Jack melontarkan candaan. Benar benar suasana hang out yang ringan dan santai,

"Apa kamu tahu Jen ? kalau banyak klien yang sering salah mengira aku adalah bosnya, karena Jimin terlalu pelit senyum hahahaaa.. " menggelikan sekali eskpresi wajah asisten Jack yang memang bisa seimut itu, padahal saat dalam mode bekerja auranya sangat dingin.

"Kamu tertawa bukan karena celotehan Jack, tapi karena ekspresi wajah Jack yang menyebalkan itu kan, haish.. " Jimin kembali menyeruput es kopi americano miliknya.

Kayra sesekali ikut merespon dengan senyuman saat Jeni melontarkan candaan. Tidak terasa sudah hampir setengah jam mereka hang out bareng.

"Eh.. Jeni, apa barang yang aku pesan sudah jadi ?" tanya asisten Jack.

"Sudah sejak dua hari yang lalu, aku coba menghubungi kamu tapi tidak direspon haish menyebalkan sekali.." Jeni menggelengkan kepalanya pelan.

"Aku hampir tidak sempat pegang ponsel, akhir akhir ini kami bertemu banyak klien, kamu tahu kan sejak perusahaan mengalami perkembangan yang melejit ada banyak klien yang ingin bergabung jadi investor. " tutur asisten Jack bernada suara renyah lalu kembali menyedot es kopi nya.

"Ambil sekarang ayo, mumpung kita ketemu kan. " Jeni berdiri dari kursi dan mengajak asisten Jack ke toko perhiasan miliknya yang ada di lantai bawah.

"Pergilah.. tapi jangan terlalu lama atau pulang sendiri !" ucap Jimin saat memberikan ijin pada asisten Jack.

Setelah Jeni dan asisten Jack menjauh dari pandangan..

Situasi tiba tiba berubah canggung antara Kayra dengan Jimin, Kayra merasa harus membatasi diri sedangkan Jimin ingin bertanya banyak sekali.

"Jadi.. kamu hidup dengan sangat baik sejak pergi dari apartemenku Kay.." ucap Jimin lirih.

"Ya.. aku memulai hidup baru dengan modal yang kamu berikan padaku, aku memanfaatkan uang itu dengan sangat baik. " Jawab Kayra apa adanya.

"Kalau begitu artinya, aku punya peran penting dalam hidupmu kan ? apa sekarang kita bisa berteman Kay ?" netra Jimin mematap lurus mengunci netra Kayra, meski berusaha mengelak tetap percuma tatapan Jimin sangat sangat teduh menggetarkan hati.

"Aku tidak berteman dengan sembarang orang dan ya.. aku rasa kita impas kan, aku memberimu saran dan keuntungan, aku juga sudah dapat imbalan untul itu. Jadi.. seandainya kita berteman, apakah bisa kita hapus semua yang terjadi di awal pertemuan kita ?" bukan tanpa sebab Kayra berkata Seperti itu, Kayra hanya tidak ingin tersebar rumor masa lalu nya yang seorang gelandangan.

Apa jadinya nanti jika media mengulik masa lalu yang Kayra coba tutupi selama ini.

"Aku sudah melupakan semuanya, jika kamu menginginkan hal itu maka aku setuju, " Jimin hanya bisa setuju apa yang Kayra inginkan.

Aku hanya ingin berteman dan lebih dekat denganmu Kay.. batin Jimin tersenyum menatap Kayra.

Setelah bersalaman dan saling janji untuk tidak membahas masa lalu, situasi keduanya mulai mencair.

Kayra lebih berani tersenyum tanpa kikuk saat Jimin mengatakan hal hal ringan.

"Apa rencanamu selanjutnya Kay, setelah kesuksesanmu sebagai dewi pasar saham ?" tanya Jimin ramah.

"Aku ingin.. " ucapan Kayra terputus saat terdengar suara Jeni dan asisten Jack mendekat.