NovelToon NovelToon
The Legend Of Zhang Jian

The Legend Of Zhang Jian

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:29.8k
Nilai: 5
Nama Author: Bang Regar

Zhang Jian adalah Pangeran, pendekar, pembual, dan penegak keadilan yang suka bikin onar.

Dia bukan murid biasa di Sekte Kunlun, ia datang membawa warisan legendaris: Cincin Naga Langit, peninggalan Siluman Naga dari dunia lain yang membuatnya kebal terhadap serangan Qi dan nyaris tak terkalahkan.

Akan tetapi, tak ada kekuatan yang abadi.

Cincin itu hanya akan melindunginya selama sepuluh tahun. Setelah itu? Dia akan menjadi sasaran empuk di dunia yang tak mengenal belas kasihan. Dunia di mana para pendekar saling menyingkirkan demi kejayaan sekte, harta karun langit, dan ramalan kuno yang bisa mengguncang tatanan alam.

Ketika Sekte Demon mengancam kehancuran dunia, Zhang Jian harus memilih: tetap menjadi bayangan dari kekuatan pinjaman, atau membuka jalan sendiri sebagai pendekar sejati.

Langit tak akan selamanya berpihak.
Bisakah seorang pembual menjadi legenda?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bang Regar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dimarahi Tetua Yan Xu

“Zhang Jian!” bentak Tetua Yan Xu dengan wajah merah padam.

Zhang Jian yang masih mengenakan pakaian robek bekas pertempuran, hanya bisa menundukkan kepala.

“Apakah kau pikir hanya karena kau memiliki harta Karun Kerajaan, kau bisa mengabaikan aturan sekte?” bentak Tetua Yan Xu. “Ini bukan dunia dongeng! Semakin tinggi tingkat Kultivasi seseorang, kekuatan fisik mereka juga meningkat pesat. Jika aku terlambat datang, akar spiritualmu sudah dicabut oleh Tetua Song.”

Zhang Jian mengepalkan tangan dan merasa tindakannya memang benar-benar ceroboh. Cincin Naga Langit memang bisa meniadakan semua serangan Qi, tetapi Tetua Song menyerangnya hanya menggunakan monster Rusa dan itu hampir membuatnya hampir kehilangan kesadaran. 

“Ini terakhir kali aku menolongmu,” kata Tetua Yan Xu, menghela napas panjang. “Jika kau membuat masalah lagi, jangan harap aku akan membelamu lagi.”

Zhang Jian menunduk dalam-dalam. “Aku mengerti, Tetua. Maafkan aku. Aku terlalu gegabah dan tidak memikirkan konsekuensi dari tindakanku itu.”

Tetua Yan Xu tidak menanggapi ucapan Zhang Jian. Dia langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan Zhang Jian di aula obat sendirian.

...***...

Dua hari setelah kejadian itu, setelah dirawat intensif oleh tabib di aula obat, Zhang Jian dan Zhang Fei kembali ke Puncak Matahari.

Langit sore menyambutnya, dan aroma khas gunung membawa rasa nostalgia yang menenangkan. Namun ketenangan itu segera pecah ketika suara tangisan terdengar dari kejauhan.

“Pangeran Zhang Jian!” Xiao Mei berlari kencang ke arahnya.

Zhang Jian terkejut saat Xiao Mei melompat ke pelukannya sambil menangis tersedu-sedu.

“Aku pikir Pangeran tidak akan kembali,” isaknya. “Aku dengar kau membunuh hewan kontrak milik faksi Li Mu dan Tetua Song marah, lalu memukulimu hingga babak belur. Semua orang membicarakan kejadian itu!”

Zhang Jian mengelus kepala Xiao Mei lembut, seperti seorang kakak yang menenangkan adiknya.

“Aku baik-baik saja, serangan Rusa Tetua Song hanya membuat tubuhku sedikit memar saja,” katanya sambil tersenyum lebar. “Tabib dari aula obat sudah merawatku. Luka-lukaku sembuh, dan aku sudah bisa berlatih lagi.”

Mendengar itu, semua anggota faksi Kerajaan Naga Agung yang berkumpul di pelataran menghela nafas lega. Mereka bersorak, senang Zhang Jian akhirnya berhasil melakukan balas dendam atas pemukulan terhadap rekan mereka, Zhang Fei.

Zhang Jian Melambaikan tangan dan berkata dengan raut wajah serius, “Kejadian kemarin menjadi pelajaran besar bagi kita. Mulai sekarang, kita harus tetap rendah hati. Fokus pada Kultivasi. Jangan terpancing oleh provokasi faksi lain.”

Namun, meski kata-katanya terdengar tulus, beberapa murid mencibir dalam hati.

“Rendah hati? Bukankah kau yang paling sombong dan angkuh dari kita semua?” gumam mereka diam-diam.

Zhang Jian tidak mengetahui bisik-bisik itu. Keesokan harinya, ia kembali berlatih di halaman goa batu, menekuni Teknik Tombak Dewa Bumi tahap pertama.

Pertarungan melawan ratusan murid Puncak Penjinak Monster telah menyadarkannya akan kelemahan dirinya. Semua teknik dasarnya—dari elemen lumpur, pasir, tanaman merambat, dan ilusi masih di tingkat rendah. Dia perlu meningkatkan semuanya ke tingkat menengah agar variasi serangannya semakin efektif dan mematikan.

Namun, masalahnya ia tak memiliki satu pun Poin Sekte. Semua telah ia habiskan untuk membeli tombak kelas tinggi dan Teknik Tombak Dewa Bumi.

Tiba-tiba ia melihat Lu Han, salah satu anggota faksinya berjalan dengan wajah masam.

“Lu Han,” sapa Zhang Jian. “Ada apa? Kenapa raut wajahmu begitu, apakah cintamu ditolak senior cantik?” candanya.

Lu Han mengangkat wajah. “Aku ingin meningkatkan teknik Kultivasiku ke tingkat menengah, tapi aku tidak memiliki Poin Sekte!”

Zhang Jian mengangguk pelan. “Kau sudah ke aula misi?”

“Sudah,” jawab Lu Han lesu. “Tapi semua misi yang terpampang terlihat terlalu sulit. Aku hanya punya teknik tingkat rendah, mana berani aku menghadapinya sendirian. Kecuali aku ditemani murid senior seperti dari faksi lain.”

Zhang Jian tersenyum tipis dan memaklumi rasa frustasi Lu Han. Bahkan misi mudah yang pernah ia jalani dulu, ternyata sangat berbahaya. Kalau bukan karena Pendekar Pengembara, ia mungkin takkan bisa mengalahkan kawanan monster Serigala itu.

Setelah berpikir sejenak, ia berkata, “Baiklah, semua anggota faksi Kerajaan Naga Agung akan menjalankan misi bersama. Pilih misi yang mudah tapi hadiahnya besar. Kita akan kumpulkan Poin Sekte bersama-sama agar semuanya bisa meningkatkan tehnik Kultivasi.”

Mata Lu Han berbinar. “Kau serius, Pangeran?”

Zhang Jian mengangguk setuju sambil tersenyum lebar. Dia sudah menguasai tehnik Tombak Dewa Bumi tahap pertama, sehingga jika monster sekuat kawanan monster Serigala muncul lagi maka ia akan mengalahkannya dengan mudah.

Lu Han Langsung melesat ke Lembah Kunlun. Di aula misi, ia memperhatikan gulungan demi gulungan yang terpampang di dinding batu. Matanya mengincar nominal hadiah yang tinggi tapi masuk kategori mudah.

Tak lama matanya tertuju pada satu misi pengawalan: Mengawal artefak kuno dari Klan Sun menuju ibukota Kerajaan Yunhai.

Hadiah: 700 Poin Sekte.

“Pas sekali,” gumam Lu Han. “14 orang, masing-masing bisa dapat 50 poin.”

Jika Poin Sekte itu ditukarkan dengan gulungan tehnik, maka sudah bisa membeli tehnik Kultivasi tingkat menengah.

Dia langsung mengambil gulungan itu dan melapor ke Tetua aula misi.

“Ini adalah misi berkelompok!” seru Tetua Aula misi setelah memeriksa gulungan kertas misi yang diberikan oleh Lu Han.

“Aku akan ditemani oleh anggota faksiku, Tetua,” sahut Lu Han.

Tetua itu mengangguk dan menyetujui tanpa bertanya lagi, sebab jika sudah ditemani oleh anggota faksi maka ia berpikir Lu Han akan ditemani oleh murid senior. Misi kategori mudah ini pasti akan diselesaikan tanpa ada masalah.

Lu Han segera kembali ke Puncak Matahari. Di sana, semua anggota faksi ternyata sudah bersiap berangkat. 

Saat Lu Han turun gunung, Zhang Jian langsung menyampaikan rencana menjalankan misi bersama itu ke seluruh anggota faksi Kerajaan Naga Agung.

Xiao Mei bahkan terlihat paling semangat. Dia melompat-lompat kegirangan.

“Akhirnya turun gunung lagi dan melihat dunia luar! Aku ingin bertemu ayah dan ibuku!”

Namun, ekspresi gembiranya berubah datar saat Lu Han menjelaskan bahwa misi ini tidak menuju kampung halamannya.

“Tujuan kita adalah Kerajaan Yunhai,” kata Lu Han. “Kita akan mengawal kereta yang membawa artefak kuno menuju pelelangan.”

Xiao Mei menghela napas kecewa. “Oh .…”

Zhang Jian menghampirinya. “Kerajaan Yunhai itu sangat jauh dari sini. Dataran tengah ini sangat luas, mungkin seluas Benua sehingga butuh berminggu-minggu ke kampung halaman kita.”

Xiao Mei menunduk. “Kalau sudah kuat, aku akan ambil misi dekat rumah agar bisa pulang kampung.”

Zhang Jian tersenyum dan berkata, “Ya, kita semua akan ikut denganmu.”

Xiao Mei sangat senang mendengarnya, lalu Lu Han menyuruh Xiao Mei melompat ke pundaknya agar mereka bisa turun gunung dengan cepat.

Agar bisa keluar dari kawasan Sekte Kunlun, mereka membuat rakit bambu yang merupakan transportasi paling cepat dan murah.

1
Ngix
sun'er oh sun er
maz tama
hahahaha bisa jatuh cinta pada pandangan pertama /Facepalm/
maz tama
ayooo Thor bantaaaaiiiiiii /Curse//Determined/
maz tama
akan ada pembantaian
maz tama
hahaha...memang pemimpin yg merakyat/Joyful/
maz tama
mantap Thor /Grin/
maz tama
selalu semangat thor
Ngix
lama kali gk up thur
Teguh Widodo
ok
Sarip Hidayat
waaahhh
bernuk
jut kan
y@y@
mungkin kata "Bawakan" TDK cocok utk kalimat disini Thor .
y@y@
💥👍🏼👍🏾👍🏼💥
Jan
lanjut
Ngix
hebat
saniscara patriawuha.
gassdd polllll manggg Regggg....
angin kelana
urusan makan gak ada yg nolak/Facepalm/
Yamti Suwadi: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
saniscara patriawuha.
penggal penggall mangg zhongggg....
Ferry Zhou
lanjut ngab
Luthfi Afifzaidan
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!