Nayara seorang gadis yatim piatu, keluarganya sudah dibasmi oleh pelakor dan juga putrinya ketika umurnya baru 13 tahun. Nayara kecil juga nyaris mati setelah didorong di jalan raya ketika ada mobil sedang lewat dengan kecepatan tinggi.
Namun Tuhan tidak mengambil nyawanya karena gadis kecil itu harus membalas ketidakadilan yang terjadi padanya.
Nayara tumbuh menjadi gadis yang memiliki sejuta pesona, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dengan kemampuan yang dimiliki dia bisa bekerja dan diterima di perusahaan besar milik Morgan, yang tak lain adalah suami Briana(Kakak tiri)
Langkah awal Nayara dimulai dengan mendekati Morgan, lelaki yang terkenal dingin. dan berusaha keras untuk mendapatkan lelaki tampan nan gagah itu. Akankah Nayara bisa menjerat Morgan dengan pesonanya?
Seberapa kejam pembalasan yang Nayara lakukan pada Briana?
Apakah Nayara akan menikahi kakak iparnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti arisandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita agresif
Morgan sudah tiba di mansion. Lelaki itu segera menuju kamarnya.
Tuti segera membangunkan Briana dan memberitahukan kalau Morgan sudah pulang.
"Nyonya, Tuan Morgan sudah pulang, tapi anda masih bau alkohol."
"Apa?! Tuti kenapa kamu baru bangunkan aku sekarang? Kamu sengaja membuat aku dimarahi Morgan!"
"Tidak Nona, ini masih belum waktunya jam kantor Tuan selesai, tapi tumben dia sudah pulang."
"Cepat siapkan air hangat untukku mandi, aku harus bersih, sial, semalam aku tidak ingat apa yang telah aku lakukan, aku minum terlalu banyak, sekarang tubuhku sangat lelah."
Saat Briana hendak ke kamar mandi, ternyata Morgan lebih dulu sudah sampai di kamar.
Morgan menarik lengan Briana lalu menatap wajah kusut istrinya, "Apa yang kamu lakukan saat aku tak ada di rumah?"
"Aku, aku semalam ke rumah mama."
"Ke rumah mama apa ke clup?"
"Ke rumah mama, aku hanya minum sedikit disana, kamu tahu jika kamu tak ada di rumah aku sangat merindukanmu, dan aku kesepian, bukankah kamu tidak mengizinkan aku ke clup lagi."
"Iya, bagus. Kamu sekarang sangat penurut sayang." Morgan mengecup kening istrinya. Tapi hati kecilnya berkata lain. Entah kenapa morgan tidak langsung percaya dengan kata-kata Briana lagi, lelaki itu merasa mulai ada yang disembunyikan dari istrinya.
"Apakah disana kamu minum sangat banyak?"
"Tidak, hanya sedikit. Kebetulan mama ada acara, dan aku ikut minum, hanya untuk menghormati mereka saja."
"Hm, begitu ya, bagus." Morgan membelai rambut kusut Briana.
"Sayang, bisakah kau jelaskan, kemarin pagi kamu kemana saja?" Tanya Morgan, Lelaki itu ingin tahu apakah istrinya akan jujur atau tidak.
"Kemaren pagi, aku ..." Briana memasang wajah linglung.
"Iya, kemaren pagi, aku ingin tahu apa yang kamu lakukan," cecar Morgan lagi.
"Sayang aku lupa," Briana pura-pura mengingat-ingat. "Sayang apakah aku sekarang boleh mandi, aku sangat merindukan permainan hebat kamu. Sayangku." kata Briana menggoda Morgan dengan menggelitik dada bidang berbulu halus, yang sangat dia sukai itu. Morgan tahu Briana hanya pura-pura lupa saja.
"Cepatlah mandi, dan aku tidak mau ini terulang lagi, saat pulang masih tercium aroma alkohol yang menjijikkan," kata Morgan keluar lagi dari kamar Briana.
"Sayang, aku minta maaf." Briana menggenggam jemari Morgan, memasang wajah bersalah sedalam-dalamnya.
Morgan menepis tangan Briana, dia mulai merasakan kalau Briana terlalu banyak bermain drama saat didepannya.
"Sayang, aku ingin kita mandi bersama," teriak Briana saat pintu kamar kembali tertutup.
"Aku sedang tak ingin." Morgan menjawabnya sambil pergi.
"Sial." Briana mengumpat pelan, tangannya memukul daun pintu
***
Di ruang kerja...
Morgan mengambil sebuah foto masa kecilnya yang tengah bersama seorang gadis yang sangat manis, gadis itu memeluk boneka. Mereka berdua waktu itu duduk di bawah pohon yang ada di taman sekolah.
Morgan menatap foto itu sangat lama untuk menghapus kerinduannya dengan sang gadis kecil.
"Andaikan kamu masih hidup, mungkin saat ini kita sudah menikah dan memiliki banyak anak," lirih Morgan sambil mengelus wajah kecil yang gadis yang gembul.
Senyum gadis di foto itu tak pernah membuat Morgan bosan untuk memandanginya.
"Naya apakah kamu tahu, sekretaris baru aku memiliki nama depan yang sama dengan kamu. Namanya Nayara, dia sangat pintar bahasa asing. Dia memiliki banyak kelebihan, masakannya enak dan banyak sekali laki-laki jatuh cinta padanya. Kamu tau nggak, dia pernah mencoba merayuku dengan memakai baju yang sangat seksi, waktu itu aku sempat ingin memecatnya lagi karena penampilannya itu. Tapi aku pikir sayang sekali sekretaris pintar seperti dia harus dipecat. Jadi aku putuskan untuk tetap biarkan dia bekerja saja, asal dia tidak memakai baju seksi lagi, Dia menurut. Naya aku mau curhat sedikit, kamu tidak marah kan, saat dia tidak menggodaku lagi, jujur aku mulai kesepian, dan aku merindukan saat dia bertingkah aneh di depanmu. Sekarang dia sudah punya kekasih, dan mood ku jadi aneh ketika aku melihat dia bersama kekasihnya. Naya, bukannya aku tidak mau setia dengan Briana, adik tiri yang kau minta untuk aku nikahi dan harus aku sayangi, tapi bukankah hati harus selalu jujur."
Morgan selalu menceritakan apa yang dialami dan dirasakan pada foto kekasih masa kecilnya, terutama ketika mengalami sebuah masalah, itu sebabnya Morgan sering sekali menghabiskan waktu sendiri di kamar pribadinya.
"Sayang!" Suara Briana dari luar pintu mengangetkan Morgan.
"Naya, sudah ya, Briana sudah memanggilku. Lain kali kita bicara soal ini lagi." Morgan mengecup foto Naya sesaat lalu kembali menyimpannya di sebuah kotak kecil, lalu dimasukkan ke laci dan menguncinya rapat. Morgan tidak ingin foto-foto Naya ada yang rusak.
"Sayang! apa kamu di dalam?" Suara Briana dari luar masih terdengar, wanita itu terus mengetuk pintu dengan tak sabar.
Briana sudah tak sabar ingin menunjukkan lingerie seksinya yang baru lagi. kali ini bentuknya lebih seksi daripada lingerienya yang terdahulu.
"Jangan ganggu aku, aku ingin sendiri," Morgan menunjukkan wajah malasnya saat membuka pintu.
"Sayang, kamu pasti marah karena aku pulang dalam keadaan mabok, aku minta maaf Morgan, aku benar-benar kesepian, kamu terlalu sering meninggalkan aku ke luar kota." Briana tidak mau malam malam ini Morgan mengacuhkan dirinya lagi.
"Itu pasti alasan kamu saja, kamu tidak pernah ingin meninggalkan kebiasaan buruk kamu, jika kebiasaan itu terus kamu lakukan, aku yakin kamu tak akan pernah bisa hamil"
"Aku akan secepatnya hamil anak kamu Morgan, Lihatlah, aku sudah sangat siap untuk menerima benih milikmu di rahimku." Briana mendekatkan tubuhnya, menggesekkan bukit kembarnya ke dada Morgan.
Morgan masih enggan menanggapi rayuan maut Briana, dia hanya berdiri mematung dengan tatapan kosong.
"Sayang, jika kamu malam ini lagi malas, biarlah aku yang akan bekerja keras, aku akan membuatmu sangat menginginkanku malam ini." Briana menatap Morgan dengan tatapan genit, dan manja, dia memutari Morgan sambil menenggak lenggok kan tubuhnya bak penggoda ulung.
Morgan mulai tergoda, dia memejamkan matanya dan mulai merasakan sentuhan jari nakal Briana. Morgan tidak mau menyakiti hati Briana. Karena dalam surat yang ditulis Naya sebelum ajal menjemput, apabila dia membuat Briana menangis, sama saja dengan membuat dia di surga menjadi sedih.
Morgan tidak pernah ingin Naya sedih.
Briana menarik Morgan masuk ke dalam ruang kerjanya, lalu mendorong kasar tubuh suaminya ke sofa. Morgan hanya diam dan mencoba menikmati permainan Briana.
Briana menyalakan musik romantis tanpa ada nyanyian.
Briana kini menari di depan Morgan bak penari ular, bajunya yang tipis dan cahaya lampu yang terang membuat bayangan tubuhnya terlihat sangat jelas dibalik kain tipis.
Jakun Morgan naik turun disuguhi pemandangan yang begitu menggairahkan.
Melihat Morgan mulai masuk dalam perangkapnya, Briana segera mendekat, membuka satu persatu kancing kemeja Morgan, setelah semua kancing terlepas, Briana segera melempar baju Morgan ke sembarang arah. jarinya dengan lincah menari-nari di atas dada bidang Morgan, tak lupa sentuhan mengoda di wajah dan bibir Morgan.
Morgan kembali memejamkan mata menikmati setiap sentuhan Briana pada setiap inci tubuhnya.
Thor kau survei sejuta lelaki manapun pasti 100% tidak ada yang mau punya pasangan kayak bayaran
Thor kau kira wanita saja yang punya harga diri , saat ditolak dan direndahkan didepan wanita lain pasti kalian tidak akan Terima
begitu juga lelaki pasti direndahkan dan ditolak didepan pria lain, kalau kau konsisten dengan karakter Morgan, 100% lelaki kayak Morgan tidak bakalan mau punya pasangan kayak nayara
*coba sebutkan 1 hal saja yang membuat Morgan beruntung dapat nayara?
tapi kalau kesialan banyak, dipermalukan, direndahkan, dijadi budak cinta, disakiti, dibuat semaunya, jika dibutuhkan diambil tapi jika tidak butuh dibuang begitu saja
Morgan kalau lelaki punya harga diri dan akal pasti tidak akan mau punya istri kayak nayara
itu fakta