My Bodyguard My Obsession

Mata mereka saling bertatapan. Leona terdiam begitu juga Ethan yang menahan punggung Leona. Perempuan itu kemudian mekingkarkan kedua lengannya di leher Ethan. Lalu tiba-tiba saja Ethan tidak bisa menjaga keseimbangannya karena sudah erlalu mabuk, sehingga dia hampir menjatuhkan Leona.

Karena Leona melingkarkan kedua lengannya di leher Ethan otomatis Ethan tertarik oleh Leona dan mereka terjatuh di lantai. Ethan jatuh di atas tubuh Leona, dan bibirnya langsung mencium bibir Leona. Bagi Leona ini kesempatan yang bagus, dia pun langsung merespon dan membalas ciuman itu. Dia mengecup bibir Ethan. Lelaki itu hanya diam tetapi karena pengaruh alkohol dan tidak sadar, Ethan mencoba menikmatinya. Hingga akhirnya dia menyerah ketika merasakan kelembutan bibir Leona, ciuman hangat Leona membuat Ethan merasakan sengatan luar biasa yang menggugah gejoIaknya. Ethan pun membalas ciuman Leona. Dia membuka bibirnya dan merasakan ciuman itu lebih jauh dan lebih dalam lagi.

Dikecupnya bibir Leona lagi, mengenalkan dirinya pelan-pelan. Lidahnya mendesak masuk lagi dan lagi kemudian, terasa panas dan menggoda, tanpa permisi menjelajahi seluruh bagian mulut Leona, mencecapnya dan menggodanya, lidah itu lalu menemukan lidah Leona yang lembut dan berjalinan di sana. Mulut Ethan meIumat seluruh bagian bibir Leona, seakan ingin menyerap semua rasanya. Pelukannya mengencang, jemarinya menelusuri permukaan kedua lengan Leona, bergerak naik turun dengan menggoda.

Ketika ciuman itu terlepas, napas mereka berdua sama-sama terengah-engah. Ethan sudah terbawa suasana dan lupa diri, dia lalu kembali mengecup lembut bibir Leona, beralih ke pipinya, diberinya hadiah kecupan-kecupan kecil, kemudian ke telinganya, menghembus lembut di sana membuat Leona memekik kegeIian.

Ethan tersenyum. "Aku ingin bercinta, aku sudah gila... Peniisku sejak tadi terus tegang.. "

Lelaki itu lagi-lagi mengecup lembut telinga Leona dan lidahnya dengan nakal mencicipi di sana. "Aku sekarang sangat menginginkanmu.. " Bisik Ethan.

Ethan meIumat bibir Leona lagi dan tubuhnya bergerak dengan lembut di atas Leona. Jemarinya menyentuh pelan, menyentuh lembut bagian depan tanktop Leona, membuat perempuan itu terkesiap. Lalu dengan lembut tetapi cekatan, Ethan mengangkat tanktop Leona, begitu pelan gerakannya, seolah ingin menyiksa dirinya sendiri, seperti seorang lelaki yang membuka hadiahnya dengan penuh antisipasi dan kemudian mengintip dengan hati-hati.

Kulit Leona yang lembut terlihat sedikit demi sedikit, Ethan melepaskan semua penghalang di tubuh bagian atas Leona. Menatap Leona dengan penuh gaiirah. Leona ternyata begitu menggairahkan, perempuan itu kini terbaring dengan baju terbuka, menampakkan kulitnya dan begitu menggoda.

Ethan membantu Leona menurunkan ceIana nya, kemudian sambil menciumi leher Leona dan menjiIatnya lembut, lelaki itu melepaskan kaitan b'ra Leona, membuat perempuan itu teIanjang dada di depannya.

Napas Leona makin terengah ketika Ethan menyentuh pay*daranya sambil lalu, mengusap putiingnya dengan gerakan seolah tak sengaja, sehingga membuat putiing itu mengeras, seakan ingin disentuh lagi. Leona mengerang merasakan sensasi panas yang membakarnya di pay*daranya. Ethan masih menciumi lehernya, lalu bibir yang membara itu naik, meIumat bibir Leona dan berbisik di sana.

Ethan menunduk dan mengecup bagian atas pay*dara Leona, kemudian, bibir Ethan lewat sambil menghembuskan napas panasnya sambil lalu di atas pay*daranya, membuat putingnya mengencang dengan kerasnya.

"Aku ingin ini.. " Bisik Ethan di telinga Leona.

"Ya... Ethan..." suara Leona makin keras ketika Ethan mengulangi perbuatannya berkali-kali. Lelaki itu mengecupi seluruh bagian pay*daranya tetapi mengabaikan putiingnya yang mendamba. Yang dilakukan Ethan hanyalah menghembuskan napasnya sambil lalu, menggoda Leona, menyiksa Leona.

Puuting pay*dara Leona begitu tegak dan panas, karena godaan-godaan Ethan,dia ingin lebih.. dia ingin bibir Ethan yang panas meIumat putiingnya, menghiisapnya dengan lembut.. dia ingin....

Dan Ethan melakukannya. Bibirnya dengan lembut mengatup di puuting pay*dara Leona, lalu Ikdahnya bergerak menggoda di dalam, begitu panas dan basah, memainkan puuting Leona dengan usapan-usapan lembut di dalam mulutnya. Sensasi rasanya membuat tubuh Leona lemas, kedua jemarinya mencengkeram rambut Ethan, membuatnya acak-acakan, lelaki itu sekarang sudah meniindih Leona sepenuhnya, tubuhnya yang tinggi besar melingkupi tubuh Leona. Ethan bertumpu pada kedua siku dan lututnya, dan menenggelamkan kepalanya di keindahan pay*dara Leon yang rannum, lelaki itu memuja pay*dara Leona, mencuumbunya dengan Iidahnya, dan menghisap puutiingnya perlahan, membuat Leona mengeluarkan erangan-erangan geIisah atas sensasi nya.

Setelah puas. Ethan mengangkat kepalanya dan mengecup ujung hidung Leona yang terengah-engah, napas mereka berkabut oleh gaiirah yang pekat. Ketika Ethan menggeserkan tubuhnya, Leona merasakan kejantaanan Ethan sudah mengeras di sana, menggesek seIangkangannya, begitu keras dan siap.

"Aku tidak bisa menunggu lagi..."bibir Ethan turun ke leher Leona, mengecup lehernya dengan penuh gaiirah, lalu turun menelusuri dada Leona, memberi hadiah kecupan lembut ke kedua puutingnya. Lelaki itu membungkuk dan mengecupi perut Leona, membuat Leona merasakan sensasi panas menjalari perutnya, menuju kewaniitaannya.

Ethan menatap keseluruhan tubuh Leona yang teIanjang bulat.

TeIanjang bulat di bawahnya, dan siap dimiliki olehnya.

Kepala Ethan pening oleh gaiirah dan antisipasi ketika dia menggerakkan jemarinya lagi, pelan mengalun dari lutut Leona, dan naik ke paahanya. Sampai kemudian menyentuh kewaniitaan Leona. Hanya sepersekian detik, menyentuh di sana. Dan tubuh Leona terkesiap, berjingkat kaget oleh sengatan aneh yang menyengatnya seketika.

Ethan tersenyum. Leona sangat sensitif dan siap olehnya. Jemarinya menyentuh kewaniitaan Leona, memainkannya lembut dengan usapan ahli, membuat Leona setengah bangun, bingung atas sensasi yang mengalir deras di tubuhnya.

"Sekarang, biarkan aku memberimu kenikmatan.." Lidah Ethan menelusup, menemukan titik paling sensitif di kewaniitaan Leona, dan memainkannya dengan ahli. Lidah Ethan sepanas bibirnya yang meIumat dengan ahli, dengan penuh pemujaan.

Leona terbaring di sana dengan mata berkabut, dengan napas terengah dan terasa melayang akibat sensasi luar biasa nikmat yang menyelimuti tubuhnya, bersumber pada kewaniitaannya. Gerakan bibir dan lidah Ethan begitu ahlinya, membuat Leona berkali-kali mengerang ketika Ethan dengan sengaja menggerakkan lidahnya memutar, menggoda titik sensiitifnya. Membuat Leona seakan dibawa ke sebuah tepi pencapaian yang tidak diketahuinya. Leona memejamkan matanya. Dia sudah hampir sampai ke tepi itu. Digigitnya bibirnya, merasakan sensasi panas melandanya dan menggetarkannya. Hendak membawanya ke suatu tempat yang tidak terbatas. Napasnya tersengal, jantungnya berdetak cepat, matanya terpejam menyerap kenikmatan itu. Ethan kemudian berhenti dan menatap Leona dengan senyum nya yang menggoda.

Lelaki itu kemudian menegakkan tubuh dan bertumpu pada lututnya yang mengaangkang di atas tubuh teIanjang Leona dan Lelaki itu setengah berdiri dan melepaskan ceIananya. Dan sekarang Leona menatap seorang lelaki yang berlutut teIanjang di atasnya, dengan tubuh yang luar biasa indahnya, dan kejanttanan yang telah mengeras dan siap untuknya. Ethan begitu indah dan sangat tampan dalam keteIanjangannya.

Dengan penuh gaiirah lelaki itu kembali menindih Leona, posisi mereka sungguh pas. Sang lelaki berpadu dengan perempuannya.

Leona membuka pahanya dan membiarkan kejaantanan Ethan mendesak di antara paha nya, mendesak kewaniitaannya. Lelaki itu menggesekkan tubuhnya lembut, mengirimkan getaran listrik yang membuat tubuh Lekna membara.

"Kau sudah basah dan siap untukku." Ethan menyentuh Leona dengan kejantaanannya, merasakan betapa Leona sudah begitu panas dan basah di bawahnya.

Lelaki itu bertumpu kepada kedua sikunya, dan mendorongkan pinggulnya. Menekan tubuh Leona dengan begitu ahli. 

Ethan bergerak dengan ritme teratur, tubuhnya menyatu di dalam tubuh Leona, semula lembut dan hati-hati. Ethan bergerak dengan penuh gaiirah, membawa mereka menuju puncak gaairah masing-masing.

Ketika puncak itu hampir tiba, Ethan membawa Leona lebih dulu mencapai orrgasme yang luar biasa itu. Dan ketika erangan Leona dalam pencapaiannya menandai orgaasmenya, Ethan merasakan tubuh Leona mencengkeram kejaantanannya dengan kuat di dalam, membuatnya tak tahan lagi, hingga kemudian menarik miliknya dan menyemburkan di perut Leona.

Kenikmatan itu begitu intens dan luar biasa, sehingga membuat tubuh mereka lemas. Ethan berbaring meniindih tubuh Leona, menahan dengan siku dan lututnya supaya tidak membebankan beratnya di tubuh perempuan itu. Napas mereka berdua terengah-engah. Kepalanya masih dipenuhi kabut kenikmatan itu. Luar biasa, Orrgasmenya sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.