NovelToon NovelToon
Jodoh Pilihan Abah

Jodoh Pilihan Abah

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Tamat
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Nizma Aida Mahfud, gadis cantik putri sulung dari Ustad Yusuf Mahfud, pemimpin pondok pesantren Al Mumtaz. Berparas cantik dan lulusan Al-Azhar Kairo membuat dirinya begitu didamba oleh semua orang.
Namun dia harus menerima kenyataan ketika sang Abah menjodohkannya dengan seorang pria bernama Bagas Abimana. Pria menyeramkan penuh tatto di sekujur tubuhnya dan merupakan ketua geng preman penuh masalah dan jauh dari Tuhan.
Sebagai seorang putri yang berbakti akhirnya Nizma menerima perjodohan itu meski banyak pihak yang menentang.
Akankah Nizma mampu menaklukkan hati seorang Bagas yang sekeras batu? mungkinkah Bagas akan berubah menjadi sosok imam yang baik bagi Nizma? ikuti terus kisah rumah tangga dengan bumbu cinta didalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 15 rumah baru

"Rumah ini Abah berikan sebagai hadiah pernikahan kalian. Semoga suka ya. Walaupun tidak besar tapi cukup untuk membina rumah tangga berdua." Ustad Yusuf menyerahkan sebuah kunci rumah kepada Nizma dan Bagas.

Rumah dengan model minimalis yang memang tak sebesar kediaman Ustad Yusuf. Terdiri dari dua kamar tidur, dua kamar mandi, ruang tamu, dapur serta ruang keluarga. Namun tampak begitu nyaman dan bersih.

"Alhamdulillah terimakasih Abah, Nizma suka kok dan ini sesuai keinginan Nizma. Sederhana dan nyaman. Apalagi halamannya luas bisa nampung banyak tanaman hias nanti." Nizma selalu menyambut baik setiap pemberian dari seseorang.

"Nak Bagas sendiri bagaimana? Kurang besar rumahnya?" tanya ustad Yusuf.

"Tidak abah, ini sudah cukup untuk kita tinggali berdua." Bagas nampak melirik Nizma yang tersenyum malu-malu.

Memang semenjak ustad Yusuf menceritakan tentang alasan pernikahannya dengan Nizma kini Bagas mulai membuka diri. Dia sudah tak terlalu cuek apalagi ini adalah amanat dari mendiang abahnya.

Tapi satu hal yang masih membuat Bagas canggung adalah saat berdekatan dengan Nizma. Meski sudah dua minggu menikah namun keduanya masih sama-sama canggung dan membatasi diri.

Nizma yang mulanya gencar memberi sinyal kepada Bagas nyatanya harus gigit jari sendiri karena ketidakpekaan Bagas terhadap istrinya.

Hidup tanpa seorang ibu sejak kecil membuat Bagas menjadi begitu dingin apalagi selama ini tak pernah dekat dengan gadis manapun. Banyak yang mendekati Bagas namun dia selalu menghindar. Alasannya pasti dia ingin fokus dengan pekerjaannya.

Seperti beberapa waktu lalu Nizma selesai mandi sengaja membiarkan rambut basahnya terurai saat di dalam kamar.

Sambil mengeringkan dengan hair dryer Nizma berharap Bagas melihatnya saat masuk ke dalam kamar nanti. Namun nyatanya Bagas justru langsung berbalik keluar kamar dan menungggu Nizma sampai selesai mengeringkan rambutnya.

Ingin sekali mengumpat namun Nizma harus menahan amarahnya. Dia lagi-lagi harus bersabar untuk mendapatkan perhatian Bagas.

"ingat ya, abah memperbolehkan kalian tinggal di sini bukan berarti kalian bisa pisah kamar. Bagaimanapun kalian ini pasangan suami istri jadi sudah seharusnya tidur dalam satu ranjang." Ustad Yusuf lebih dahulu mengingatkan keduanya karena khawatir mereka akan berjarak.

"iya Abah," jawab keduanya.

Sementara ustadzah Mia dan Iqbal yang membantu mereka pindahan pun ikut merasa senang.

"Umi cuman bisa berharap kalian selalu akur. Sebagai seorang istri tentu kamu harus berbakti dan menurut apa kata suami ya Nizma." Ustadzah Mia sebenarnya berat melepas Nizma. Namun keputusannya untuk hidup mandiri pun mau tak mau harus dia terima.

"iya Umi, Nizma akan selalu menjalankan nasihat umi." keduanya pun kini berpelukan.

"Sering-sering mampir ke rumah abah ya" memang jarak rumah Nizma tak jauh dari pesantren. Hanya berbeda kampung saja.

"Siap abah." Jawab Bagas dengan mengulas senyumnya. Nizma terpana melihat senyum Bagas yang begitu manis. Tampak lesung pipit menghiasi wajah rupawan nya. Apalagi gigi gingsulnya menjadi nilai plus tersendiri untuk Nizma.

Selesai membantu pindahan kini Bagas dan Nizma tinggal berdua. Masih banyak barang-barang yang harus dirapikan sehingga mereka memilih untuk melanjutkannya.

Kebetulan cuaca siang ini cukup panas sehingga Nizma berniat untuk membuatkan es teh untuk Bagas.

"Abang aku ke warung sebelah dulu ya." pamit Nizma sebab rumahnya baru sehingga tidak ada bahan makanan apapun saat ini. Bagas hanya menjawabnya dengan gumaman saja.

Sampai di warung ternyata disana menjual aneka macam lauk pauk juga. Akhirnya Nizma pun sekalian beli untuk makan siang.

"Loh, neng Nizma jadi menempati rumah ini?" tanya salah satu tetangga.

"Alhamdulillah iya Bu, kita jadi tetanggaan. Mohon restunya ya Bu." ucap Nizma dengan santun.

Seorang Nizma yang merupakan anak dari seorang ustad pemilik pondok pesantren tentu mengundang banyak perhatian. Apalagi paras cantik juga sopan santunnya tentu membuat para warga banyak yang menaruh simpati.

"alhamdulillah seneng banget lah punya tetangga neng Nizma. Semoga betah ya neng tinggal di lingkungan ini." ujar salah satu ibu-ibu.

"Suaminya kemana kok sendiri?" tanya ibu yang lain.

"Suami saya sedang beberes Bu, maklum baru pindahan." ujar Nizma.

Setelah selesai berbelanja Nizma pun berpamitan untuk kembali ke rumah.

Namun tak berselang lama dia mendengar selentingan pembicaraan yang kurang menyenangkan.

"Suaminya kan preman, mana mau berbaur sama tetangga." ujar ibu-ibu yang tadi.

"Iya ya Bu, pernah tau waktu dikenalkan pak Ustad dulu. Wajahnya aja nyeremin. Kok mau-maunya sih nikah sama laki model begitu."

Nizma hanya bisa menghela nafasnya. Sedih sudah pasti. Sebaik apapun dia menempatkan diri namun tetap saja orang akan selalu mengorek kekurangannya.

Sampai di rumah Nizma pun menyiapkan makanan dan membuatkan minuman dingin untuk Bagas. Namun tampak raut wajahnya masih saja sendu.

"Kenapa? Kok mukanya ditekuk gitu?" tanya Bagas.

"Nggak apa-apa abang," jawab Nizma berbohong.

"Pasti ada sesuatu kan?" Bagas menelisik.

Nizma menggelengkan kepalanya. "Abang makan yuk, aku laper. Tadi beli lauk di warung sebelah." ujar Nizma.

Bagas pun menurutinya. Mereka makan berdua meski bukan masakan Nizma Bagas bisa maklum karena hari ini memang begitu sibuk sehingga Bagas tak memaksa Nizma untuk masak untuknya.

...****************...

Keesokan harinya Nizma dikagetkan dengan adanya petugas katering yang mengirimkan ratusan nasi kotak beserta hampers ke rumahnya.

"Abang ini ada apa kok ada yang kirim nasi kotak sama hampers sebanyak ini?" Nizma bergegas memanggil Bagas.

Sementara di luar tampak dua orang pria berbadan tegap dengan penampilan yang cukup menyeramkan. Berpakaian serba hitam dengan lengan penuh tatto.

"Jaka, Ares, sini masuk bantuin masukan nasi kotaknya ke dalam tas Hampersnya." dengan santai Bagas meminta dua orang tersebut untuk membantunya.

"Bos, yakin kita cuma disuruh beginian?" tanya salah satu pria yang bernama Jaka. Mereka merupakan anak buah Bagas.

"Iya nih, biasanya kita bagian ngelumpuhin musuh lah sekarang suruh masukin nasi kotak." gerutu Ares.

Nizma masih dalam kebingungan sebab semalam Bagas tak mengatakan apapun. Terlebih lagi saat ini ada tenda yang sedang dipasang didepan rumahnya.

Nizma pun akhirnya menarik Bagas ke dalam kamar. Dia menatap Bagas dengan sorot kebingungan.

"Abang jelasin, abang mau apa dengan persiapan itu semua? Abang mau sunat?" ucap Nizma dengan tatapan tajamnya.

"Yakali sunat lagi. Ini aja belum kepake." gerutu Bagas.

"Abang..." kini Nizma semakin melotot.

"Iya-iya. Aku mau mengadakan syukuran pindahan rumah baru kita. Mau kuundang semua tetangga supaya mereka kenal siapa suami kamu. Suami yang katanya judes, nyeremin dan gak mau berbaur dengan orang lain." Nizma langsung diam terpaku mendengar ucapan Bagas.

Sebuah senyuman manis pun langsung menghiasi wajah Nizma. Tak menyangka bahwa suaminya ternyata sosok yang bisa peka juga.

"Tapi kenapa abang bisa tau omongan orang tentang abang begitu? Jangan-jangan kemarin abang ngikutin aku ke warung ya?" Nizma menyipitkan bola matanya.

"E-eggak..siapa juga ngikutin kamu." Bagas kelabakan seketika.

Siang itu...

Bagas yang sedang membereskan barang-barang menjadi kepikiran sendiri. Lingkungan ini masih baru untuk Nizma dan juga ditempat umum seperti ini pasti rawan akan kejahatan.

"Lingkungan pondok saja tidak aman apalagi di tempat begini?" Bagas berpikir keras akhirnya dia pun bergegas untuk menyusul Nizma. Dia hanya ingin memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.

Semenjak Nizma hampir dicelakai Arya beberapa waktu lalu kini Bagas menjadi lebih protektif. Dia tak ingin kembali terjadi sesuatu dengan Nizma.

Tapi setelah mengikutinya Bagas mendengar gunjingan beberapa warga hingga membuat Nizma bersedih. Bahkan Bagas sempat melihat Nizma menangis.

"apa kamu menangis untukku atau justru malu memiliki suami sepertiku?

...****************...

1
Nur Atika
hahahahahh
Nur Atika
keren
Winnie 💛
salah Bagas gak bisa tegas sm uler keket..
Lini
Gnteng ny oiiiiiii
Sama cntik
Lini
Hahahahahaha
Rita Mahyuni
alhamdulillah
Esther Lestari
nikmati hasil dari niat jahatmu Ayu
Esther Lestari
dasar bibit pelakor. jangan dibiarkan pelakor merajalela dirumahmu Nizma
Esther Lestari
pasti itu musuhnya abang Bagas
Nur Lizza
lah kok jd Qila nikah SM yg lain
artsiska: dibaca dulu kak ceritanya..
total 1 replies
Istrinya Minyoongi 💜
lahh kenapa dirubah author padahal seru lohh yang kemaren juga ceritanya 💪💪 fighting lanjutkan author 🤗😍
artsiska: baca ceritanya ya kak
total 1 replies
Winarti Winarti
judul novel terbaru author mengejar cinta sahabat di rak buku saya tdk ada
Kamisah 75: mengejar cinta sahabat
artsiska: maaf kak.. untuk buku itu saya revisi dan ganti judul. dengan versi cerita yang berbeda. Namun tetap dengan tokoh yang sama. Karena novel yang sebelumnya cerita kurang sesuai
total 2 replies
Monah
di tunggu thor
Wahyu Widyasari
Lumayan
Wahyu Widyasari
Biasa
Shxxbi
Pinter bgt thorr milih visual nya, sesuai kriteria ku sebagai pembaca 😆😆
tsuraya kenko
yg sok alim mlh sombong yaaa....
tsuraya kenko
abah sm bagas pny rhs masing2.

ahhh.. pinisirin.
lanjut thor
tsuraya kenko
adem bnr thor... lanjut ah
Ai Siti Rahmayati
ceritanya semakin seruu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!