Berfokus pada Kaunnie si remaja penyendiri yang hanya tinggal bersama adik dan sang mama, kehidupannya yang terkesan membosankan dan begitu-begitu saja membuat perasaan muak remaja itu tercipta, membuatnya lagi dan lagi harus melakukan rutinitas nyeleneh hanya untuk terbebas dari perasaan bosan tersebut.
tepat jam 00.00, remaja dengan raut datar andalannya itu keluar dan bersiap untuk melakukan kegiatan yang telah rutin ia lakukan, beriringan dengan suara hembusan angin dan kelompok belalang yang saling sahut-sahutanlah ia mulai mengambil langkah, Kaunnie sama sekali tidak menyadari akan hal buruk apa yang selanjutnya terjadi dan yang menunggunya setelah malam itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yotwoattack., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BI BAB 8 - Starla pembalap.
Bell pulang berbunyi, murid-murid berhamburan keluar kelasnya masing-masing dengan antusias, waktu pulang memang waktu yang kami para murid nanti-nantikan.
Aku dan Starla berjalan beriringan menuju parkiran, Starla memang tadi bersikeras ingin ikut denganku bersepeda sampai jalan depan padahal sopir pribadinya sudah menunggu tepat di depan pagar sekolah. Hadeh.
Starla itu anak holang haya, entah apa yang dilihat Starla dari diriku ini sampai-sampai ia sudi berteman dengan orang kere sepertiku.
'mungkin karena aku imut? Hihihiii~'
...(( komentator X : nejong ))...
Kami terus berjalan sampai kami berdua sudah berada tepat di depan si butut yang terparkir asal. Starla maju, ia duduki si butut lalu menatapku dengan bangga.
...(( MissThor : 'si butut' adalah nama julukan yang dibuat Kaunnie untuk sepedanya. ))...
Aku menghela nafas, sembari menaiki boncengan sepeda sembari juga aku membatin sendiri.
'Huuhhh.. kenapa hidup aku makin hari makin aneh, ya?'
Semakin bertambahnya umur semakin bertambah pula peristiwa ajaib didalam hidupku. Mulai dari diusilin hantu, sampai hampir mati karena ketelan baks--- ahh.. Kalau yang terakhir itu di ingat-ingat lagi rasanya aku ingin memindahkan wajahku ke pantat.
"Pegangan! Aku bakal ngebut ngayuh sepedanya!!" Ujar Starla menarik tanganku untuk memeluk pinggang rampingnya. Aku sih nurut saja karena aku tidak ingin menelan resiko terjungkal karena Starla yang ngebut. Starla itu kalau bawa sepedaku udah kaya orang kesetanan, padahal Starla tahu sendiri bagaimana bututnya sepedaku ini.
Starla mulai mengayuh, mula-mula pelan sekali ia mengayuh namun lama-kelamaan motor ninja kakkel pun kalah di balapnya. Memang gacor anak satu ini.
...(( komentator Z : buset ))...
Starla menghentikan sepeda ketika kami sudah sampai dijalan depan, ia turun lalu tersenyum tanpa dosa kepadaku. Aku yang tak berniat membalas senyumnya pun mulai mengayuh sepeda. Kutinggalkan Starla bersama mobil hitam yang terdapat sopir Starla didalamnya.
•
•
Aku mengayuh sepeda dengan santai, cuaca sore ini agak mendung jadi aku tidak perlu cepat-cepat mengayuh sepeda hanya karena takut gosong.
By the way, disepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya mengherankan alur hidupku yang kurasa sudah mulai kembali keluar dari zona santai. Satu-satunya yang ku takutkan adalah, semua tiba-tiba kembali berjalan sebagaimana lima tahun lalu.
Ekhem, oke, satu tiba-tiba diisengin setan, dua hampir mati keselek bakso, selanjutnya apalagi coba?
Aku bukannya terlalu dini menarik kesimpulan namun ya aku merasa bahwa... Akan ada perubahan? Atau pengembalian mungkin? Entahlah.
Netraku berpokus pada jalanan yang tidak padat. Aku menguap, hoamm~
'ee? Apetu?'
Aku menyipit ketika menangkap sesuatu berdiri dibawah pohon sawit. Sesuatu itu adalah pria berperawakan tinggi besar dengan raut wajah yang terlihat... Ketakutan?
Oke. Aku tidak mau ambil pusing. Aku mengayuh sepeda lalu melengos begitu saja melewati pria aneh tersebut tanpa sedikit pun menoleh padanya.
'bodo amat!'
Terus saja aku melanjutkan perjalanan. Aku tidak ingin menambah masalah lagi. Cukup masalah keuangan saja, yang lain jangan.
•
•
Aku kembali melanjutkan perjalanan sampai akhirnya aku memasuki kawasan kampungku. Oh iya, langit sudah berubah oren, aku pulang sekolah memang selalu Maghrib karena jarak rumah dan sekolah yang lumayan jauh.
Eum.. sebenarnya mama dulu pernah menawariku untuk diantar jemput saja namun aku BIG NO.
Aku sayang duit.
"Yuhuuu My sis! Kakak pulang ehehee~" Aku masuk kerumah dengan cengengesan. Kudapati adikku yang sedang menimang kucing.
Adikku pencinta kucing. Apa itu sebutannya? Cat lovers kah? Ya, itulah.
Kutatap lekat wajah itu, wajah pendengar cerita-cerita random ku.
Wajah yang mirip monyet garang itu.. eh! Maksudnya wajah adikku.
...(( komentator L : ampun Kaunnieeee!! Cape ketawa akutuuhh😭 ))...
Aku tidak pernah bercerita apalagi sampai curhat pada orang lain. Mulai dari teman, mama, sampai Starla.
Tapi adikku, ia tidak termasuk.
Adikku adalah sebuah pengecualian.
Namun tetap saja cerita yang kusampaikan kepadanya sudah lulus seleksi 'pantas' versi aku.
Ah iya, untuk kejadian dijahili hantu tadi malam itu tidak lulus seleksi sehingga aku memilih untuk menceritakan cerita memalukan yang kualami tadi siang saja.
"Kamu tau nggak, de?"
"Enggak." Adikku memotong cepat, membuat rautku yang awalnya excited langsung berubah menjadi emot batu.
Gini nih kalau bocah yang lahirnye dari bokong, emang rada-rada asyu dan kampret dikit emang.
Aku mengambil nafas lalu menghembuskannya. Sabar disayang pacar. Eh, kapan aku punya pacar? "Tadi kakak hampir metong de, metong secara konyol lagi.. tapi untung nyawa kakak ada tiga belas jadi tadi kakak gak jadi mati." Ujarku bercerita dengan raut dramatis.
Krik krik krik..
Wajah lempeng adikku membuat tanganku tanpa sadar menjitaknya.
Pletak!
"Adududuhh!! KAUUUU!! Kebiasaaannn banget," adik berteriak nyaring, suaranya melengking.
Sungguh khas.
Aku memutar bola mata, benar-benar tidak perduli dengan adikku yang mengaduh sembari mempelototi tajam, aku kembali melanjutkan ceritaku dari A sampai Z.
