NovelToon NovelToon
Cherish My Love!

Cherish My Love!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen Angst / Keluarga
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Writle

Masa remaja, masa yang penuh akan rasa penasaran, rasa ingin mencoba dan juga rasa yang sulit dimengerti bernama Cinta.
Ini adalah kisah Cinta enam orang remaja SMA, dengan segala problematika mereka yang beragam rasanya.
Pahit, asam dan manis seperti rasa Jeruk, Blueberry dan juga Cherry.

Yuk ikuti keseruan cerita mereka di sini. 🐢

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Writle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seperti Dulu?

*Cup!

Namun gadis itu betulan menciumnya, ah ralat, maksudnya mengecupnya di pipi. Irsyam yang tidak menyangka hal itu akan terjadi hanya mematung kini, giliran Ara yang terkekeh geli melihat reaksi teman sekelasnya satu ini.

... 🍒🍒🍒...

“Ekhem.” Irsyam yang sudah bisa mengendalikan rasa terkejutnya kemudian kembali membuka suara.

Ia juga sudah kembali ke mode jahilnya, berniat membalas Ara. Ia melihat Ara dari ujung kaki sampai atas kepala, mulai tersenyum menyebalkan lalu berkata,

“Lo nggak mau nanya, siapa yang gantiin baju lo pake piyama?”

Ara membulatkan mata, lantas menoleh cepat pada pria di hadapannya, raut wajahnya seolah menatap tidak percaya.

“Kamu?” Tanyanya menunjuk Irsyam dengan gerak bibirnya, karena saking kagetnya ia tak sanggup mengeluarkan suara

“Iyalah siapa lagi.” Jawab Irsyam bercanda

Ara sontak mencengkeram baju yang dipakainya lengkap dengan ekspresi putus asa di wajahnya, matanya mulai berkaca-kaca.

“Haha, ekspresi lo lucu.” Kata Irsyam, ia sebenarnya kasihan juga melihat ekspresi Ara

“Bukan lah, bukan gue, yang gantiin tuh bi Sumi.” Akhirnya ia mengurungkan niatnya untuk mejahili gadis itu lebih jauh lagi, karena merasa candaannya keterlaluan.

Ara menghembuskan nafas lega, kemudian menatap marah pada Irsyam sambil menggembungkan pipinya, Irsyam yang melihat itu bukannya takut justru gemas tidak karuan.

“Cobain deh macaronnya, ini cemilan kesukaan gue” Kata Irsyam mengalihkan topik pembicaraan

Ara mengambil sebuah macaron berwarna pink kemerahan, berharap isinya rasa cherry, ternyata strawberry. 🐢Don’t Judge a book from it’s cover.

“Enakan juga molen, onde-onde atau putu ayu.” Kata Ara setelah menghabiskan sebuah macaron ditangannya.

“Gue nggak pernah denger makanan kayak gitu.” Balas Irsyam, Ara hanya tercengang mendengarnya.

‘Makanan orang kaya memang beda ya?’ Batinnya bertanya-tanya

Karena tidak ada lagi yang membuka suara, Ara kemudian meneguk susu cherrynya hingga habis tak bersisa.

“Pelan-pelan minumnya, gue nggak minta.”

Ara tidak menanggapi ucapan pria di depannya, sedangkan si Pria menatap sudut bibir kemerahan dengan noda susu di sana, tangannya gatal ingin menyeka, namun ternyata si empunya melakukan hal itu terlebih dahulu, Ara menyeka mulutnya sendiri dengan tisu.

“Lihat apa?” Tanya Ara

“Minum lo belepotan.”

“Maaf deh ya, aku nggak pernah ikut les table manner soalnya.”

Bukan, Irsyam bukan bermaksud menghina atau tidak suka dengan cara makan Ara yang justru tampak clumsy-clumsy lucu menurutnya, tapi ia hanya kesal karena terlanjur melihat noda itu di bibir Ara tapi tidak bisa menyekanya, membuat keinginannya untuk menyentuh bibir gadis itu tambah meronta-ronta.

“Aku Pulang ya, terima kasih, dan maaf sudah merepotkan.” Kemudian bangkit dari duduknya hendak pergi dari sana

“Nggak, lo nggak boleh pulang, istirahat dulu.” Balas Irsyam menghalangi kepergian Ara.

“Kenapa? Aku udah sehat kok.”

“Nurut! Perintah dokternya gitu.”

Ara kembali duduk di sofa setelah mendengar perintah mutlak dari si Tuan rumah, di sisi lain ia bersyukur Irsyam masih membiarkannya tinggal sedikit lebih lama, karena jujur Ara belum siap menghadapi masalah keluarganya, belum siap melihat Mama dan Ayahnya. Pengecut memang, tapi beberapa manusia juga begitu bukan? Beberapa dari kita cenderung lari atau bersembunyi dari masalah yang harus dihadapi bukannya mencari solusi dan Ara hanya bersikap manusiawi.

“Lo istirahat aja di kamar yang lo pake tadi malem.” Lanjut Irsyam

Ara hanya memandangi lelaki yang berdiri di hadapannya itu, lalu menganggukkan kepalanya sekilas

“Kalau mau apa-apa di kulkas yang ada di kamar lo, ambil aja.”

“Iya” Pandangan Ara kini terarah ke mata hitam kehijauan yang tampak melembut tak setajam biasanya

“Kalau mau yang lain tapi nggak mau keluar kamar panggil bi Sumi, lo udah diajarin caranya kan sama Luan tadi?”

“Iya.” Lalu tatapannya turun ke hidung mancung teman sekelasnya itu

“Kalau Ada apa-apa telepon gue aja.”

“Iya.” Ara akui Syamsyi memang sosok yang sangat tampan, setiap fitur di wajahnya tampak dipahat dengan sempurna oleh yang maha kuasa, kini tatapan matanya beralih ke bibir yang tengah berbicara.

“Jangan pulang sebelum gue pulang sekolah.”

“Iya.”

“Kalau mau cium bilang aja.”

“Iya.”

“Heh?” Ara tersadar dengan pertanyaan terakhir yang diajukan padanya.

“Nggak” Kata Ara lagi mengalihkan pandangan

Irsyam hanya tersenyum

“Tahu kok gue ganteng, tapi nggak usah diliatin segitunya.”

Ara menundukkan kepala tak berani membantah karena memang begitu adanya

Irsyam berlutut di hadapan gadis yang tengah duduk di sofa itu, menatap Ara dari sudut yang lebih rendah

“Poni kamu udah mulai panjang lagi kayak dulu.” Tangannya terulur menyentuh helai rambut depan Ara sedikit menyingkapnya untuk melihat wajah si empunya.

‘Kamu? Dulu?’ Batin Ara

Mereka berdua baru berjumpa saat masa mos SMA itu berarti mereka baru saling bertatap muka sekitar kurang lebih dua bulan lamanya. Lalu apa yang dimaksud ‘dulu’ oleh pria di hadapan Ara ini

“Dulu kapan?” Tanya Ara akhirnya

Lelaki itu tampak terkejut lalu menarik tangannya

“Udah jam delapan, gue harus berangkat.” Kata Irsyam beranjak berdiri dan hendak pergi dari sana

Tangan kanan Ara menggenggam pergelangan tangan kiri lelaki itu, lalu berdiri menghadapnya.

“Jelasin, dulu maksudnya kapan?” Tuntut Ara, karena Ara sangat Ingat saat masuk SMA ia memotong poninya lebih pendek, tidak sepanjang biasanya.

Irsyam tidak menjawab, ia hanya mencoba melepaskan genggaman Ara dari tangannya, namun Ara tidak semudah itu melepaskannya, Irsyam menarik tangannya kencang-kencang sampai gadis itu terhuyung ke depan dan menabrak tubuhnya, menyebabkan tubuh Irsyam yang tidak siap menopang juga ikut limbung terdorong ke belakang

*Brug

Ara sukses menimpa Irsyam, mereka jatuh bertumpukan

*Deg

*Deg

*Deg

Suara jantung yang berdetak teramat cepat itulah yang di dengar Ara tepat di telinga kirinya yang tak sengaja mendarat di atas dada bidang milik si laki-laki, detak itu seirama sama cepatnya dengan detak jantung yang Ara miliki.

Ara menggerakkan tangannya untuk menopang tubuhnya, hendak bangkit dari posisi mereka, namun tangan kiri Irsyam di pinggangnya menahan pergerakan Ara. Ara menolehkan kepala menatap pria yang ada di bawahnya, semua kalimat protes yang hendak dilayangkannya mendadak terlupa. Tatapannya terkunci pada manik lain di hadapannya, iris hitam bernuansa emerald itu seakan tajam sekaligus teduh.

Begitu juga Irsyam yang melihat tepat di  manik hitam keunguan milik Ara, binarnya cantik seolah seluruh galaksi terperangkap di dalamnya. Setelah puas menyelami mata gadis itu pandangannya turun ke bibir, tangan kanannya yang bebas tanpa sadar terulur menyentuh bagian yang tampak plumpy semerah buah cherry bagian yang ingin ia sentuh sedari tadi. Mungkin karena terbawa suasana Ara mulai memejamkan mata sedangkan Irsyam mulai mendekatkan kepalanya.

“Oh boy, papa mencari kamu di sekolah rupanya kamu berpacaran di rumah.” Kata sebuah suara di Ambang pintu rumah kaca yang terbuka, orang itu menggelengkan kepala dan melipat tangannya di depan dada.

Irsyam dan Ara yang terkaget dengan suara berat yang berwibawa milik pria paruh baya itu langsung bangun dari posisi mereka.

“Papa.” Gumam Irsyam dengan tatapan datarnya

“You’re not happy to see me little boy?” Tanya Pria berkaca mata sambil merentangkan tangannya.

‘Tuan Andhanu Rifqi?’ Batin Ara bertanya-tanya melihat interaksi dua orang di hadapannya.

“Kapan papa pulang?” Timpal Irsyam tanpa menyambut tangan Papanya

“Pagi hari, Papa juga sempat mampir ke sekolahmu dulu tadi.”

“Oh tentu saja, untuk mencari Luan kan? Bukan saya.” Jawab Irsyam lagi.

Irsyam lalu keluar dari rumah kaca meninggalkan sang Kepala Keluarga Andhanu Rifqi yang masih berdiri di sana dengan wajah yang tampak terbiasa dengan tingkah putranya.

#Irsyam’s_point_of_view

Ini sudah lama sekali Aku tidak melihat orang itu, dan kenapa dia selalu melihatku disaat aku melakukan hal-hal yang memalukan, kapan aku bisa membanggakan bagi dia, kapan aku bisa lebih dari Luan di matanya.

Dia bahkan lebih memilih Luan dibandingkan Ibuku. Dia rela ibu pergi demi bisa mengadopsi Luan ke keluarga kami, dia tidak pernah bertanya perasaanku bagaimana, dia mana tahu aku merindukan Ibu yang entah di mana adanya.

Yang ada di pikiran pak tua itu cuma Luan berprestasi, Luan punya potensi, Luan bisa saja menjadi penerus yang baik bagi keluarga ini. Luan, Luan, Luan, selalu nama itu yang keluar dari mulutnya, sebenarnya yang anak kandungnya itu siapa?

Pergi ke sekolah untuk mencariku? Hhaha, yang benar saja, jangan bercanda, mungkin mencari Luan maksudnya. Mana mungkin dia mencari anak yang tidak menguntungkan bagi keluarga. Tentu saja Luan adalah tujuan utamanya. Dan apa katanya tadi? My little boy? Iya, aku memang cuma bocah ingusan yang menghabiskan kekayaan Andhanu bagi dia.

#Author’s_point_of_view

Irsyam pergi dari rumahnya begitu saja, meninggalkan Ara dengan segala kecanggungan yang mulai menguar di dalam rumah kaca.

...♡🍊🫐🍒♡...

1
Mr.sun
🫣
moodbooster🐝
menarik, penggunaan bahasa sangat bagus dan penulisan sangat rapih👍🤍
Writle 🐢: Terimakasihh. 🤍🐢
total 1 replies
Mada Rabka
ceritanya baguss, unik, menceritakan dua pasangan yang berbeda, mantapp 👍🏼semangatt tor 🐢♡
Qaidarra: salken kak
Writle 🐢: Terimakasihh. ♡🐢
total 2 replies
Mr.sun
masih lucu aja 😆
Writle 🐢: Tidak kepikiran jokes lain. 😌☝🏻
total 1 replies
Mr.sun
🤭
Mr.sun
Pepet terus jangan kasih kendorr
Mr.sun
nyaman bangett keliatannya
Mr.sun
semangattttt 🤍
Writle 🐢: Terimakasihh lagii. 💚🐢
total 1 replies
Abu sidiq
Sudut pandang utamanya sering berubah-ubah dan banyak penggunaan bahasa asing jadi sedikit membingungkan, tapi masih lumayan untuk dibaca saat gabut.
Mr.sun
hampir ke Isekai oleh truk Kun
Writle 🐢: Truck chan~
total 1 replies
Mr.sun
kewwreen
Mr.sun
semangattttt🫶🏼
Writle 🐢: Terimakasihh. 💚🐢
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!